Marsekal TNI (Purn.) Hanafie Asnan (lahir 7 November 1945) adalah Kepala Staf TNI Angkatan Udara Indonesia dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2002.
Karier Militer
Hanafie Asnan lulusan SMA Negeri 5 Surabaya tahun 1964 dan memulai kariernya setelah lulus dari Akademi Angkatan Udara tahun 1969. Mengawali karier sebagai militer di TNI Angkatan Udara setelah ia menyelesaikan pendidikan di Akabri Bagian Udara pada tanggal 1 Desember 1969. Sebelum dilantik menjadi Letnan Udara Dua, Hanafie beserta rekan seangkatannya dilengkapi dengan pendidikan Sekolah Para dan Komando. Lulus Sekolah Penerbang Angkatan ke-16 pada tahun 1967 yang kemudian dilanjutkan untuk mengikuti Sekolah Instruktur Penerbang (SIP) di Wing Pendidikan Terbang Pangkalan Udara Adisucipto, Yogyakarta pada tahun yang sama. Pendidikan jenjang dan pengembangan lain yang dilaluinya di antara Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (Sekkau) pada saat berpangkat kapten diikutinya tahun 1980 dan pernah mengikuti Kursus Manajemen di Dephankam pada tahun 1992.
Pendidikan yang dilalui tidak saja dilakukan di dalam negeri tetapi ada beberapa pendidikan jenjang dan pengembangan yang ditempuhnya di luar negeri di antaranya, Kursus Transisi dan Konversi beberapa jenis pesawat latih dan pesawat-pesawat tempur, Special Joint Warfare and Forward Air Control di RAAF (Royal Australia Air Force) pada tahun 1975, A-4 Convertion and Instructor Pilot Course di New Zealand (RNZAF) pada tahun 1979, Seskoau di Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF) pada tahun 1983, International Defence and Management Course (IDMC) di Montrey,Amerika Serikat pada tahun 1987 dan Royal College of Defence Studies (RCDA) di Inggris pada tahun 1993 dan Sistem Approach to Management (1995).
Kebijakan
Beberapa kebijakan dan langkah-langkah selama menjabat sebagai Kasau yang pada saat itu bangsa Indonesia tengah mengalami masa transisi perpindahan Orde Baru kepada Orde Reformasi diambilnya dengan penuh ketegasan. Memanfaatkan momentum tersebut maka beberapa langkah diambil seperti memasang foto bapak Laksamana Muda Udara Omar Dani di deretan foto para mantan Kepala Staf Angkatan Udara, yang pada masa sebelumnya tidak pernah terpasang serta mendorong dan mendukung para mantan pejabat senior TNI Angkatan Udara selaku pelaku sejarah untuk menulis buku-buku di seputar kejadian pada tanggal 30 September 1965. Kebijakan lainnya adalah memutuskan dan mengukuhkan bapak Laksamana Udara Raden Soerjadi Soerjadarma sebagai Bapak AURI, mengukuhkan kembali sebutan “Karbol” bagi Taruna AAU, Memindahkan makam Bapak Marsekal Muda (Anumerta) Abdulrahman Saleh dan ibu Abdulrachman Saleh dari pemakaman Kuncen II, Yogyakarta serta makam Bapak Marsekal Muda (Anumerta) Adi Sucipto dan Ibu Adisutjipto dari pemakaman Kuncen I ke lingkungan Monumen Perjuangan TNI AU Ngoto, Yogyakarta pada tahun 2000. Penetapan nama-nama senior Angkatan Udara dilingkungan Pendidikan Tinggi Yasau seperti Universitas Suryadarma (Unsurya) Jakarta, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA), Yogyakarta dan Universitas Nurtanio (Unnur), Bandung.
Jabatan Militer
- Penerbang di Wingdik 1 Adisutjipto,
- Perwira Penerbang di Wing Operasi 002 Pangkalan Udara Abdulracman Saleh
- Instruktur Penerbang Tidak Tetap di Sekolah Penerbang TNI AU Wingdik 1 Adisutjipto
- Flight Leader Skadron Udara 3 Wing Operasi 002 Pangkalan Udara Abdulracman Saleh
- Kepala Seksi Latihan Wing Operasi 002 Pangkalan Udara Abdulracman Saleh
- Perwira Penerbang Wing 300 Kohanudnas
- Perwira Operasi Skadron Udara 11 Wing 300 Kohanudnas
- Karorenbang Sops Wing 300
- Perwira Operasi Skadron Udara 12 Wing 300
- Komandan Skadron Udara 12 di Pangkalan Udara Pakanbaru
- Pabandya Latops Staf Operasi Kohanudnas
- Komandan Wing Taruna AAU
- Direktur Operasi AAU
- Wadan Lanud Iswahyudi
- Komandan Pangkalan TNI AU di Iswahyudi pada tahun 1994
- Panglima Koopsau II (1996)
- Asisten Logistik Kasau (1997)
- Kepala Staf Angkatan Udara (26 Juni 1998 - 2002)
Penghargaan
Referensi
Pranala luar