Bandar Udara Melbourne
Bandar Udara Melbourne (IATA: MEL, ICAO: YMML), juga dikenal sebagai Bandar Udara Tullamarine, adalah bandara utama yang melayani kota Melbourne dan bandara tersibuk kedua di Australia. Bandara ini dibuka pada tahun 1970 untuk menggantikan Bandar Udara Essendon di dekatnya. Bandar Udara Melbourne adalah satu-satunya bandara internasional dari empat bandara yang melayani wilayah metropolitan Melbourne. Bandara ini berada di 23 kilometer (14 mi) dari pusat kota Melbourne. Bandara ini memiliki kode pos tersendiri—Bandar Udara Melbourne, Victoria (kode pos 3045).[5] Bandara ini berada di dalam kota Tullamarine. Rute penerbangan Melbourne—Sydney merupakan rute penerbangan yang paling banyak mengangkut penumpang keempat di dunia[6] dan yang tersibuk kedua di wilayah Asia Pasifik.[7] Bandara ini memiliki penerbangan langsung menuju 33 detinasi di seluruh negara bagian dan teritori di Australia ditambah dengan sejumlah destinasi di Oseania, Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. Melbourne merupakan destinasi paling populer di antara lima bandara di tujuh ibu kota negara bagian Australia.N1 Melbourne menjadi hub utama bagi Qantas dan Virgin Australia, sedangkan Jetstar Airways dan Tiger Airways Australia menggunakan bandara ini sebagai basis utama. Melbourne merupakan bandara tersibuk untuk kargo ekspor internasional, dan bandara kedua tersibuk untuk impor internasional.[8] Untuk penerbangan dmestik, Melbourne menjadi kantor pusat bagi Australian air Express dan Toll Priority dan menangani lebih banyak kargo domestik dibandingkan bandara lain di negaranya.[9] Pada tahun 2003, Melbourne menerima Eagle Award dari International Air Transport Association untuk layanannya dan dua National Tourism Awards untuk layanan wisatawan.[10][11][12] Bandara ini memiliki empat terminal: Satu terminal internasional, dua terminal domestik, dan satu terminal domestik bertarif rendah. SejarahPendirianSebelum pembukaan Bandar Udara Melbourne, bandara utama Melbourne adalah Bandar Udara Essendon yang secara resmi ditunjuk sebagai bandara internasional pada tahun 1950. Pada pertengahan tahun 1950-an, lebih dari 10.000 penumpang menggunakan Bandar Udara Essendon dan keterbatasan dari Bandar Udara Essendon mulai muncul. Fasilitas Bandar Udara Essendon tidak cukup untuk memenuhi peningkatan kebutuhan perjalanan udara; landasan pacu terlalu pendek untuk mengangani pesawat jet penumpang baru dan terminal gagal mengangani peningkatan jumlah penumpang, pada akhir tahun 1950-an, sebuah terminal limpahan penumpang internasional dibangun di sebuah hangar baru di utara. Karena perluasan perbatasan kota, bandara menjadi dikelilingi oleh perunahan disekitarnya, yang berrarti pengembangan Bandara Essendon tidak mungkin dilakukan. Pencarian untuk mengganti Essendon dimulai pada Februari 1958, saat sebuah panel ditunjuk untuk meneliti kebutuhan penerbangan sipil Melbourne.[13] Pada bulan Mei 1959 diumumkan bahwa bandara baru akan dibangun di Tullamarine, Dengan pengumuman oleh Perdana Menteri Robert Menzies pada 27 November 1962 tentang rencana 5 tahun untuk menyediakan sebuah pelabuhan udara bagi Melbourne senilai A$45 juta pada tahun 1967.[14][15] Rerumutan di Tullamarine mulai digali dua tahun kemudian pada bulan November 1964.[13] Sejalan dengan rencana lima tahun, landasan pacu di Essendon diperpanjang untuk menangani pesawat yang lebih besar, dengan Ansett Australia yang meluncurkan Boeing 727 di sana pada bulan Oktober 1964, pesawat jet pertama yang digunakan untuk penerbangan udara domestik di Australia.[16] Air Force One mendarat di Essendon pada 22 Desember 1967, membawa Prediden Amerika Serikat Lyndon B. Johnson.