Bubi Chen (9 Februari 1938 – 16 Februari 2012) adalah seorang pemusik jazzIndonesia. Saat berusia 5 tahun oleh ayahnya Tan Khing Hoo, Bubi diserahkan kepada Di Lucia, seorang pianis berkebangsaan Italia, untuk belajar piano. Saat itu Bubi belum bisa membaca apalagi memahami not balok. Meskipun begitu, Bubi Chen bisa mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh Di Lucia karena Bubi Chen sudah terbiasa melihat kakak-kakaknya, Jopie Chen, Niko Chen dan Teddy Chen, saat sedang berlatih piano. Bubi Chen belajar pada Di Lucia hingga tahun kemerdekaan Indonesia.
Perjalanan karier
Setelah itu, Bubi Chen mengikuti kursus piano klasik dengan pianis berkebangsaan Swiss bernama Yosef Bodmer. Suatu ketika Bubi Chen tertangkap basah oleh Yosef Bodmer ketika sedang memainkan sebuah aransemen jazz. Bukannya marah, Yosef Bodmer justru berucap, “Saya tahu jazz adalah duniamu yang sebenarnya. Oleh karena itu, perdalamlah musik itu”. Di umur 12 tahun, Bubi Chen sudah mampu mengaransemen karya-karya Beethoven, Chopin, dan Mozart ke dalam irama jazz. Bubi Chen menilai musik jazz memiliki kebebasan dalam menuangkan kreativitas dibanding musik klasik dengan kaidah-kaidahnya sendiri.[1]
Pada tahun 1959, bersama Jack Lesmana, ia membuat rekaman di Lokananta. Rekamannya yang bertitel Bubi Chen with Strings pernah disiarkan oleh Voice of Amerika dan dikupas oleh Willis Conover pada tahun 1960, seorang kritikus jazz ternama dari AS. Ia menyebut Bubi sebagai The Best Pianist of Asia (tahun 1960 Bubi berusia 22 tahun). Bubi juga pernah membentuk "Chen Trio" bersama saudaranya Jopie dan Teddy Chen pada tahun 1950-an. Pada tahun yang sama ia juga bergabung dengan "Jack Lesmana Quartet" yang kemudian berganti menjadi Jack Lesmana Quintet. Menetap di Surabaya, Bubi Chen menularkan ilmu yang dimilikinya. Beberapa di antaranya cukup dikenal antara lain Abadi Soesman, Hendra Wijaya, Vera Soeng dan Widya Kristianti.
[2]
Pada pertengahan tahun 1976, Bubi merilis rekamannya yang berjudul Kau dan Aku, bersama Jack Lesmana, Benny Likumahuwa, Hasan, dan Embong Rahardjo. Selain itu, ada dua buah rekaman lain yang eksotik, berupa eksperimen jazz dengan beat reog. Sedangkan pada tahun 1984, bersama pemain-pemain jazz seperti John Heard, Albert Heath, dan Paul Langosh, ia membuat rekaman di Amerika dan diedarkan di Indonesia. Rekaman itu diberi judul Bubi di Amerika.[3]
Bubi Chen telah merilis banyak album, beberapa di antaranya: Bubi Chen And His Fabulous 5, Mengapa Kau Menagis, Mr.Jazz, Pop Jazz, Bubi Chen Plays Soft and Easy, Kedamaian (1989), Bubi Chen and his friends (1990), Bubi Chen - Virtuoso (1995), Jazz The Two Of Us (1996), All I Am (1997) dan banyak lagi.[4] Beberapa catatan kritikus yang pernah dibuat antara lain sebagai berikut: Menanggapi karya Bubi Chen seorang Harry Roesli pernah menulis:
Bayangkan, sebuah otonomi estetik kecapi-suling disusupi secara indah oleh Bubi Chen dengan bentuk improvisasi dan subtitusi jazz. Bayangkan sebuah harmoni sakral dan hampir minimalis, dibayangi oleh idiom-idiom jazz dari permainan Bubi Chen dengan akur-akur seluas-luasnya, bahkan dengan teknik super-impossion yang demikian modern. Secara teknik saja, hal itu sudah menarik. Tetapi ini lebih dari itu, Bubi Chen total, lentur, "kawin" dengan pakem-pakem kecapi-suling, tanpa menghilangkan karakter dia yang kuat, juga kentalnya sentuhan dan rasa seorang Bubi Chen. Makanya, hal ini bisa disebut "Hebat"
Atau komentar musisi Iskandarsyah Siregar, saat bermain bersama di event Java Jazz "sepertinya Buby sulit memisahkan napas dengan musiknya". Karyanya di luar negeri. Misalnya, radio KFAI 90.3 FM di Minneapolis, KUSP 88.9 FM Santa Cruz,[2] di CaliforniaAmerika Serikat yang menyiarkan nomor dari Bubi Chen dalam acara Global Beat. Bubi menikah dengan Anne Chiang pada tahun 1963 di Surabaya, dan kini adalah ayah empat anak.
Pada tahun 2004, Bubi Chen menerima penghargaan Satya Lencana pengabdian seni dari mantan presiden Megawati. Setahun kemudian, pada tahun 2005, Peter F. Gontha pada gelaran Java Jazz Festival yang pertama memberikan penghargaan sebagai musisi Jazz Living Legend kepada Bubi Chen. Bubi Chen juga mendapatkan Life Achievement Award dari gubernur Jawa Timur karena dinilai telah memperkenalkan Surabaya ke dunia internasional melalui musik jazz. Penghargaan tersebut diberikan pada gelaran Wismilak The Legend of Jazz yang diadakan pada awal tahun 2010.[1]
Pada tanggal 16 Februari 2012, Bubi Chen meninggal dunia pada usia 74 tahun di Rumah Sakit Telogorejo, Semarang setelah cukup lama mengidap penyakit diabetes melitus.[5] Rencananya, Bubi Chen akan dimakamkan di kota kelahirannya di Surabaya.
Pendidikan
SD & SMP di Surabaya (1944-1947)
SMA St. Louis di Surabaya (1948-1951)
Kursus piano klasik dengan de Lucia (orang Italia, 3 tahun: Surabaya 1943-1945)
Kursus Piano klasik dengan Josef Bodmer (orang Swiss, 8 tahun: Surabaya 1946-1954)