* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik
Carlos Alberto Tévez (lahir 5 February 1984) adalah manajer dan mantan pemain sepak bola profesional Argentina. Seorang penyerang yang cepat, ulet, kuat, pekerja keras dan dinamis di masa jayanya, Tevez mampu bermain sebagai striker, sebagai pemain sayap, sebagai penyerang pendukung, atau sebagai gelandang serang. Dia baru-baru ini menjadi pelatih kepala klub Primera División, Independiente.
Pada tahun 2009, Tevez bergabung dengan rival Manchester United, Manchester City. Pada musim 2010-11 ia memenangkan Golden Boot, dan pada musim 2011-12 ia memenangkan gelar Premier League. Pada tahun 2013, ia bergabung dengan Juventus, di mana ia memenangkan dua Scudetti dan trofi lainnya. Dia kembali ke Boca Juniors pada Juni 2015, sebelum bergabung dengan klub Tiongkok Shanghai Shenhua pada tahun-tahun berikutnya dalam kesepakatan yang menjadikannya salah satu pesepakbola dengan bayaran tertinggi di dunia. Dia kembali lagi ke Boca Juniors untuk periode ketiga pada tahun 2018, dan memenangkan gelar Primera División 2017–18 dan 2019–20.
Tevez lahir sebagai Carlos Alberto Martínez dengan nama keluarga ibunya di Ciudadela, Provinsi Buenos Aires, dan dibesarkan di lingkungan Ejército de Los Andes, lebih dikenal sebagai "Fuerte Apache". Dari sanalah dia mendapat julukan "El Apache". Orang tua kandungnya adalah Juan Alberto Cabral dan Fabiana "Trina" Martínez. Ia diadopsi oleh bibi dari pihak ibu Adriana Noemí Martínez dan suaminya Segundo Raimundo Tévez. Orang tua angkatnya mengubah nama belakangnya menjadi ayah angkatnya selama konflik antara klub juniornya All Boys dan Boca Juniors.
Tevez memiliki bekas luka bakar khas yang menjalar di leher, mulai dari telinga kanan hingga dada. Dia secara tidak sengaja tersiram air panas dengan air mendidih saat masih kecil, yang menyebabkan luka bakar tingkat tiga dan membuatnya dirawat di rumah sakit dalam perawatan intensif selama hampir dua bulan. Setelah bergabung dengan Boca Juniors, Tevez menolak tawaran dari klub untuk memperbaiki penampilan mereka, dengan mengatakan bahwa bekas luka tersebut adalah bagian dari dirinya di masa lalu dan siapa dirinya saat ini.
Selama musim 2002-03 Liga Utama Argentina, Tévez mengumpulkan 10 gol dari 32 kali penampilan untuk Boca. Boca Juniors berpartisipasi pada Piala Libertadores 2003 dan menembus babak final untuk menghadapi Santos. Boca Juniors menang agregat 5–1 dan Tévez dinobatkan menjadi pemain terbaik dalam turnamen tersebut.
Selama musim 2003-04, Tévez mencetak 12 gol dari 23 penampilan. Pada musim ini, Boca menjadi juara Torneo Apertura dan Piala Interkontinental 2003.[4] Boca pun menjuarai Copa Sudamericana 2004 setelah menang atas klub asal Bolivia, Bolívar dengan agregat 2–1.
Corinthians
Januari 2005, Tévez pindah ke sebuah klub Série A Brazil Corinthians. Tévez menjadi kapten pada musim 2005-2006. Pada musim tersebut ia menjadi pemain terbaik liga versi Konfederasi Sepak Bola Brasil. Ia menjadi pemain non-Brazili pertama yang mendapat penghargaan tersebut sejak 1976.[5]
West Ham United
Pada 23 Agustus 2006, Sky Sports melaporkan bahwa Tévez menolak bermain untuk Corinthians.[6] Tévez memberikan konfirmasi pada situs pribadinya pada 31 Agustus bahwa ia dan Javier Mascherano telah menandatangani kontrak final untuk West Ham United dengan biaya yang tidak diungkapkan.[6] Laporan media juga menspekulasikan bahwa ada klub Liga Utama Inggris lain yang tidak jadi mengikat kontrak dengan dua pemain ini karena ketentuan-ketentuan yang ditetapan pihak ketiga (dalam hal ini, MSI and Global Soccer Agencies), yang memegang hak kepemilikan kedua pemain ini.[7]
Pada bulan April 2007, West Ham didenda 5.5 juta poundsterling akibat melanggar peraturan Liga Utama Inggris atas kontrak Tévez dan Mascherano. Tévez pun akhirnya kembali diperbolehkan main bersama West Ham di Liga Primer setelah dilakukan beberapa perubahan dalam kontraknya dengan pihak ketiga.[8] Masih di bulan yang sama, Tévez dikukuhkan sebagai Pemain Terbaik Tahunan The Hammer.[9]
Pada pertandingan penentu di akhir musim kontra Manchester United pada 13 Mei, Tévez menjadi pahlawan bagi West Ham dengan mencetak satu-satunya gol kemenangan. Berkat golnya ini, West Ham terselamatkan dari degradasi.[10]
Manchester United