[17] Pada 1 Jul1 1970, Bandar Udara Internasional Melbourne dibuka untuk operasi internasional oleh Perdana Menteri John Gorton, mengakhiri hampir 2 dekade peran Essendon sebagai Bandar Udara Internasional Melbourne. Essendon masih menjadi tempat bagi penerbangan domestik selama setahun, hingga semuanya ditransfer menuju Bandar Udara Melbourne pada 26 Juni 1971,[18] dengan kedatangan pertama sebuah Boeing 747 yang terjadi kemudian pada tahun yang sama.[19] Pada tahun pertama operasi, Melbourne menangani enam maskapai penerbangan internasional dan 155.275 penumpang internasional.[19] Bandara Melbourne pada awalnya disebu sebagai Bandar Udara Tullamarine, sesuai dengan wilayah okta yang ditempatinya. Tullamarine didapat dari nama seorang Aborigin yaitu Tullamareena.[16] Internasional secara sporadis digunakan sebagai nama bandara tersebut. Setelah privatisasi, nama bandara diubah menjadi Bandar Udara Melbourne, yang diikuti oleh sebagan besar bandara utama Australia lainnya. Oleh penduduk lokal, bandara ii sering disebut sebagai Tullamarine atau disederhanakan menjadi Tulla[20][21] untuk membedakan bandara ini dari bandara Melbourne yang lain: Avalon, Essendon dan Moorabbin. Saat dibuka, Bandara Melbourne terdiri dari tiga terminal yang terhubung: Internasional di tengah, dengan Ansett di kiri dan TAA di kanan. Kapasitas rancangan bandara ini adalah delapan Boeing 707 dengan 500 penumpang per jam, dengan pengerjaan perluasan kecil diselesaikan pada tahun 1973 memungkinkan pesawat Boeing 747 melayani bandara.[22] Pada akhir tahun 1980-an puncak arus penumpang di bandara mencapai 900 penumpang per jam, menciptakan kerumitan besar.[22] Pada akhir tahun 1989, Inspektur Federal Airports Corporation A. Rohead ditugaskan dalam sebuah proyek dua abad untuk mengganti nama jalan di Bandar Udara Melbourne untuk menghormati penduduk asli, pionir Eropa, dan sejarah penerbangan. Informasi dari dua kategori pertama disediakan oleh Ian Hunter, peneliti Wurundjeri, dan Ray Gibb, sejarawan lokal. Proyek tersebut kemudian dibatalkan, dengan satu-satunya nama yang disarankan kemudian diubah adalah Gowrie Park Drive, diberi nama sesuai peternakan yang terletak di tengah bandara. Pada tahun 1920-an, peternakan tersebut digunakan sebagai tempat pendaratan pesawat, dimana juga diparkir di malam hari saat Bandar Udara II jika dalam kondisi Lapnagan Terbang Essendon dibom.[23] Pengembangan dan privatisasiPada tahun 1988, pemerintah Australia memebentuk Federal Airports Corporation (FAC), menempatkan Bandar Udara Melbourne di bawah kontrol operasi dari perusahaan baru tesebut bersama dengan 21 bandara lain di seluruh negara.[19] Pada bulan April 1994, Pemerintah Australia mengumumkan bahwa semua bandara yang dioperasikan oleh Federal Airports Corporation akan diprivatisasi dalam beberapa tahap.[24] Bandara Melbourne termasuk dalam tahap pertama, dibeli oleh Australia Pacific Airports Corporation Limited yang baru berdiri senilai $1,3 miliar.[19] Transfer diselesakan pada 30 Juni 1997 dalam sebuah penyewaan jangka panjang selama 50 tahun, dengan opsi penambahan 49 tahun berikunya.[25] pada bulan Juli 1997, situs resmi Bandar Udara Melbourne diluncurkan, menyediakan tampilan data operasi penerbangan real time pertama di Australia melalui internet.[19] Pengembangan besar pertama di bandara dilakukan di terminal domestik,[19] dengan perluasan di terminal domestik Ansett yang disetujui pada tahun 1989 dan selesai pada tahun 1991, menambahkan dermaga kedua untuk digunakan pesawat regional yang lebih kecil.