Pungmul
SejarahKesenian ini berakar dari ritual shamanisme dan dipentaskan beramai-ramai sebagai bagian dari madangnori, pertunjukkan musik dan tari rakyat yang dimainkan di lapangan terbuka. Setiap orang berpartisipasi memainkan alat musik dan menari bersama-sama. Selain itu, pada saat mengerjakan lahan pertanian, para petani memainkan berbagai alat musik untuk meringankan beban bekerja dan sebagai hiburan saat lelah. Musik pun dimainkan sebagai pengiring doa dan ritual kepada dewa agar hasil pertanian diberkati kelimpahan dan dilindungi dari serangan hama. Lama-kelamaan, pungmul dimainkan sebagai kelompok musik petani pada saat diadakan festival-festival di daerah pedesaan.[1] Kelompok pemusik ini dinamakan pungmulpae. Alat musikElemen utama dari pungmul adalah permainan alat musik perkusi. Setiap kelompok pemusik memiliki satu atau lebih pemain kkwaenggwari (gong kecil), sogo (genderang kecil), janggu (gendang panjang), buk (gendang besar), dan jing (gong besar). Alat musik tiup yang bernada tinggi juga dimainkan untuk mengiringi seperti taepyeongso dan nabal. Variasi daerahTerdapat beragam jenis pungmul di Korea berdasarkan daerahnya masing-masing, yakni Utdari Pungmul dari Gyeonggi, Chungcheong, Yeongnam Pungmul dari wilayah Jeolla, wilayah Gyeongsang Selatan dan tenggara, dan Yeongdong Pungmul dari daerah Gangwon. Setiap permainan pungmul dari wilayah-wilayah ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Uumumnya permainan pungmul menampilkan pangut dimana para pemain alat musik membentuk kelompok dan menari serta melakukan akrobat. Para penari memakai sangmo, topi dengan pita panjang dan secara individu menarikan tarian sesuai alat musik yang dimainkan, seperti sogochum (tari genderang kecil), jangguchum (tari genderang panjang), bukchum (tari genderang besar) serta menampilkan sangmonori, yakni memainkan pita panjang dengan berputar-putar. Ritual pungmul yang dilaksanakan untuk memohon berkat dari Tuhan dinamakan binari ("berdoa") yang terdiri atas sekitar 15 orang pria yang memainkan alat musik dan menyanyikan syair dengan irama cepat. Pada zaman dahulu binari khusus dipanjatkan untuk memohon keberkatan dan ketentraman manusia, serta kelimpahan panen. Kelompok pungmul memanjatkan doa dengan mengunjungi setiap rumah tangga di desa pada awal tahun baru Imlek. Pada saat ini ritual binari dilaksanakan sebagai pembuka dalam permainan Samulnori dan mendoakan keamanan para penonton pada tahun baru atau saat sebelum mengadakan suatu upacara khusus.[2] Referensi
Lihat pula |