Manchester United akhirnya resmi memboyong Tevez dengan status pinjaman pada 10 Agustus 2007[11] setelah melalui saga transfer yang melibatkan ketiga pihak (West Ham, Manchester United dan MSI).[12][13][14][15] Ia melakoni debutnya pada 15 Agusutus menggantikan Wayne Rooney yang cedera, pada pertandingan melawan Portsmouth.[16] Pada 23 September, ia mencetak gol pertamanya bagi Manchester United saat mengalahkan Chelsea 2–0. Pada bulan November, pelatih Manchester United Alex Ferguson memberikan konfirmasi bahwa klub akan mengikat kontrak Tévez secara permanen.[17]
Ketika ia kembali ke Upton Park untuk laga tandang pada 29 Desember, para pendukung West Ham bertepuk tangan menyambut hangat Tévez dan menyanyikan lagu "There's Only One Carlos Tévez". Ia pun membalas sambutan tersebut dengan menyilangkan kedua lengannya di dada, isyarat dari simbol palang pada logo West Ham.[18]
Tévez mencetak total 5 gol untuk Manchester United pada Liga Champions musim 2007–08. Ia juga mecetak gol penalti pertama (babak adu penalti) kala melawan Chelsea pada pertandingan final, yang mana dimenangkan oleh Manchester United dengan skor akhir 6–5 (setelah 90 menit dan perpanjangan waktu skor tetap 1-1).[19]
Pada 10 Mei 2009, Tévez menyatakan bahwa waktunya di Manchester United akan habis pada akhir musim panas musim tersebut. Ia kecewa karena tidak kunjung ditawarkan kontrak permanen oleh klub. Pada hari yang sama Tévez masuk dalam starting XI dalam derby Manchester. Ia mencetak gol kedua bagi Manchester United pada pertandingan tersebut, yang mana membuat sebagian suporter bersenandung "Fergie, sign him up". Namun sang pelatih Alex Ferguson, tidak menghiraukannya.[20]
Pada pertandingan selanjutnya kontra Wigan Athletic, Tévez masuk menjadi pemain pengganti pada menit 58 dan mencetak gol penyeimbang tiga menit kemudian dengan sentuhan tumit belakangnya. Masuknya ia pada pertandingan ini seketika meningkatkan performa tim. Michael Carrick akhirnya mencetak gol penentu kemenangan pada menit 86. Usai pertandingan, untuk menenangkan sebagian besar fans, Alex Ferguson mengumumkan bahwa klub akan memulai pembicaraan untuk konrak permanen Tévez. Walaupun akhirnya Manchester United telah sepakat dengan opsi gaji 25.5 juta poundsterling dan kontrak lima tahun, yang akan menjadikannya pemilik gaji tertinggi di klub, Tévez menolak tawaran tersebut atas saran penasihatnya.[21]
Manchester City
Setelah negosiasi yang berlarut-larut dan banyaknya ketidak pastian yang diberikan, Tévez akhirnya meneken kontrak lima tahun dengan tetangga rival Manchester United, Manchester City, setelah dilakukan tes medis pada 14 Juli 2009.[22] Kontraknya dengan Manchester City tersebut, menjadikan Tévez sebagai pemain pertama yang pindah antara dua klub Manchester, sejak kepindahan Terry Cooke dari United ke City pada 1999.[23] Setelah berhasil memboyong Tévez, Manchester City memasang papan reklame biru bertuliskan "Welcome to Manchester" dengan gambar Tévez sebagai latar belakang. Papan reklame ini didirikan di suatu bagian kota Manchester yang mengarah ke Salford dan Trafford, lokasi dari Old Trafford.[24]
Debutnya untuk City dimulai sebagai pemain pengganti ketika bertandang melawan Blackburn Rovers yang berakhir 2–0 untuk kemenangan City. Gol pertamanya untuk klub dicetak pada 27 Agustus 2009 ke gawang Crystal Palace pada babak kedua Piala Liga Inggris.[25]
Tévez mencetak gol pertama dan keduanya dalam ajang Liga Utama Inggris bersama City saat menang 3–1 atas mantan klubnya, West Ham United.[26] Tévez pun menjelma menjadi pemain andalan City dengan sumbangan gol-golnya. Bulan Desember 2009, untuk pertama kalinya ia dianugerahi predikat Pemain Terbaik Bulanan Liga Utama Inggris.[27] Pada akhir tahun pertamanya di Manchester City, ia dianugerahi dua penghargaan. Pemain Terbaik Tahunan Etihad dan Pemain Terbaik Tahunan Pilihan Pemain.[28]
Pada 18 Agustus 2010, ia diangkat menjadi kapten klub oleh pelatih Roberto Mancini, menggantikan Kolo Touré.[29] Tévez melanjutkan tren positif dengan torehan-torehan golnya pada musim 2010–11, dimulai dengan sepasang gol kala mengandaskan Liverpool 3-0.[30] Sampai akhirnya ia mencetak gol ke 50-nya bagi Manchester City hanya dalam 73 pertandingan.[31] Menjadikannya berada pada peringkat kedua pemain yang paling cepat mencetak 50 gol bagi Manchester City, di bawah Derek Kevan dengan rekor 64 pertandingan.