[26][27] Pengembangan terminal internasional dimulai pada tahun 1991,[19] dengan kompleks ritel 'SkyPlaza' selesai pada akhir tahun 1993 di sebuah tempat di bagian sayap gerbang keberangkatan utama internasional. Seluruh pengerjaan selesai pada tahun 1995, dimana kumpulan satelit tiga lantai baru dibuka di ujung kumpulan yang sudah ada. Berbentuk berlian dan berukuran 80 meter di setiap sisi, penambahan 10 garbarata menambah ganda kemampuan penanganan penumpang internasional di Bandara Melbourne.[28] Sejak privatisasi, pengembangan lebih lanjut terhadap insfrastruktur telah dilakukan di bandara, termasuk perpanjangan landasan pacu, parkir mobil, dan terminal. Parkir mobil bertingkat di luar terminal selesai antara tahun 1995 dan Agustus 1997 dengan biaya $49 juta, menyediakan 3100 ruang parkir, yang sebgaian besar tertutupi atap.[19] Bangunan empat lantai ini menggantikan parkir mobi terbuka sebelumnya yang berada di luar terminal. Pengerjaan dimulai di bangunan enam lantai Hilton Hotel (sekarang Park Royal) dengan 276 kamar di atas parkir mobil pada Januari 1999, yang selesai pada pertengahan tahun 2000 dengan biaya $55 juta.[29] Pengembangan terminal domestik Qantas selesai pada tahun 1999, menyediakan demaga kedua dan 9 tempat parkir pesawat tambahan.[29] Pada bulan Desember 2000 terminal penumpang keempat dibuka: Terminal Domestik Express, yang berlokasi di sebelah selatan bangunan termina utama dengan biaya $9 juta. Ini merupakan bangunana terminal penumpang tambahan pertama di Bandar Udara Internasional sejak tahun 1971.[30] Pengembangan parkir mobil juga dilanjutkan dengan proyek senilai $40 juta yang dimulai pada tahun 2004, melipatgandakan ukuran parkir mobil jangka pendek dengan penambahan 2500 ruang di atas enam lantai, bersama dengan 1200 ruang baru yang ditambahkan pada 500 tempat yang sudah ada di ruang parkir jangka panjang.[31] Pendapatan dari operasi ritel di Bandara Melbourne menembus batas $100 juta untuk pertama kali pada tahun 2004, yang menjadi peningaktan senilai 100% dibandingkan dengan tahun pertama privatisasi.[31] Pelebaran landasan pacu utama selebar 15 meter selesai dalam pengerjaan 29 hari pada bulan Mei 2005, yang memungkinkan pengoperasian Airbus A380.[32] Pengerjaan dilanjutkan pada Maret 2006 dengan pengembangan terminal 2 seluas 5.000m2 dan penambahan lantai di ruang tunggu bandara di atas terminal.[33] Pada tahun 2008 perluasan Terminal 2 seluas 25.000 m2 senilai $330 juta dimulai yang selesai pada tahun 2011. Pengerjaan meliputi 5 garbarata tambahan di kumpulan terminal penumpang baru, dan penambahan 5.000m2 wilayah pengamanan luar dan bea cukai.[34] TerminalTerminal Bandar Udara Melbourne memiliki 56 gerbang: 40 domestik dan 16 internasional.[35] Terdapat lima posisi parkir khusus kargo di Apron Kargo Selatan.[36] Sistem penomoran terminal saat ini diperkenalkan pada Juli 2005; Terminal tersebut sebelumnya dikenal sebagai Qantas Domestic, International, dan Selatan (sebelumnya Ansett Domestic).[37] Terminal 1Terminal 1 menangani layanan domestik bagi maskapai Qantas Group, Qantas, Jetstar dan QantasLink dan berlokasi di ujung utara bangunan. Keberangkatan berlokasi di lantai pertama, sedangkan kedatangan berlokasi di lantai dasar. Terminal memiliki 16 ruang parkir yang dilengkapi dengan garbarata; 12 dilengkapi dengan garbarata tunggal sedangkan empat yang lain dengan garbarata ganda. Terdapat lima gerbang tanpa garbarata, yang digunakan oleh QantasLink dan Jetstar. Dibuka bersama dengan Baandar Udara Melbourne pada tahun 1970 untuk Trans Australia Airlines, terminal diberikan kepada Qantas pada tahun 1992 saat mereka membeli maskapai tersebut. Pengerjaan pengembangan terminal asli dimulai pada Oktober 1997 dan selesai pada akhir tahun 1999 dengan biaya $50 juta,[29] dilengkapi dengan dermaga kedua, ruang tambahan untuk 9 pesawat, perpanjangan jalan akses, dan pengembangan keseluruhan terminal.