Naskah-naskah kayu dan kertas ditemukan ditulis dalam aksara Brahmi yang dimodifikasi dengan menambah beberapa huruf dan beberapa penyambung unik seperti ys dengan z.[7] Naskah-naskah tersebut berasal dari abad ke-4 hingga abad ke-11. Dialek Tumshuq berusia lebih tua daripada dialek Khotan,[8] namun juga lebih sulit dipahami karena naskah yang ditulis berjumlah lebih sedikit daripada dialek Khotan. Kedua dialek memiliki beberapa kesamaan dengan bahasa Pashtun dan Wakhi. Bahasa Saka juga disebut sebagai "Hvatanai" di beberapa dokumen kontemporer.[9] Banyak kata-kata dari bahasa Prakerta diserap lewat dialek Khotan bahasa Saka oleh Bahasa Tokharia.[10]
Dua dialek bahasa Saka yang diketahui terkait dengan migrasi Bangsa Skithia. Tidak ada catatan China mengenai sebuah invasi yang pernah terjadi di wilayah bahasa Saka. Sebuah teori menyebutkan bahwa dua suku Saka, dengan dua dialeknya, bermukim di wilayah tersebut kira-kira pada tahun 200 SM sebelum catatan-catatan China mulai ditulis.[11] Orang Saka juga dapat datang sebelum abad ke-3 SM dan berasimilasi dengan masyarakat asli yang telah bermukim di wilayah Cekungna Tarim.[12] Bahasa Saka punah setelah pasukan Muslim Turk menaklukkan Kerajaan Khotan di dalam era Islamisasi dan Turkisasi Xinjiang.
Pada abad ke-11, Mahmud al-Kashgari menulis bahwa orang-orang Khotan masih memiliki bahasa dan aksara mereka sendiri dan tidak mengetahui bahasa Turk dengan baik.[13][14] Menurut Kashgari, beberapa bahasa non-Turk seperti Kanchak dan Soghdiana masih digunakan di beberapa wilayah.[15] Bahasa Kanchak diyakini berada dalam rumpun yang sama dengan bahasa Saka, begitupun dengan bahasa yang dipakai orang-orang di Tashkurgan.[12] Cekungan Tarim diyakini telah ter-Turkisasi pada akhir abad ke-11.[16]
Bailey, H. W.. 1944. “A Turkish-khotanese Vocabulary”. Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London 11 (2). Cambridge University Press: 290–96. http://www.jstor.org/stable/609315.
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Saka". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
Emmerick, R. E., & Pulleyblank, E. G. (1993). A Chinese text in Central Asian Brahmi script: new evidence for the pronunciation of Late Middle Chinese and Khotanese. Roma: Istituto italiano per il Medio ed Estremo Oriente. (Berisi info mengenai hubungan antara bahasa Tionghoa dengan dialek Khotan seperti kata serapan dan pelafalan.)
Litvinsky, Boris Abramovich; Vorobyova-Desyatovskaya, M.I (1999). "Religions and religious movements". History of civilizations of Central Asia. Motilal Banarsidass. hlm. 421–448. ISBN8120815408.