Daniel di Gua Singa merupakan bab 6 dari Kitab Daniel yang menceritakan kisah dari Daniel yang selamat dari singa-singa atas karunia dari Yahwe "karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya" (Daniel 6:22).[1] Kisah ini bersifat paralel dan melengkapi Bab 3 kitab ini yang dimulai atas rasa cemburu atas non-yahudi terhadap Yahudi sukses yang mengakibatkan atas munculnya perintah dari penguasa agar mereka menyesuaikan agama mereka terhadap perintah ini yang diakhiri dengan dikirimkan mukjizat sehingga raja tersebut mengakui kehebatan Dewa Yahudi.[2] Kisah-kisah yang membentuk bab 1–6 dari Kitab Daniel berasal tidak lebih awal dari periode Helenistik (abad ke-3 hingga ke-2 SM).[3] Kemungkinan besar awalnya bab 1-6 diperkirakan berdiri sendiri dan sudah lama tersebar di awal periode Helenistik dan akhir periode Persia dan sisa bab selanjutnya dikembangkan dan bab-bab selanjutnya mengambil inspirasi secara teologi dan sastra dari Bab 7.[4]
Kisah Daniel dilemparkan ke gua singa terjadi kembali pada Bab 14 dari kitab ini.[5] Namun, bab ini dinyatakan sebagai sebagai deuterokanonika. Kedua bab bersamaan dengan Bab 13, tidak diakui oleh Yahudi Rabinik dan sebagian besar umat Kristen Protestan bahkan dinyatakan sebagai apokrifa. Namun, bagian ini dianggap kanonik oleh umat Katolik dan Kristen Ortodoks Timur[6]
Ringkasan cerita
Pada Bab 6 Kitab Daniel, Daniel diangkat ke jabatan tinggi oleh raja Darius orang Media. Namun, para pesaing Daniel yang iri padanya berusaha menjebak Darius agar mengeluarkan dekrit bahwa selama tiga puluh hari, tidak seorang pun boleh berdoa kepada dewa atau manusia mana pun selain kepada Darius sendiri. Siapa pun yang melanggar perintah ini akan dilemparkan ke kandang singa. Meskipun demikian, Daniel yang taat tetap berdoa setiap hari kepada Allah Israel. Raja Darius, meskipun sangat sedih, tidak punya pilihan selain menghukum Daniel dengan hukuman mati, karena hukum orang Media dan Persia tidak bisa dibatalkan. Dengan harapan agar Daniel diselamatkan, Darius memerintahkan Daniel dilemparkan ke dalam kandang singa. Pada waktu fajar, raja bergegas menuju tempat itu dan dengan cemas berseru, bertanya apakah Allah telah menyelamatkan sahabatnya. Daniel menjawab bahwa Allah telah mengirim malaikat-Nya untuk menutup mulut singa-singa itu, "karena aku didapati tidak bersalah di hadapan-Nya." Kemudian, raja memerintahkan agar orang-orang yang telah bersekongkol melawan Daniel, bersama istri dan anak-anak mereka, dilemparkan ke kandang singa sebagai gantinya. Darius juga memerintahkan agar seluruh dunia menghormati dan takut kepada Allah Daniel.[7]
Berfokus pada pengalaman Daniel yang dimasukkan ke dalam gua singa karena dituduh melanggar perintah raja Darius. Daniel diselamatkan dan sebaliknya orang-orang yang menuduhnya dilemparkan ke dalam gua itu dan mati dimakan singa.
