Manduamas adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kecamatan ini berada di kelurahan Pasar Onan Manduamas. Berdiri berdasarkan PP No 35/1992. Secara geografis Manduamas terletak di sekitar 98,1 BT dan 2,1 LU, berbatasan langsung dengan kabupaten Aceh Singkil, provinsi Aceh. Luas wilayah kecamatan ini 99,55 km², dan memiliki penduduk pada tahun 2021 berjumlah 23.262 jiwa.[2]
Demografi
Penduduk Manduamas memiliki beragam suku, agama dan adat istiadat, termasuk di kecamatan ini. Masyarakat dari suku Batak (Toba, Pakpak) dan Pesisir merupakan penduduk asli di daerah ini, dan ada juga pendatang seperti suku Jawa, suku Karo, Minangkau, Nias, Aceh dan lainnya.[3] Adanya percampuran budaya sejak lama antara Batak Toba, Angkola, Mandailing, Melayu, dan Minangkabau, sehingga membentuk budaya orang Pesisir di Tapanuli Tengah.[3] Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, bahasa Batak (umumnya Toba dan Angkola atau Mandailing), Melayu, Minangkabau dan Aceh.
Populasi suku Jawa cukup signifikan di Kecamatan Manduamas dan Kecamatan Sirandorung karena daerah ini menjadi tujuan program transmigrasi pada tahun 1980-an. Mereka umumnya berasal dari Jawa Tengah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Tapanuli Tengah 2020 mencatat keberagaman penduduk berdasarkan agama yang dianut. Penduduk di kecamatan ini yang memeluk agama Kekristenan berjumlah 72,05%, dimana Protestan 42,56% dan Katolik 29,49%, yang umumnya dipeluk penduduk dari suku Batak dan Nias. Kemudian Islam berjumlah 27,95% yang umumnya dipeluk penduduk Pesisir, Jawa, Minangkabau, Aceh dan sebagian suku Batak.[2] Sementara untuk sarana rumah ibadah, terdapat 37 gereja Protestan, 18 gereja Katolik, 20 masjid dan 4 musala.[4]
Geografi
Dari aspek geografis, desa-desa yang tercakup dalam Kecamatan Manduamas adalah sebagai berikut:
Kelurahan PO Manduamas (landai, sebagian rawa), Desa Manduamas Lama (lereng, punggung bukit, perbukitan), Desa Tumba CA (lereng, punggung bukit, perbukitan, landai, rawa), Desa Binjohara (landai, dataran), Desa Saragih (lereng, punggung bukit, perbukitan), Desa Pagaran Nauli (lereng, punggung bukit, perbukitan), dan Desa Sarma Nauli (landai, dataran).
Perekonomian
Mata pencaharian penduduk Manduamas terutama adalah bidang agraris, pertanian tanaman pangan, palawija, dan sekarang sebagain besar sudah memulai dengan perkebunan, terutama kelapa sawit. Di samping itu, mata pencarian sebagai nelayan juga telah lama digeluti oleh sebagian penduduk Manduamas. Menangkap ikan lele dan gabus di rawa-rawa di hulu Lae Tapus di daerah Saragih atau Lae Mbalno, Situban bahkan sampai ke daerah Mangkir (Aceh) sudah dilakoni oleh penduduk Manduamas secara turun temurun. Sampai tahun 1980-an, Manduamas merupakan sentra penghasilan ikan lele yang dikeringkan, yang umumnya dijual ke Kota Padang Sidempuan dan Kota Medan. Manduamas pernah juga menjadi sentra penghasil minyak nilam sekitar tahun 1970-an.