Penduduk kabupaten Tapanuli Tengah berasal dari beragam suku, dan kabupaten ini termasuk yang paling beragam, dibanding kabupaten lainnya di kawasan Tapanuli, Sumatera Utara. Suku Batak dan Pesisir, merupakan suku mayoritas di Tapanuli Tengah.[4] Adanya percampuran budaya sejak lama antara Batak Toba, Angkola, Mandailing, Melayu, dan Minangkabau, sehingga membentuk budaya orang Pesisir di Tapanuli Tengah. Meski demikian, polemik penyebutan suku terjadi, dimana sebagian lebih menerima disebut sebagai orang Melayu, dan sebagian juga menerima disebut bagian dari Batak.[4] Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, bahasa Batak (umumnya Toba dan Angkola atau Mandailing), bahasa Pesisir atau Melayu dan Minangkabau.
Agama
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2021, mayoritas penduduk kecamatan ini memeluk agama Kristen. Adapun persentasi penduduk Tukka menurut agama yang dianut yakni Kekristenan sebanyak 55,57% (Protestan 53,39% dan Katolik 2,18%). Sebagian besar lagi beragama Islam yakni 44,39% dan sebagian kecil beragama Hindu yakni 0,03% dan Buddha 0,01%. Sementara untuk sarana rumah ibadah, terdapat 32 gereja Protestan, 19 masjid dan 2 gereja Katolik.[2]