Indra Lesmana (lahir 28 Maret 1966) adalah seorang musikus, komponis, produser rekaman dan sound engineer Indonesia. Ia sangat memiliki ketertarikan dengan teknologi audio, albumnya yang bertajuk Tragedi (1984) merupakan kali pertamanya ia terlibat sebagai sound engineer. Pada tahun 1998 ia memproduseri album Sabda Prana oleh Java Jazz. Pada tahun 1999 ia mendirikan sebuah mixing and mastering house yang mengkhususkan diri dalam jazz. Ia telah meracik dan menguasai lebih dari 20 album karya artis Indonesia seperti Andien, Humania, Ermy Kullit, Maliq & D'Essentials, Monita Tahalea dan The Groove.
Biografi
Awal karier
Karier Indra dalam dunia musik dimulai saat usianya baru 10 tahun. Ia tampil bersama ayahnya di Bandung pada bulan Maret 1976 dengan instrumen keyboard. Dua bulan kemudian, bertempat di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indra bermain keyboard dalam sebuah konser jazz yang melibatkan musisi senior seperti Jack Lesmana, Benny Likumahuwa, dan penyanyi Broery Marantika. Tahun 1978, Indra mulai merekam dan merilis album pertamanya "Ayahku Sahabatku". Sejak awal, gaya bermusik Indra telah banyak dipengaruhi oleh gaya John Coltrane, Miles Davis, McCoy Tyner dan Charlie Parker, yang dipelajarinya melalui rekaman mereka.
Tahun 1978, Indra bersama ayahnya berkesempatan pergi ke Australia untuk tampil dalam pekan budaya ASEAN Trade Fair. Saat itulah, atas saran ayahnya, Indra mencoba untuk mengikuti ujian masuk di Conservatorium of Music dan akhirnya diterima. Atas bantuan Kedutaan Australia, Indra mendapatkan beasiswa penuh untuk sekolah di New South Wales Conservatory School of Music di Sydney. Tak hanya itu, Kementerian Luar Negeri Australia pun memberikan izin menetap bagi Indra dan keluarganya.
Karier di Australia
Selama di Australia, Indra mendapatkan banyak ilmu dari Don Burrows, Roger Frampton dan Paul Mc Namara. Karier musiknya berkembang bersama dengan musisi Australia terutama bersama kelompok musik jazz kenamaan, seperti The Basement dan Soup Plus. Indra juga berpartisipasi dalam Manly Jazz Festival setiap tahunnya sampai tahun 1985. Selain itu, Indra juga bertemu musisi jazz tingkat dunia, seperti Chick Corea, Dizzy Gillespie, Mark Murphy, David Baker, dan Terumasa Hino dan beruntung bisa berbagi pengalaman bersama mereka.
Bersama ayahnya, Indra membentuk band bernama "Jack and Indra Lesmana Quartet bersama Karim Suweileh dan James Morrison. Mereka merilis album "Children of Fantasy" tahun 1981 saat berkunjung ke Indonesia. Saat kembali ke Australia, Indra membentuk band yang beraliran latin-jazz-fusion bersama Jack Lesmana, Steve Brien, Dale Barlow, Tony Thijssen and Harry Rivers. Band ini mengunjungi Indonesia bulan Agustus 1982 dan melakukan tur di 13 kota.
Indra mengembangkan gaya jazz-fusion-nya dengan membentuk band baru. Bersama Steve Hunter, Andy Evans, Ken James, Vince Genova, dan Carlinhos Gonzalves, Indra membentuk "Nebula" tahun 1982. Dalam album pertama mereka bertajuk "No Standing" terdapat 4 karya original Indra (No Standing, The First, Sleeping Beauty, ‘Tis time to part) dan ciptaan Steve Hunter, Samba for ET. Tahun 1983, Indra bergabung dengan Sandy Evans, Tony Buck dan Steve Elphick membentuk band beraliran jazz modern "Women and Children First". Album perdana mereka direkam tahun 1983.
Karier di Amerika
Bakat bermusik Indra tercium oleh industri jazz Amerika. Zebra Records, perusahaan rekaman cabang dari MCA Records, menyatakan keinginan mereka untuk merilis album "No Standing" sebagai album solo Indra Lesmana. Kesepakatan tercapai tahun 1984 dan album tersebut dirilis di Amerika Serikat. Indra pindah ke Amerika Serikat tahun 1985.
