Bandar Udara Internasional Nadi (IATA: NAN, ICAO: NFFN) adalah gerbang internasional utama dari kepulauan Fiji. Bandara ini melayani sekitar 1,2 juta penumpang tiap tahun, dan menjadi hub utama bagi Air Pacific. Bandara ini berjarak sekitar 10 km dari kota Nadi. Pada tahun 2009 bandara ini menangani 1.220.000 penumpang penerbangan domestik dan internasional.[1]
Setelah perang berkahir, kendali dari Bandara Nadi diserahkan kepada Selandia Baru pada 20 Desember 1946, dan Otoritas Penerbangan Sipil Selandia Baru memulai operasi dari Nadi pada tahun 1947. Sejak kemerdekaan tahun 1970, pemerintah Fiji mulai berpartisipasi dalam pengaturan Bandara Nadi, dan kendali penuh diberikan pada tahun 1979.
Landasan pacu aspal pertama dibangun pada tahun 1946 dengan biaya £46.500; dengan ukuran 7000 ft x 150 ft - 2133m x 46m.
Kemudian, sama seperti sekarang, Fiji menjadi persimpangan di Pasifik - dan pada saat itu menjadi penting sebagai perhentian pengisian bahan bakar.
Kembali ke sebelumnya, apron bandara mendapat peneduh dari pohon palem, kastuba, dan waru, dengan jalur batu putih yang menghubungkannya dengan terminal. Semua ini sekarang telah ditutupi oleh beton untu perluasan apron selama bertahun-tahun, karena pesawat yang mendarat semakin bertambah dalam hal jumlah dan ukuran di Nadi. Pada masa tersebut (1940an, 1950an), nama resmi dari bandara adalah Bsndar Udara Koloni Fiji: Nadi; meskipun jadwal penerbangan asing terus menyebutkan namanya dengan tidak tepat sebagai Nandi.
Nadi diilih sebagai bandara utama untuk Fiji terutama karena lokasinya di pantai timur yang lebih kering dibandingkan daerah lain di Viti Levu.
Pada paruh pertama 1960an, Nadi menjadi bandara kunci untuk transfer penumpang dari Bandar Udara Auckland Whenuapai yang hanya bisa membawa pesawat turboprop dan piston, ke DC-8 dan Boeing 707 baru yang mengarah ke Amerika Utara dan Eropa. Pda satu waktu, Selandia Baru mengoperasikan Sistem Informasi Penerbangan (FIS) terbesar di dunia, di mana pada masanya, melingkupi wilayah seluas 10.360.000 kilometer persegi. Semuanya dikendalikan dari Nadi.
Operasi
Keberangkatan dan kedatangan lebih disukai mengarah ke selatan, karena kedekatan dengan Jajaran Gunung Sabeto di bagian utara bandara. Sebuah wilayah berputar yang besar, sesuai untuk Boeing 747, terletak di sebelah kiri dari awal Landasan Pacu 02, utuk mengatasi kasus bila terdapat hambatan cuaca yang membuat pesawat harus lepas landas ke utara.
Pada tahun 2008, sebuah QantasAirbus A380 harus melakukan pendaratan darurat untuk mengeluarkan penumpang yang sakit, yang menunjukkan, meskipun tidak disertifikasi, fasilitas di Nadi cukup untuk megatasi pesawat penumpang terbesar di dunia tersebut.
Saat ini, konsentrasi hotel terbesar di Fiji telah tumbuh di sekitar Nadi, dan setelah pariwisata berkembang tahun 1960an, resor yang dibangun di pulau tetangga Pulau Mamanuca menandai Nadi sebagai pusat dari industri pariwisata Fiji.
Nadi juga menjadi basis operasional dari Air Pacific, yang melayani enam bandara di Pasifik Barat Daya, dan banyak yang lain di lingkar Pasifik. Peninggalan dari FIS terbesar di dunia masih ada, sebagai contoh Menara Nadi menyediakan layanan FIS untuk Bandar Udara Fua'amotu di Tonga saat Menara Fua'amotu tidak mampu menjangkau.