Berdasarkan pekerjaan Wayne S. Towner,[10] John E. Goldingay membagi isi pasal ini dalam struktur khiastik seperti di bawah ini,[11] yang didukung oleh Ernest C. Lucas,[12] serta dibahas oleh Tremper Longman dan David E. Garland.[13]
Darius, orang Media, menerima pemerintahan ketika ia berumur enam puluh dua tahun.[14]
Darius orang Media dalam usia 62 tahun diangkat oleh Koresh Agung sebagai penguasa (raja) Babel kemungkinan sampai meninggalnya, di mana kemudian Koresh yang sebenarnya adalah penguasa seluruh Kerajaan Media dan Persia, memerintah langsung atas bekas wilayah Babel. Daniel 6:28 menunjukkan bahwa Daniel tahu jelas mengenai andil Cyrus dalam merebut kota Babel. Yesaya 13:17; 21:2, mendukung pernyataan Daniel bahwa orang Media merupakan bangsa utama yang menghancurkan Babel. Demikian pula Yeremia 51:11, 28. Darius, sebagai raja yang lemah dan suka berpesta, menyerahkan seluruh kekuasaan kerajaan kepada keponakan laki-lakinya yang enerjetik, yaitu Koresh.[15][16]
Talmud dan midrash menyebutkan bahwa Darius orang Media adalah paman dan sekaligus mertua dari Koresh Agung, yang disegani oleh Koresh. Setelah kematian Darius, barulah Koresh mengambil alih tahta.
Menurut tulisan Xenophon, Cyropaedia (1.5.2), Cyaxares II, yang oleh sejumlah pakar dianggap sama dengan Darius orang Media, meneruskan tahta raja Astyages sebagai penguasa kekaisaran Media, dan ia juga saudara laki-laki Mandane, ibu Koresh Agung (1.2.1, 1.4.7). Dicatat bahwa Koresh, yang merupakan pewaris tahta kerajaan Persia, memimpin tentara gabungan Media-Persia menguasai Babel pada tahun 539 SM, sementara pamannya Cyaxares, raja Media, tinggal di Ekbatana.[17] Cyaxares saat itu sudah berusia lanjut,[18] dan karena Koresh yang memimpin pasukan, maka Koresh yang dianggap sebagai raja dalam dokumen-dokumen Babel. Setelah Koresh mengalahkan Babel, ia mengundang Cyaxares untuk menduduki istana yang disiapkan baginya di Babel, maka Cyaxares memberikan putrinya (saudara sepupu Koresh) menjadi istri Koresh, dengan mahar seluruh kerajaan Media.[19] Cyaxares secara nominal memerintah dari Babel sebagai pemimpin kekaisaran Media-Persia selama dua tahun sampai kematiannnya,[20] meskipun kekuasaan yang sesungguhnya ada di tangan Koresh.[20] Setelah kematian Cyaxares, kekaisaran berpindah tangan secara damai kepada Koresh.[20]
"Berumur 62 tahun": bersesuaian dengan catatan Xenophon [Cyropædia, 8.5,19], mengenai Cyaxares II.[16]
Ayat 2
Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh (120) wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; (TB)[21]
"Wakil-wakil raja" (dalam bahasa Aram: לאחשדרפניא, la·’ă·khash·dar·pə·na·yā, bentuk tunggal: "akhashdarpenin") ini juga disebut "satrap".[22]
Ayat 28
"Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa." (TB)[23]
Ayat 29
Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu. (TB)[24]
Penggambaran dalam seni
Daniel kadang dilukiskan sebagai seorang muda dalam penggambaran peristiwa di pasal ini, padahal James Montgomery Boice menunjukkan bahwa ia tentunya berusia lebih dari 80 tahun waktu itu.[25]
Seniman yang melukiskan kejadian itu termasuk:
Jan Brueghel the Younger, Daniel in the lions' den
David Teniers the Younger, Daniel in the lions' den'
Penomoran ayat
Dalam Alkitab bahasa Indonesia, pasal ini terdiri dari 29 ayat. Dalam Alkitab bahasa Inggris, pasal ini terdiri dari 28 ayat. Perbandingan penomorannya adalah sebagai berikut:
^"Daniel 6". alkitab.sabda.org. Diakses tanggal 2024-10-14.
^Seow, Choon Leong (2003). Daniel (dalam bahasa Inggris). Westminster John Knox Press. hlm. 86–88. ISBN978-0-664-25675-3.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)