Pada tahun 1992, ia menjadi Presiden Republik Federal Yugoslavia, yang terdiri dari Serbia dan Montenegro. Pada Malam Natal Ortodoks Timur pada Januari 1993, Ćosić muncul di televisi Serbia untuk mengingatkan tuntutan "kapitulasi nasional" yang datangnya dari Barat. "Jika kita tidak menerima, kita akan dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi dan menghadapi serangan tentara yang paling kuat di dunia". Kekuatan-kekuatan luar, katanya, bertekad untuk mengsubordinasikan "orang-orang Serbia di bawah hegemoni Muslim."[2] Pada tahun berikutnya, Ćosić berbalik melawan Slobodan Milošević, dan meletakkan jabatannya karena alasan itu.
Pada tahun 2011, sebuah tipuan internet menyebabkan sebuah televisi Serbia yang dikelola oleh negara mengumumkan hal yang salah, yakni Ćosić dianugerahi Hadiah Nobel Sastra. Hadiah Nobel tersebut sebenarnya dimenangkan oleh Tomas Tranströmer.[4]
Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Dobrica Ćosić.