Ia pun membuat rekaman di Mad Hatter Studio dengan Vinnie Colaiuta, Michael Landau, Jimmy Haslip, Airto Moreira, Charlie Hadden, Bobby Shew, dan Tooty Heath untuk albumnya yang bertajuk "For Earth and Heaven". Album tersebut di rilis tahun 1986 dan menjadi album internasionalnya yang kedua bersama Zebra Records. Kedua singelnya, "No Standing" (dari album "No Standing") dan dan "Stephanie" (dari album "For Earth and Heaven") berhasil menduduki Billboard Charts untuk Jazz dan nomor satu di tangga lagu radio di Amerika Serikat.
Karier di Indonesia
Tak hanya dengan musisi jazz dunia, Indra pun sering kali berkolaborasi dengan musisi jazz tanah air. Sebut saja Gilang Ramadhan yang telah beberapa kali membuat kelompok musik dan album bersama, diantaranya mereka tergabung dalam PIG (bersama Pra Budi Dharma), Java Jazz (bersama Mates, Donny Suhendra dan Embong Rahardjo).
Indra menjadi ikon jazz Indonesia dan menjadi musisi paling aktif dengan lebih dari 200 komposisi original, dan hampir 50 album, dengan 18 album solonya. Selain itu, Indra pun menjadi memproduseri beberapa album artis kenamaan tanah air, seperti Titi DJ (album Ekspresi), Sophia Latjuba (album Hanya Untukmu, Tiada Kata), Ermy Kulit (album Saat yang Terindah). Indra juga menggarap album soundtrack Rumah Ketujuh, yang diproduseri kakaknya, Mira Lesmana.[1][2]
Penampilan internasional
Pada tahun 2008, Indra Lesmana diundang untuk tampil di acara Asia-Pacific Weeks di kota Berlin, Jerman. Tampil bersama dua sahabat lamanya, Gilang Ramadhan dan Pra Budidharma, trio ini berhasil memukau para penonton di House of World Culture, Berlin.
Pada tahun 2011, album Love Life Wisdom album karya LLW (Indra Lesmana, Barry Likumahuwa, dan Sandy Winarta) berhasil masuk peringkat ke-18 sebagai Most Downloaded Albums di iTunes.[3]
Pada bulan Desember 2011, Indra Lesmana, Barry Likumahuwa, dan Sandy Winarta yang tergabung dalam band LLW tampil di Blue Note Tokyo, sebuah klub jazz prestisius di Tokyo, Jepang. Mereka menjadi perwakilan Indonesia pertama yang tampil di klub jazz kelas satu tersebut. LLW tampil bersama penyanyi Dira Sugandi dan rapper Kyriz.
Pada Mei 2012, Everette Harp, saksofonis asal Los Angeles, Amerika Serikat, dan Indra Lesmana Quartet, yang terdiri dari Indra Lesmana, Barry Likumahuwa, Sandy Winarta, dan Denny TR, melakukan tur Asia ke tiga negara: Malaysia, Indonesia, dan Jepang. Di Malaysia, mereka tampil di Kuala Lumpur International Jazz Festival. Di Indonesia, dua malam penampilan mereka di Red White Jazz Lounge, di Kemang, Jakarta Selatan dipenuhi penonton. Sedangkan di Jepang, empat penampilan mereka dalam dua hari di Blue Note Tokyo juga meraih simpati besar dari para penonton lokal.[4]
Karier di luar musik
Indra Lesmana dan Istrinya, Hanny Trihandojo memulai sebuah perusahaan rekaman bernama Inline Music pada tahun 2000. Sejak berdirinya, Inline Music telah memproduksi beberapa album dari beberapa musisi ternama seperti Monita Tahalea dan grup Java Jazz.[5]
Pada tahun 2010, Indra juga membuka Red White Jazz Lounge, sebuah klub jazz di kawasan Kemang, Jakarta. Klub jazz ini menyuguhkan penampilan musik jazz 5 malam dalam seminggu.[6]
Pada tahun 2011, Indra juga mulai kembali mengajar kelas privat improvisasi jazz.
Kehidupan pribadi
Indra pernah berpacaran selama 8 tahun dengan Titi DJ dan sempat berkolaborasi dengan membuat beberapa album dan lagu. Namun akhirnya Indra menikah dengan Sophia Latjuba, pada tanggal 31 Mei1992 dan mempunyai seorang anak perempuan, Eva Celia Latjuba. Namun pernikahan tersebut kandas pada 1998.[7]
Pada tanggal 22 Maret1999, Indra pun menikah lagi dengan Hanny Trihandojo (yang nama aslinya adalah Virta Dwi Handaryati Trihandojo) dan dikaruniai dua anak yaitu Devo Lesmana dan Ravi Lesmana.