Prof. Ir. R. M. Soewandi Notokoesoemo (25 Oktober 1904 – 25 Desember 1960) adalah Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1955 hingga tahun 1956 pada Kabinet Burhanuddin Harahap.
Riwayat Hidup
Raden Mas Soewandi Notokoesoemo lulus sebagai insinyur sipil dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung) pada bulan Desember 1936.[1]
Pada masa pendudukan Jepang, Ir. Soewandi menjadi staf pengajar di Bandung Kogyo Daigaku - nama baru Technische Hoogeschool te Bandoeng yang dibuka kembali setelah diakuisisi Jepang dari pemerintah Hindia Belanda di mana ia mengajar mata kuliah Ilmu Bangunan.[2]:27
Kiprahnya dalam bidang pendidikan keinsinyuran terus berlanjut disela-sela revolusi kemerdekaan. Ia termasuk salah satu insinyur pribumi yang mengambil alih Bandung Kogyo Daigaku dari bala tentara Jepang kepada Republik Indonesia pada bulan Agustus 1945. Segera sesudah itu perguruan tinggi teknik dibuka kembali dengan nama Sekolah Tinggi Teknik Bandung (STT Bandung) di bawah pimpinan Prof. Ir. Roosseno. Ketika kondisi keamanan kota Bandung sudah tidak lagi kondusif dengan masuknya NICA, STT Bandung terpaksa dipindahkan ke Yogyakarta dengan nama barunya STT Bandung di Yogyakarta, di mana Ir. Soewandi bersama Prof. Ir. Roosseno, Ir. Goenarso, Ir. Soenarjo, Ir. Abdoelmoetalip Danoeningrat, Ir. Ali Djojoadinoto, dan Herman Johannes mengiringinya sebagai staf pengajar.[2]:27 Setelah Pemerintah RI mendirikan Universitit Negeri Gadjah Mada, maka STT di Yogyakarta dimasukkan ke dalamnya sebagai Fakultas Teknik, di mana Ir. Soewandi termasuk salah satu pengajarnya.
Pada tanggal 19 September 1954 ia diangkat menjadi Guru Besar Fakultas Teknik UGM pada bidang Ilmu Konstruksi Baja.[3]
Rujukan
Pranala luar