Setelah absen karena cedera hamstring pada pertandingan semi final Piala FA, kala City mengalahkan Manchester United 1-0 di Wembley Stadium, Tévez kembali menjadi kapten saat City menjadi juara usai mengalahkan Stoke City pada pertandingan final.[32]
Penampilan perdana Tévez pada musim selanjutnya adalah ketika pertandingan kontra Bolton Wanderers saat menggantikan Sergio Agüero pada menit 68. Walaupun ban kapten dialihkan pada Vincent Kompany pada musim tersebut, Tévez menyatakan bahwa ia bahagia dan tidak akan pindah dari klub Manchester tersebut.[33] Tévez kembali menjadi starter saat pertandingan melawan Wigan Athletic yang mana pada pertandingan tersebut ia gagal mencetak gol lewat titik putih. Namun ia tetap bermain baik sepanjang pertandingan, yang berakhir dengan skor 3–0 untuk kemenangan City lewat trigol Agüero. Pada 14 September Tévez tampil pada laga perdana City di ajang Liga Champions melawan Napoli menggantikan Edin Džeko, yang berkesudahan 1–1.
Konflik Bayern München
Pada 27 September 2011, Tévez menjadi pemain cadangan pada pertandingan City melawan Bayern Munich.[34] Mancini mengklaim bahwa Tévez menolak bermain sebagai pengganti pada babak kedua, saat City tertinggal 2–0, namun Tévez menyangkalnya dan menyatakan bahwa kejadian ini hanyalah sebuah kesalahpahaman.[35] Aksi Tévez tersebut menerima kecaman luas dari berbagai pakar dan komentator,[36] sementara Mancini menyatakan bahwa ia ingin Tévez "keluar dari Manchester City", dan tidak akan pernah bermain lagi untuk klub.[37] Setelahnya, status Tévez ditangguhkan maksimal dua pekan untuk melakukan investigasi atas masalah ini.[38] Menindaklanjuti diskusi dengan Roberto Mancini, Sheikh Mansour meletakkan Tévez pada sebuah situasi, yang mana pemain Argentina ini akan tetap digaji penuh, dengan catatan ia harus menjauh dari kamp latihan Manchester City. Klub tetap akan menahan semua dokumennya sampai 2014 walaupun ada klub yang membelinya. Yang berarti ia tidak bisa bermain untuk klub sepak bola apapun walau Manchester City telah menjualnya. Satu-satunya klub sepak bola yang ia bisa main di dalamnya adalah tim nasional Argentina.[39] Di luar semua itu, peraturan FIFA membolehkan seorang pemain untuk memutuskan kontrak jika dimainkan pada kurang dari sepuluh persen dari seluruh pertandingan resmi dalam satu musim.[40]
Kembali ke tim utama
Setelah gagal pindah ke klub lain pada bursa transfer musim dingin, Carlos Tévez dikenankan denda dan kembali ke Manchester City untuk mengikuti sesi latihan pada 14 Februari 2012 dengan dukungan dari teman-temannya sesama pemain.[41][42] Mancini menyatakan bahwa ia siap untuk menyambut kembali Tévez dalam skuad untuk meningkatkan daya saing City dalam merengkuh titel Liga Primer.[43] Ia pun diberikan program khusus untuk mengembalikan kebugarannya. Pada 21 Februari, Tévez secara terbuka meminta maaf "dengan ikhlas dan tanpa syarat" atas perilakunya dan menarik banding atas keputusan denda yang dijatuhkan City.[44][45]
Tévez kembali masuk ke skuad utama Manchester City pada laga kandang melawan Chelsea, 21 Maret. Masuk menggantikan Nigel de Jong pada menit 66, ia memberikan umpan untuk gol penentu yang dicetak Samir Nasri. City menang 2-1.[46] Gol pertamanya pada musim ini hadir empat pertandingan kemudian, yaitu gol ketiga City kala mengalahkan West Bromwich Albion 4–0 pada 11 April.[47] Pada 14 April, Tévez mencetak hat-trick dan menyumbang satu assist pada pertandingan melawan Norwich City.[48] Ia juga bermain pada pertandingan penentuan gelar juara Liga Primer kontra Queens Park Rangers pada 13 Mei.[49]