[19] Saat ini, sejumlah besar toko dan otlet makanan terletak di bagian ujung terminal di dekat pintu masuk menuju Terminal 2. Qantas memiliki sebuah Qantas Club, ruang tunggu Kelas Bisnis dan Pemilik Perusahaan di terminal.[38][39] Terminal 2Terminal 2 menangani semua penerbangan internasional yang keluar dari Bandar Udara Melbourne dan dibuka bersama dengan pembukaan bandara pada tahun 1970. Terminal memiliki 16 gerbang dengan garbarata (meskipun gerbang 18 & 20 belum selesai dipasang). Terminal juga memiliki 2 gerbang tanpa garbarata. Cathay Pacific, Malaysia Airlines, Qantas (termasuk dua ruang tunggu di Terminal 2, Ruang tunggu Utama dan Bisnis/Qantas Club), Singapore Airlines, Air New Zealand/United Airlines dan Emirates Airline mengoperasikan ruang tunggu maskapai di terminal ini.[39] Di terminal internasional terdapat karya seni hasil dari seniman pribumi Australia termasuk Daisy Jugadai Napaltjarri dan Gloria Petyarre.[40] Progam pengembangan senilai $330 juta untuk Terminal 2 diumumkan pada tahun 2007. Target proyek ini meliputi ruang tunggu baru dan fasilitas ritel, sebuah terminal satelit baru, menngkatkan kapasitas bagasi, dan perancangan ulang wilayah keamanan dan bea cukai.[41] Terminal satelit baru dilengkapi dengan jendela kaca hingga mencapai lantai yang menawarkan pemandangan dari landasan pacu Utara-Selatan. Kumpulan baru meliputi tiga garbarata ganda, yang masing-masing dapat menampung sebuah pesawat A380 atau dua pesawat yang lebih kecil dengan garbarata tunggal. Kemampuan penanganan bagasi akan ditingkatkan, dan dua korsel bagasi bari akan ditambahkan untuk menghadapi peningkatan lalu lintas A380. Pengerjaan dimulai pada November 2007 dan akan selesai pada tahun 2011.[42] Meskipun disebutkan sebagai terminal satelit, bangunan terminal dihubungkan dengan koridor di atas lantai dengan Terminal 2. Keberangkatan dilakukan di lantai dasar (sejajar dengan ruang tunggu keberangkatan A380 yang digunakan di Gerbang 9 dan 11), dengan kedatangan diarahkan di lantai pertama untuk dihubungkan dengan lantai kedatangan lantai pertama saat ini. Semua gerbang kecuali gerbang 18 dan 20 saat ini menangani penumpang. Terminal 3Terminal 3 – dibuka bersama dengan pembukaan bandara sebagai terminal Ansett Australia terminal, namun sekarang dimiliki oleh Bandar Udara Melbourne. Terminal 3 merupakan basis dari Virgin Australia dan Regional Express Airlines. Saat ini terminal dilengkapi dengan sebelas posisi pakir yang dilengkapi garbarata dan delapan posisi parkir tanpa garbarata. Sebuah pengembangan di terminal disetujui pada tahun 1989 dan selesai pada tahun 1991 saat dermaga kedua ditambahkan oleh Ansett di sebelah selatan untuk digunakan oleh maskapai penrbangan regional yang lebih kecil Kendell.[26][27] Terminal ini digunakan secara eksklusif oleh Ansett Group untuk penerbangan domestiknya hingga kebangkrutanya pada 2001. Direncakanan akan digunakan oleh Ansett "Baru", di bawah kepemilikan Tesna – namun setelah pengunduran diri Tesna Group dari usaha pembelian Ansett pada tahun 2002, terminal dijual kembali ke Bandar Udara Melbourne oleh administrator Ansett.[43] Setelah itu, Bandar Udara Melbourne melakukan renovasi besar dan memperindah terminal, dikuti dengan kepindahan Virgin Australia (sebelumnya Virgin Blue) dari tempat yag kemudian disebut sebagai Domestic Express (sekarang Terminal 4),[44] dan sejak saat itu mengoperasikan ruang tunggu di terminal, menggunakan bekas wilayah ruang tunggu Ansett Australia Golden Wing.[39][45] Regional Express juga mengoperasikan ruang tunggu maskapai di terminal ini.