Selepas dari Tentara Pelajar, beliau mendapat kesempatan mengikuti pendidikan Akademi Militer di KMA (Koninklijke Militaire Academie) Breda, Belanda pada tahun 1951-1955 dan lulus sebagai perwira TNI AD di kesatuan Artileri khususnya Arhanud (Artileri Pertahanan Udara). Beliau juga turut terlibat dalam penugasan pada tahun 1973 dari pimpinan TNI AD untuk mempersiapkan proyek Komputerisasi Data Personil, Material dan Finansial TNI AD dengan membentuk Dispulahtad (terakhir diganti menjadi Disinfolahtad).
Beliau bersama KSAD Jendral Rudini, Irjen AD Mayjen Sularso dan sisa beberapa orang Pati lainnya adalah termasuk dari gelombang terakhir dari pimpinan TNI AD yang berasal dari generasi Angkatan '45 yang terlibat dalam proses peralihan regenerasi kepemimpinan ABRI dari Angkatan '45 kepada generasi ABRI/TNI Angkatan Penerusnya yang ditandai secara simbolik dalam perayaan Hut ABRI ke 40 di tanggal 5 Oktober 1985.
Latar Belakang
Theo Sumantri dilahirkan di Lubuk Pakam, Sumatera Utara dari pasangan R. Roestamadji Poerboadinoto dan R.Aj. Soebandini. Beliau adalah anak ketiga dari 9 bersaudara. Saat itu, ayah dari Theo Sumantri bertugas sebagai Fiscal Griffier di kantor Pegadaian Negeri dan mencakup daerah Pematangsiantar dan Deli Serdang.
Kehidupan Pribadi
Theo Sumantri menikah dengan Loretti di 22 September 1962, Loretti adalah putri bungsu dari 5 bersaudara dari pasangan Roesno dan Siti Aminah.
Meninggal Dunia
Theo Sumantri meninggal di Jakarta 22 Agustus 2011 dan dimakamkan berdampingan dengan istrinya Loretti yang telah meninggal pada tanggal 15 Desember 2015 di Taman Pemakaman Giri Tonjong, Sawangan, Depok.
Penempatan Pelajar Pejuang di Pabrik Gula Kedaton Plered Yogyakarta selama 2 bulan tahun 1945
Anggota Tentara Pelajar
Komandan Seksi di Tentara Pelajar Detasemen 3 Brigade 17 Batalyon 300 di bulan Januari 1946 di Srondol Semarang tahun 1946
Wakil Komandan Kompi 310 Tentara Pelajar Detasemen 3 Brigade 17 Batalyon 300 di Sukorejo & Srondol Semarang tahun 1947
Bersama sebagian dari anggota Tentara Pelajar Kompi 310 mendapat tugas untuk menjemput Pasukan Siliwangi yang ikut hijrah dari Jawa Barat dengan menaiki kapal laut yang didaratkan di pantai Rembang.
Menjalani route Long-March Siliwangi ke Jawa Barat dari Yogyakarta bersama Kompi Solihin Detasemen 4 Brigade 17
Selama di daerah Tasikmalaya 1 orang tertembak karena kesalahpahaman antara Polisi Pasundan. Pada tanggal 19 Februari 1949 di Cihonje, pasukannya diserang pemberontak DI/TII dimana 18 orang gugur.
Penarikan Serma Theo Sumantri dengan Soesatio dan Supardjan ke Priangan Timur tahun 1950
Serma Theo Sumantri mendapat cuti besar dan berangkat ke Salatiga untuk masuk Sekolah Menengah Tinggi
Serma Theo Sumantri pindah ke SMT Semarang dan lulus ujian SMT untuk kemudian ikut testing di KMA Breda tahun 1951
Pengalaman sebagai Taruna ( 1951-1954 )
Di KMA Breda, Theo Sumantri mengikuti pendidikan militer di penjurusan Artileri.
Rekan2 di KMA Breda selama pendidikan adalah :
Artileri (Prajitno, Subyakto, Sumarno, Jopie Bolang, Sudiman Saleh dan Theo Sumantri)
Infantri (Sarwono, Suseno, Suparman K, Untung Sridadi, Torry, Rudini (Kelak menjadi KASAD), B. Subagyo, Soehirno, Sudibyo, Sumargono dan Sularso)
Kavaleri (Gatot S, Rinto S, R.P Subagio, Haryono, Subagio K, M Supono, Sudarmadji, Purnomo dan Susanto W)
Zeni (Tuk Setyohadi, B. Soetikno, Darsoyo dan Ngandadi)
Administrasi Militer (RM Utoro, Yushar Yahya dan Ating Kartakusumah)
Perhubungan (Iwan K)
Sebagai Taruna Akademi Militer Theo Sumantri aktif dalam kegiatan sebagai berikut:
Anggar Sabel
Dayung
Atletik, terutama lompat tinggi dan lompat galah dan diikutsertakan dalam team Atletik KMA Breda ke Akademi Militer Belgia.
Pengalaman sebagai Perwira TNI AD
Pengalaman sebagai Perwira Seksi I PPART, Perwira Perhubungan PPART, sebagai komandan Baterai merangkap perwira Laison Baterai BS dalam operasi melawan pemberontak PRRI.
Setelah menjabat sebagai ajudan MKN/KASAD ditempatkan sebagai DanYon Komandan Sekolah dengan pangkat Kapten dan kemudian Asisten Pendidikan dan Latihan dan dalam hal ini berhasil membuat daftar Tembakan ARHANUDSE khusus sebagai ARMED yang telah dipraktekkan untuk menembak dari Banyuwangi ke Pulau Bali.
Dari bidang pendidikan dan latihan mendapat tugas rangkap sebagai Komandan Batalyon ARHANUDSE-8 di Surabaya dengan pangkat Mayor.
Setelah menjabat sebagai DANYON dipindahkan sebagai KAS MEN ARHANUD-4 DAM II dengan pangkat Mayor dan kemudian sebagai Komandan Resimen (DANMEN) ARHANUD-4 DAM II/BB dengan pangkat Letkol
Sesudah menjabat DANMEN ARHANUD-4 DAM II/BB ditarik ke pusat dan mendapat tugas belajar di Monterey Amerika dan di Computer Institute DODCI USA dengan pangkat Kolonel
Sekembali dari USA ditempatkan sebagai PABAN-5 SUAD RENLITBANG dan diberi tugas oleh KASAD Jend TNI Makmun Murod dengan tugas komputerisasi TNI-AD selama 2 tahun dengan pangkat Kolonel, kemudian menjabat sebagai KADISPULLAHTAD di Dinas Pusat Pengumpulan dan Pengolahan Data TNI AD (DISPULAHTAD) dengan pangkat Brigadir Jenderal DARI 1976 sampai tahun 1983. Kelak DISPULAHTAD berganti nama menjadi DISINFOLAHTAD
Dari SUAD kemudian pindah ke KAPUSLITBANG di PUSLITBANG HANKAM dengan pangkat Mayor Jenderal