Nama sungai Tamiang diambil dari sebuah nama kerajaan yang berada di sekitar pertemuan sungai antara sungai Simpang kanan dan sungai Simpang kiri yaitu kerajaan Tamiang. Dimana nama kerajaan tersebut berasal dari julukan orang-orang Pasai kepada seorang raja yang memiliki tanda hitam ("itam") di bagian pipinya ("Mieng"), bernama Raja Muda Sedia yang berkuasa di kerajaan tersebut sekitar tahun 1330-1352.
Bukti adanya Negeri Tamiang bersumber pada Prasasti Sriwijaya, buku Wee Pei Shih yang mencatat Negeri Kan Pei Chiang (Tamiang) dan buku Nagarakertagama yang menyebut "Tumihang", serta benda-benda peninggalan budaya yang terdapat pada situs Tamiang.[3]
Geografi
Sungai ini mengalir di wilayah utara pulau Sumatra yang beriklim hutan hujan tropis (kode: Af menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger).[4] Suhu rata-rata setahun sekitar 23 °C. Bulan terpanas adalah Juni, dengan suhu rata-rata 27 °C, and terdingin Oktober, sekitar 22 °C.[5] Curah hujan rata-rata tahunan adalah 3483 mm. Bulan dengan curah hujan tertinggi adalah Desember, dengan rata-rata 522 mm, dan yang terendah Maret, rata-rata 178 mm.[6]