[46] Terminal 4Terminal 4 — pada awalnya disebut Domestic Express atau Terminal Selatan — dibangun untuk maskapai bertarif rendah dan fasilitas pertama jenis ini yang ada di bandara konvensional di Australia. Pada awalnya dibangun untuk Virgin Blue (Virgin Australia) dan Impulse Airlines. Virgin Blue kemudian berpindah ke Terminal 3 setelah penutupan Ansett.[47] Renovasi senilai $5 juta dimulai pada Juni 2007[48] mengikuti trend model terminal bertarif rendah di Bandar Udara Singapura Changi dan Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur. Biaya pendaratan dan penanganan bandara yang lebih rendah kepada bandara dapat dilakukan karena fasilitas dasar, tidak adanya garbarata, dan fasilitas dan otlet ritel yang lebih sedikit dibandingkan dengan terminal konvensional. Namun, terminal ini diletakkan di sebelah bangunan terminal utama, tidak seperti di Singapura dan Kuala Lumpur. Terminal ini dibangun kembali oleh Tiger Airways Australia, yang menggunakannya sebagai hub utama sejak mengoperasikan penerbangan domestik pertamanya pada 23 November 2007.[49] Jetstar Airways memastikan keterlibatannya dalam diskusi dengan Bandar Udara Melbourne mengenai pengembangan fasilitas terminal untuk mengakmodir pertumbuhan layanan bertarif rendah. Rencana pengambangan Terminal 4 meliputi insfrastruktur untuk mengakomodir penerbangan Tiger Airways Australia dan Jetstar Airways. Rencana tersebut masih dalam pengembangan, dan pengambangan dari Terminal 4 akan meliputi relokasi pusat kargo saat ini. Jika disetujui, pengembangan ini diperkirakan memakan biaya ratusan juta dilar dan membutuhkan waktu lima tahun penyelesaian.[21] Apron Kargo SelatanApron KArgo Selatan memiliki lma posisi parkir kargo yang melayani 21 operasi penerbangan khusus kargo setiap minggu.[36] Pada Agustus 1997, posisi parkir kelima dan apron diperluas.[19] Maskapai dan destinasiPenumpangLayanan kargoMaskapai berikut melayani penerbangan khusus kargo dari Apron Kargo Selatan: Fasilitas LainBandar Udara Melbourne dilayani oleh empat hotel. Sebuah Hotel Parkroyal berada 100 meter (330 ft) dari Terminal 2 di atas parkir mobil bertingkat. Pengerjaan bagunan hotel enam lantai 280 ruang ini dimulai pada Januari 1999, yang selesai pada pertengahan tahun 2000.[29] Hotel ini pada awalnya adalah Hilton namun dibuka ulang sebagai Parkroyal pada 4 April 2011.[50] Holiday Inn memiliki sebuah otlet yang berlokasi 400 meter (1.300 ft) dari bangunan terminal. Motel Formule 1 menyediakan penginapan yang berlokasi 600 meter (2.000 ft) dari terminal. Mantra Tullamarine dibuka pada tahun 2009, 2 kilometer (1,2 mi) dari bangunan terminal.[51] OperasiMelbourne adalah bandara tersibuk kedua di Australia. Badnara ini bebas jam malam dan beroperasi 24 jam sehari, meskipun antara pukul 2 pagi hingga 4 pagi, pesawat kargo lebih umum daripada penerbangan kargo.[52] Pada tahun 2004, sistem manajemen lingkungan mendapat akreditasi ISO 14001, standard praktik tertinggi di dunia, membuatnya menjadi bandara pertama di Australia yang mendapat akreditasi tersebut.[53] Airbus A380Pekerjaan pembangunan dilakukan untuk mempersiapkan bandara untuk menerima kedatangan pesawat bertingkat dua Airbus A380. A380 telah dibeli oleh beberapa maskapai yang menggunakan bandara ini, seperti Malaysia Airlines, Qantas, Qatar Airways, Thai Airways, Vietnam Airlines, China Southern Airlines, Singapore Airlines, Korean Air, Etihad Airways dan Emirates. engembangan meliputi pembangunan garbarata ganda (Gerbang 9 dan 11) dengan kemampuan untuk menaikkan penumpang di kedua lantai secara bersama-sama untuk mengurangi waktu tunggu, pelebaran landasan pacu Utara-Selatan dan parkir terpisah dan jalur taksi selebar 15 meter (49 ft), pelebaran bangunan terminal internasional sebesar 20 meter (66 ft) untuk menambahkan ruang tunggu eksekutif baru, dan pembangunan korsel bagasi baru di aula kedatangan. Hal ini membuat bandara ini menjadi bandara pertama yang mampu menangani A380.