Perdebatan modern mengenai identitas "Saka" muncul sebagian karena penggunaan kata tersebut secara ambigu oleh sumber-sumber non-Saka. Menurut Herodotus, orang Persia menyebut "Saka" untuk semua bangsa Skithia.[7]Plinius (Gaius Plinius Secundus, 23–79) menyebutkan bahwa orang Persia hanya memberikan nama "Sakai" untuk suku-suku Skithia "yang paling dekat".[8] Masyarakat Asyur pada masa Esarhaddon, mencatat penyerbuan melawan kelompok orang yang disebut Ashkuza atau Ishhuza dalam bahasa Akkad.[9] Pengertian umum di antara para ilmuwan kini adalah bahwa bahasa dari orang Saka, sumber dari bahasa-bahasa Pamir di India Utara dan bahasa Khotan di Xinjiang, termasuk ke dalam bahasa-bahasa Skithia.[10]
Kelompok masyarakat lainnya yaitu Gimirrai,[9] disebut di sumber Yunani Kuno sebagai orang Cimmeria, memiliki kaitan erat dengan orang Saka. Pada naskah kuno Ibrani, Ashkuz (Ashkenaz) disebut sebagai keturunan langsung dari Gimirri (Gomer).[11]
Orang Saka bagi orang Babilonia sama dengan Gimirrai. Kedua nama digunakan di Inskripsi Behistun yang dipahat tahun 515 SM atas perintah Raja Darius yang Agung.[12] Orang-orang tersebut disebutkan bermukim di Kerajaan Urartu di Armenia. Shacusen di Provinsi Uti diberi nama dari mereka.[13]) Inskripsi Behistun awalnya hanya menyebutkan Saka sekali untuk kemudian memisahkannya menjadi beberapa kelompok yaitu:[14][15][16]
Sakā tigraxaudā – "Saka bertopi runcing",
Sakā haumavargā – dipahami sebagai "Saka peminum haoma" namun ada pula pendapat lain,[14][17][18]
Sakā para Sugdam – "Saka di luar Sugda (Sogdiana)", istilah lain yang ditemukan di dua inskripsi lain.[19] Istilah yang digunakan oleh untuk menyebut orang-orang di perbatasan negaranya di arah berlawanan dari Kush (Ethiopia) akan berada di sebelah timur.[14][20]
Sakā paradraya adalah bangsa Skithia di barat (Skithia Eropa) atau Sarmatia. Sakā tigraxaudā dan Sakā haumavargā diyakini berada di sebelah timur Laut Kaspia.[14]Sakā haumavargā dinilai sama dengan orang Amyrgia, orang Saka di dekat Baktria dan Sogdiana. Sakā haumavargā juga telah diajukan sebagai Sakā para Sugdam, sehingga Sakā haumavargā berada lebih jauh ke timur daripada Sakā tigraxaudā, kemungkinan di Pamir atau Xinjiang, walaupun kemungkinan mereka berada di Jaxartes karena yang disebut adalah "di luar Sogdiana" bukan Baktria.[14]
Di dunia modern, arkeolog Hugo Winckler (1863–1913) adalah orang pertama yang mengaitkan Saka dengan bangsa Skithia. J. M. Cook, dalam The Cambridge History of Iran, menyebutkan bahwa nama Persia "Sakā" dan nama Yunani dan Asyur "Skuthai" ("Iškuzai") merupakan nama umum untuk penduduk nomaden di wilayah utara.[14] Sumber-sumber Persia umumnya menyebut mereka sebagai satu suku tunggal bernama "Saka" (Sakai atau Sakas), namun sumber Yunani dan Latin menyebutkan bahwa bangsa Skithia terdiri atas banyak kelompok.[21][22] Ilmuwan modern kemudian umumnya menggunakan istilah Saka untuk menyebut masyarkat berbahasa Iran yang menghuni Stepa Erasia bagian timur dan Cekungan Tarim.[5][23]
^ abWestermann, Claus (1984). : A Continental Commentary. John J. Scullion (trans.). Minneapolis. hlm. 506. ISBN0800695003.
^Kuz'mina, Elena E. (2007). The Origin of the Indo Iranians. Edited by J.P. Mallory. Leiden, Boston: Brill, pp 381-382. ISBN 978-90-04-16054-5.
^"The sons of Gomer were Ashkenaz, Riphath,[a] and Togarmah." Lihat pula entri Ashkenaz di Young, Robert. Analytical Concordance to the Bible. McLean, Virginia: Mac Donald Publishing Company. ISBN0-917006-29-1.
^George Rawlinson, memberikan catatan di terjemahannya untuk History of Herodotus, Buku VII, p. 378
^Kurkjian, Vahan M. (1964). A History of Armenia. New York: Armenian General Benevolent Union of America. hlm. 23.