Pada permulaan musim 2012–13, Roberto Mancini memberikan konfirmasi bahwa Tévez akan tetap bertahan di Manchester City.[50]
Pada 12 Agustus 2012, Tévez mencetak gol kedua Manchester City saat mengalahkan Chelsea 3-2 pada partai Community Shield 2012.[51] Pada akhir pekan selanjutnya, ia mencetak gol pertamanya pada Liga Primer musim ini saat melawan Southampton.[52] Pada 26 Agustus, Tévez mencetak gol ketiganya pada tiga pertandingan terakhir, saat ditahan imbang 2–2 oleh Liverpool. Gol tersebut merupakan gol ke 100-nya selama berkarier di Inggris.[53] Pekan selanjutnya, ia mencetak gol penutup saat mengalahkan QPR 3-1. Gol ini menjadikannya pemain pertama Manchester City yang mencetak 50 gol bagi klub pada Liga Utama Inggris.[54]
Dia mempersembahkan gelar Liga Primer dan Piala FA. Tevez mencetak 74 gol dalam 184 pertandingan. Pemain Argentina itu mengoleksi 11 gol musim lalu saat City berada di peringkat dua di belakang Manchester United.
Juventus
Setelah empat tahun membela Manchester City, Tevez pun memutuskan pindah ke Italia. Klub Juventus memastikan mendapatkan tanda tangan Carlos Tevez. Pada 26 Juni 2013, Juventus menulis keterangan lewat Twitter di akun resmi klub, yang menyatakan Tevez bergabung dengan Juventus. Tulisan itu disertai foto Tevez memegang kostum Juventus. Tevez bergabung dengan Juventus untuk kontrak tiga tahun dengan nilai pembelian sebesar Rp140 miliar rupiah.[55]
Pada tanggal 23 Februari 2014, ia mencetak satu-satunya gol dalam kemenangan 1-0 Juve dari Torino di Derby della Mole.[56]
Pada tanggal 16 September 2014, Tevez mencetak dua gol dalam kemenangan Juventus 2-0 melawan Malmö FF di babak penyisihan grup Liga Champions, gol pertamanya dalam kompetisi sejak 2009.[57]
Karier internasional
Tévez pertama kali bermain untuk Argentina saat Piala Dunia FIFA U-17. Pada Olimpiade Athena 2004, ia memperoleh medali emas dan mencetak 8 gol yang menjadikannya top skor di kompetisi tersebut. Ia menjadi pencetak gol kedua terbanyak dunia di semua ajang internasional selama tahun 2004 dengan total 16 gol, selisih satu gol dari pemain depan Iran, Ali Daei.[58]
Tévez memperkuat negaranya saat putaran final Piala Dunia FIFA 2006. Namun ia hanya mampu melesakkan satu gol kala melumat Serbia dan Montenegro 6-0 pada 16 Juni. Di luar segala prestasinya, ia pernah dua kali diusir dari lapangan selama Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2010. Pertama, ketika melawan kolombia pada 21 November 2007 setelah menendang salah seorang pemain belakang Kolombia, Rubén Darío Bustos di menit 24.[59] Berikutnya pada 9 September 2009, ia mendapat kartu merah setelah terlambat melakukan tackling terhadap Darío Verón di menit 31, pada pertandingan yang berakhir imbang 1-1 kontra Paraguay. Tévez kemudian meminta maaf atas insiden tersebut.[60] Pada babak 16 besar Piala Dunia FIFA 2010 yang digelar di Afrika Selatan, Tévez berhasil mencetak dua gol ketika bertanding melawan Meksiko. Gol pertamanya yang berupa sundulan, mengundang kontroversi karena sebelumnya ia sudah dalam posisi offside.[61] Tévez mencetak gol keduanya dengan tendangan keras dari luar kotak penalti.
Setelah pengangkatan Alejandro Sabella sebagai pelatih pada Juli 2011, Tevez tidak dipilih dalam skuad Argentina selama tiga tahun, dan tim selesai sebagai runner-up di Piala Dunia FIFA 2014.[62]
Pada tanggal 27 Oktober 2014, manajer baru Gerardo Martino memanggil Tevez untuk pertandingan persahabatan melawan Portugal dan Kroasia.[63] Dia kembali ke sepak bola internasional pada tanggal 12 November 2014, di Boleyn Ground, dalam kemenangan 2-1 melawan Kroasia.[64]
Statistik karier
Penampilan dan gol berdasarkan klub, musim dan kompetisi[65][66]