Karim Suweileh
Perjalanan karierSejak kecil sudah mulai belajar dan membina kariernya dalam dunia musik di kota kelahirannya Surabaya. Karim kecil sangat suka mendengarkan bunyi-bunyian drum . Gurunya yang pertama adalah Samboyan, seorang peniup trompet asal Filipina. Kakak tertuanya Awad Suweileh, adalah seorang drummer dan pemain conga di Surabaya pada era 1960-an, sedangkan kakaknya Dullah Suweileh juga seorang pemain perkusi (conga, bongo) dan drum. Pada tahun 1960-an ia telah banyak bermain di klub-klub malam dan juga hotel.[1] Hijrah ke Jakarta pada tahun 1970, kemudian pada tahun 1971 mulai bermain bersama Nick Mamahit dan Wimpi Tanasale di Oasis Restaurant, Jl. Raden Saleh. Tahun 1972, berjumpa Jack Lesmana dan diajak untuk mengisi suatu acara di TVRI pada waktu itu yang berjudul Nada & Improvisasi. Pada tahun 1974 secara tidak sengaja bertemu Jopie Item kawan lamanya di Surabaya, kemudian Karim megajak Jopie bergabung mengisi acara jazz bersama Jack Lesmana Pada tahun 1979 - 1981, menetap di Sydney, Australia untuk belajar musik sekaligus bermain musik di klub-klub Jazz di kota tersebut, sambil menambah pengalaman dan jam terbang dalam bermain jazz. Di negeri ini untuk pertama kalinya, ia membeli drum sendiri dengan merek Tama, seharga 1.500 dollar Australia pada waktu itu. Dengan alat itu, ia mulai bermain dengan Bill Saragih dan Jack Lesmana, yang sudah lebih dulu tinggal di sana. Pada tahun 1982, ia kembali ke Jakarta, bekerja di Garden Hotel di Kemang, satu-satunya klub Jazz di Jakarta. Pada tahun 1985, ia bergabung dengan Bhaskara Band bersama kakaknya Dullah Suweileh, penggesek biola Luluk Purwanto, Kiboud Maulana, Bambang Nugroho, Nunung Wardiman dan tampil di North Sea Jazz Festival, Den Haag, Belanda untuk yang pertama kalinya. Bersama Bhaskara, Karim sempat merilis 3 Album. Pada masa-masa itu Karim juga sering membantu Jack Lesmana untuk proyek-proyek rekaman artis Jazz seperti Margie Segers, Ermy Kulit, Rien Djamain, Utha Likumahuwa dan kadang juga membantu Ireng Maulana. Ia juga turut membentuk berdirinya grup musik Funk Section bersama Chris Kayhatu, Yance Manusama, Jopie Item dan Embong Rahardjo. Pada tahun 1984, ia sempat tur keliling Eropa bersama Funk Section. Ia juga pernah menjadi produser untuk rekaman piano Didi Chia yang berjudul Rest & Rilex. Pernah pula bermain di Hotel Borobudur, Jakarta memainkan Jazz Mainstream. Selain itu, secara rutin pada sekitar tahun 90an sering tampil di klub Jamz milik pengusaha Peter F. Gontha dengan grup yang dipimpinnya sendiri yang bernama O Band, bersama Matez, Joko WH, Jacky, Khairul dan penyanyi Margie Segers. Disamping bermain ia juga sibuk mengajarkan permainan drum secara privat di Jakarta. Pada tahun 2000 bersama musisi-musisi muda membentuk Forte Band yang sering tampil secara rutin di Jakarta Hilton International.[2] DiskografiBersama Bhaskara
Referensi
Pranala luar |