Pada abad ke-14, Sorkam merupakan salah satu kawasan rantau dan koloni dagang Minangkabau.[4] Kota ini pernah menjadi wilayah yang berada di bawah pengaruh Kerajaan Pagaruyung.[5] Pada tahun 1758, Raja Junjungan gelar Datuk Bungkuk mendirikan Kesultanan Sorkam. Kesultanan ini berdiri setelah terjadinya konflik keluarga di Barus. Kesultanan Sorkam masih memiliki kekerabatan dengan Kesultanan Barus.[6] Pada abad ke-19, banyak pula masyarakat dari Batak Toba dan Mandailing yang bermigrasi ke Sorkam.
Wilayah
Sorkam berada sekitar 34 kilometer dari Kota Sibolga, dan berada 45 km dari ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah, Pandan. Hingga saat ini Kecamatan Sorkam telah mengalami pemekaran menjadi dua wilayah yaitu Kecamatan Sorkam Barat, dan beberapa tahun kemudian Kecamatan Sorkam Barat mengalami pemekaran dan membentuk kecamatan baru yaitu Kecamatan Pasaribu Tobing.
Wilayah ini umumnya berbukit-bukit rendah yang merupakan bagian dari anak Bukit Barisan, dan juga berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Kecamatan Sorkam terbagi menjadi empat wilayah kelurahan dan 17 wilayah desa yaitu kelurahan Sorkam, desa Bottot, desa Teluk Roban, kelurahan Naipospos Barat, desa Sihapas, desa Hiteurat, desa Pananggahan, desa Pagaran Julu, desa Muara Nauli, desa Pearaja, kelurahan Pargarutan, desa Rianiate, kelurahan Tarutung Bolak, desa Gontingmahe, desa Nauli, desa Fajar, desa Pelita, desa Pardamean, desa Dolok Pantis. Awalnya desa Simarpinggan dan desa Pargaringan adalah wilayah kecamatan Sorkam. Pada tahun 2011 desa tersebut dimasukkan ke wilayah kecamatan Kolang.[3]
Demografi
Suku bangsa
Penduduk kabupaten Tapanuli Tengah berasal dari beragam suku, dan kabupaten ini termasuk yang paling beragam, dibanding kabupaten lainnya di kawasan Tapanuli, Sumatera Utara. Suku Batak dan Pesisir, merupakan suku mayoritas di Tapanuli Tengah.[7] Adanya percampuran budaya sejak lama antara Batak Toba, Angkola, Mandailing, Melayu, dan Minangkabau, sehingga membentuk budaya orang Pesisir di Tapanuli Tengah. Meski demikian, polemik penyebutan suku terjadi, dimana sebagian lebih menerima disebut sebagai orang Melayu, dan sebagian juga menerima disebut bagian dari Batak.[7]
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, bahasa Batak (umumnya Toba dan Angkola atau Mandailing), bahasa Pesisir atau Melayu dan Minangkabau.[8] Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Sorkam umumnya berkaitan dengan sektor perkebunan dan perdagangan. Komoditas perkebunan yang dihasilkan di Kecamatan Sorkam utamanya karet, kemenyan dan kelapa. Sementara kegiatan perdagangan dilakukan untuk menjual hasil perkebunan untuk membeli berbagai barang keperluan sehari-hari dalam rangka memenuhi kebutuhan sandang dan pangan.[9] Penduduk di Kecamatan Sorkam ada juga yang bekerja sebagai petani, nelayan, guru, pegawai negeri dan pegawai swasta.
Agama
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2021, mayoritas penduduk kecamatan ini memeluk agama Kristen. Adapun persentasi penduduk Sorkam menurut agama yang dianut yakni Kekristenan sebanyak 71,66% (Protestan 59,99% dan Katolik 11,67%). Sebagian lagi beragama Islam yakni 28,34%. Sementara untuk sarana rumah ibadah, terdapat 41 gereja Protestan, 8 masjid, 7 gereja Katolik, dan 3 musala.[2]