[54] A380 melakukan uji coba penerbangan perdananya di bandara ini pada 14 November 2005.[55] Pada 15 Mei 2008 A380 melakukan penerbangan penumpang perdananya ke bandara saat sebuah penerbangan Singapore Airlines tujuan Sydney-dialihkan dari Bandar Udara Sydney karena kabut tebal.[56] Memulai layanan pada Oktober 2008, Qantas merupakan maskapai pertama yang mengoperasikan A380 dari badnara ini, melayani penerbangan nonstop menuju Bandar Udara Internasional Los Angeles dua kali seminggu. Ini merupakan rute pertama bagi A380 Qantas.[57] Qantas diikuti oleh Singapore Airlines, yang sekarang mengoperasikan penerbangan A380 harian menuju Bandar Udara Singapura Changi. Layanan Singapore Airlines dimulai pada 29 September 2009.[58] Emirates berencana menerbangkan A380 menuju Bandar Udara Internasional Dubai mulai bulan Maret 2012.[59] Landasan pacuBandar Udara Melbourne memiliki dua landasan pacu yang saling bersilangan: satu ke arah Utara-Selatan sepanjang 3.657 meter (11.998 ft) dan satu ke arah Barat-Timur sepanjang 2.286 meter (7.500 ft). Karena peningkatan lalu lintas, beberapa rencana perluasan landasan pacu telah direncanakan. permasuk perpanjangan 843 meter (2.766 ft) landasan pacu Utara-Selatan hingga mencapa panjang 4.500 meter (14.800 ft), dan perpanjangan 1.214 meter (3.983 ft) landasan pacu timur-barat hingga mencapai 3.500 meter (11.500 ft).[60] Dua landasan pacu baru juga telah direncanakan: Landasan pacu 3.000 meter (9.800 ft) sejajar dengan landasan pacu utara-selatan[60] dan sebuah landasan pacu 3.000 meter (9.800 ft) di selatan landasan pacu barat-timur saat ini.[60] Pergerakan pesawat diperkirakan akan mencapai 248.000 per tahun pada tahun 2017, yang sangat membutuhkan landasan pacu ketiga.[61] Pada 5 Juni 2008, diumumkan bahwa bandara akan memasang sistem pendaratan Kategori III, memungkinkan pesawat mendarat dalam kondisi jarak pandang rendah, seperti pada kondisi berkabut. Sistem ini merupakan yang pertama di Australia,[62] dan diaktifkan pada Maret 2010 dengan biaya $10 juta.[13] PenghargaanBandar Udara Melbourne telah menerima berbagai macam penghargaan. International Air Transport Association menempatkan Melbourne di lima besar bandara terbaik di dunia pada tahun 1997 dan 1998[63][64] dan pada tahun 2003, menunjukkannnya dengan Eagle Award.[10][65] Australian Airport Association mendapat gelar Bandar Udara Tahun Ini pada tahun 1999,[64] sedangkan Business Traveller Magazine dan Airports Council International menempatkan Melbourne di posisi sepuluh besar selama tahun 1996 hingga 2000[64][66] dan berada di peringkat 5 besar untuk badnara yang melayani antara 15 juta hingga 25 juta penumpang.[67][68] Bandara juga mendapatkan pengakuan di bidang yang lain. Bandara telah memenangkan anugerah wisata negara bagian dan nasional,[11][12] dan Singapore Airlines memberikan bandara gelar Service Partner Award dan Premier Business Partner Award pada tahun 2002 dan 2004.[64][69] Pada tahun 2006, bandara memenangkan Australian Construction Achievement Award untuk proyek pelebaran landasan pacu, yang disebutkan sebagai "salah satu contoh menakjubkan atas kesempurnaan pembangunan tahun 2006".[70] Melbourne CentreSebagai tambahan dari menara kendali yang sudah ada, bandara menjadi tempat bagi Melbourne Centre, sebuah fasilitas pengendali lalu lintas udara yang bertanggung jawab terhadap pengaturan pesawat di wilayah penerbangan tersibuk di Australia, Melbourne FIR. Melbourne FIR mengawasi wilayah udara di atas Victoria, Tasmania, New South Wales selatan, sebagian besar Australia Selatan, paruh selatan Australia barat, dan wilayah udara di atas Hindia dan Samudra Antarktika. Secara keseluruhan, pusat ini mengendalikan 6% wilayah udara dunia.