Dalam mitologi Hindu, Dilipa (Sanskerta: दिलीप; Dilīpa) adalah nama raja dari kalangan Dinasti Surya atau Suryawangsa, keturunan Ikswaku, yang memerintah Kosala dengan pusat pemerintahan di Ayodhya. Tercatat ada dua Dilipa dalam Dinasti Surya, yaitu Dilipa putera Ansuman dan Dilipa putera Duliduha alias Khatwang Dilipa. Dilipa putera Ansuman lebih dahulu lahir dan menjadi leluhur Khatwang Dilipa.
Dilipa putera Ansuman
Dilipa putera Ansuman merupakan salah seorang raja dari kalangan Dinasti Surya. Sebelum Dilipa naik tahta, enam puluh ribu kakeknya tewas terbakar karena mereka melakukan suatu kesalahan terhadap Resi Kapila. Untuk menyucikan arwah kakeknya, Dilipa mencoba melakukan tugas yang berat, yaitu membawa Gangga turun dari surga karena hanya air suci Gangga yang dapat membersihkan arwah gentayangan supaya mereka mampu mencapai surga. Namun ia tidak berhasil melakukannya. Setelah Dilipa wafat, ia digantikan oleh Bhagiratha.
Ramayana mengatakan bahwa meskipun Raja Dilipa hidup dalam kemegahan, tetapi ia wafat dalam kesedihan karena tidak mampu membawa Gangga turun ke bumi untuk menyucikan arwah kakeknya.
Dilipa putera Duliduha
Dilipa putera Duliduha alias Katwang Dilipa merupakan seorang raja gagah berani dari kalangan Dinasti Surya. Ia tidak dianugerahi seorang anak pun sehingga membebani pikirannya. Dalam persoalan untuk mendapatkan keturunan, ia mendapat nasihat dari Resi Wasista. Sang Resi berkata bahwa ketika Dilipa pulang setelah bertarung dengan para dewa, ia tidak menyampaikan salam sebagai rasa hormat kepada Kamadhenu, seekor sapi keramat, tetapi hanya lewat dan mengabaikannya begitu saja. Karena Kamadhenu merasa marah, maka ia mengutuk Dilipa agar tidak memiliki keturunan. Kemudian Resi Wasista menyarankan agar Dilipa melayani sapi Nandini, puteri sapi Kamadhenu, untuk meniadakan kutukan yang menimpanya.
Dengan setia, Dilipa melayani Nandini selama dua puluh satu hari. Ia tidur di mana pun Nandini tidur, makan ketika Nandini makan, dan memandikan Nandini serta merawatnya dengan penuh kasih sayang. Pada hari kedua puluh dua, ketika Nandini sedang merumput, tiba-tiba muncul seekor singa hendak memakannya. Dilipa ingin membunuh singa tersebut, tetapi ia tidak bisa sebab sang singa mengeluarkan mantra sehingga Dilipa tak bisa bergerak, hanya mampu berbicara saja. Dilipa memohon kepada sang singa agar ia mengabaikan sapi Nandini dan sebagai gantinya ia bersedia dimakan untuk menggantikan Nandini. Karena melihat ketulusan hati Dilipa, sapi Nandini sangat terharu. Ia kemudian menjelaskan bahwa peristiwa tersebut hanya dirancang untuk menguji kesetiaan Dilipa. Kemudian Nandini menyingkirkan kutukan yang menimpa Dilipa sehingga Dilipa mampu memiliki keturunan. Ia memiliki putera bernama Raghu yang berarti "Ia yang mengerti sastra dan menaklukkan musuh dalam peperangan".
Lihat pula
Pranala luar