[71] Bandara ini juga memfasilitasi proses pendekatan menuju Canberra dan fasilitas pendekatan Melbourne, yang menyediakan layanan kendali terhadap pesawat yang tiba dan lepas landas di kedua bandara tersebut. AksesMobilBandar Udara Melbourne berjarak 23 kilometer (14 mi) dari pusat kota Melbourne dan dapat dicapai melalui CityLink dan Tullamarine Freeway. Satu persimbangan jalan raya mengarah langsung ke terminal badnara, sedangkan persimpangan yang lain menuju selatan melayani transportasi kargo, taksi, bus, dan staf bandara.[72] Bandar Udara Melbourne memiliki lima tempat parkir mobil, semuanya beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Parkir jangka penden, jangka panjang bertingkat, bisnis, dan ekspres ditutupi atap, sedangkan parkir jangka panjang berada di ruang terbuka.[73] Tempat parkir utama bertingkat dibangun pada akhir tahun 1990-an, menggantikan parkir mobil sebelumnya.[29] Sejak itu tempat parkir dikembangkan secara progresif. Transportasi umumSkybus Super Shuttle menjadi transportasi umum penghubung utama bandara, dengan waktu tempuh sekitar 20 menit dari Stasiun Southern Cross dan distrik pusat bisnis Melbourne. Dari Southern Cross, pelancong dapat mengakses kereta api regional V/Line dan kereta api Metro Trains Melbourne, Yarra Trams, kereta api antar negara bagian, dan bus. Terdapat empat layanan bus lokal di Bandar Udara Melbourne. Layanan SmartBus rute 901 diperkenalkan pada September 2010,[74] dan memiliki frekuensi lebih banyak dibandingkan layanan bus lokal lainnya.[75] Terdapat sembilan perusahaan bus lain yang melayani bandara ini, dengan layanan menuju Ballarat, Bendigo, Dandenong, Frankston, Tanjung Mornington, Geelong, dalam kota Melbourne, Shepparton dan Riverina.[76] Layanan ini menyediakan alternatif transfer menuju layanan V/Line. Jalur Kereta ApiKemungkinan pemasangan jalur kereta api dari yang dikenal sebagai Broadmeadows (sekarang Jalur Dalam Kota Craigieburn) menuju bandara telah diperdebatkan pada tahun 1960-an, namun hanya sedikit perkembangan yang terjadi.[77] Pada tahun 2001, pemerintah Victoria menyelidiki pembangunan jalur angkutan cepat menuju bandara di bawah program Linking Victoria. Dua pilihan dipertimbangkan; yang pertama percabangan dari Jalur Dalam Kota Craigieburn menuju timur, dan yang kedua percabangan dari jalur kereta api Albion-Jacana, yang melewati perbatasan bandara di selatan. Pilihan kedua lebih disukai.[78] Penelitian pasar menunjukkan sebagian besar penumpang lebih suka berkendara dengan taksi atau mobil, dan gambaran yang buruk dari penghubung yang sana Sydney dan Brisbane memunculkan keraguan atas proyek ini.[79] Hal ini membuat proyek ditunda hingga paling awal tahun 2012. Pada 21 Juli 2008, Menteri Victoria memastikan kembali komitmen pemerintah untuk jalur penghubung kereta api dan mengatakan akan memeprtimbangkannya antara tiga hingga lima tahun.[80] Untuk memaksimalkan opsi pengembangan ke depan, bandara meminta bagian rel di atas tanah diubah menjadi bawah tanah.[60][81] Pada tahun 2010, Martin Pakula dari Partai Buruh, yang baru ditunjuk sebagai Menteri Negara Bagian Transportasi Umum mengumumkan bahwa jalur kereta api telah dibatalkan dengan opsi pembangunan jalan raya baru lebih dipertimbangkan,[77][82] namun peralihan pemerintah di Pemilihan Daerah Victoria 2010 ke arah Liberal, kebijakan pengenalan kembali jalur kereta api muncul lagi, dengan janji yang dikeluarkan pemerintah koalisi untuk pembangunan segera.[83] Insiden dan kecelakaan
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Melbourne Airport.
|