Plasa Simpang Lima |
Alamat | Jalan Ahmad Yani No.1, Karangkidul, Semarang Tengah, Semarang |
---|
Dibuka | 31 Maret 1990; 34 tahun lalu (1990-03-31) |
---|
Pengembang | Jaya Konstruksi Sarana Dwipa |
---|
Manajemen | PT Argamukti Pratama |
---|
Pemilik | Pemerintah Kota Semarang |
---|
Arsitek | Pola Dwipa Tripanoto Sri Konsultan |
---|
Luas lantai | ± 38.935 m² |
---|
Jumlah lantai | 6 (retail), 11 (total) |
---|
Transportasi umum | |
---|
Situs web | plasasimpanglima.com |
---|
Plasa Simpang Lima (Hanacaraka: ꦥ꧀ꦭꦱꦱꦶꦩ꧀ꦥꦁꦭꦶꦩ) adalah pusat perbelanjaan berbagai macam barang/produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berbagai kalangan mengingat berada di pusat bisnis Kota Semarang.[1][2][3]
Sejarah
Plasa Simpang Lima dibuka pada 31 Maret 1990 diatas lahan yang dahulu dihuni oleh gedung serbaguna bernama Wisma Pancasila, dan kantor Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Depparpostel). Bagian pusat perbelanjaan yang menempati lahan Wisma Pancasila dijuluki "Plasa Simpang Lima I", sementara bagian yang menempati lahan kantor Depparpostel dijuluki "Plasa Simpang Lima II". Pusat perbelanjaan awalnya direncakan dengan nama "Plaza Simpang Lima", sebelum diganti menjadi "Plasa Simpang Lima" atas saran Gubernur Jawa Tengah saat itu, Muhammad Ismail, karena "Plasa" dapat diartikan sebagai kependekan dari istilah "Pelataran Serba Ada". Memiliki luas bangunan 38.935,00 m², Plasa Simpang Lima mengusung gaya arsitektur modern berciri khas jendela-jendela besar yang membolehkan pengunjung untuk melihat Simpang Lima selagi berbelanja (sebagian besar jendela-jendela tersebut sudah ditutup oleh reklame sejak tahun 2000-an).[4]
Total jumlah lantai yang ada di pusat perbelanjaan ini adalah sebelas untuk Plasa Simpang Lima I dan empat untuk Plasa Simpang Lima II, menjadikannya sebagai pusat perbelanjaan tertinggi di Kota Semarang. Meski begitu, Plasa Simpang Lima I saat ini hanya menyewakan enam lantai (Lantai G hingga 5) untuk retail saja; Lantai 6 dan 7 digunakan untuk lahan parkir dan gedung pertemuan, Lantai 8 ditempati oleh Plasa Biliar Semarang, sementara Lantai 9 dan 10 ditutup untuk umum dan dibiarkan terbengkalai. Keberadaan Semarang Computer Center (SCC) di Lantai 5 Plasa Simpang Lima I Semarang dan Semarang Cellular Trade Center (SCTC) di Lantai 2 Plasa Simpang Lima II Semarang menjadikan pusat perbelanjaan tersebut sebagai salah satu pusat teknologi informasi di Semarang.[5]
Selain pusat perbelanjaan, Plasa Simpang Lima didukung oleh adanya hotel bintang 4 berjumlah 11 lantai dengan kapasitas 165 kamar yang berdempetan dengan Plasa Simpang Lima II di bekas lahan Depparpostel. Hotel tersebut dibuka pada 22 November 2002 sebagai Hotel Horison Semarang, sebelum berganti nama menjadi Grand Arkenso Parkview Hotel pada 20 November 2017. Plasa Simpang Lima juga memiliki akses langsung dengan Mal Ciputra Semarang melalui Jembatan Sentra Kuliner yang didirikan pada tahun 2005.[4]
Pada tahun 2023, Plasa Simpang Lima sempat menjadi viral di internet akibat kondisinya yang memprihatinkan. Sebagian besar lantai gedung, terutama di Plasa Simpang Lima I, sudah dikosongi oleh penyewa; Lantai 4, sebagai contoh, sudah tidak memiliki penyewa sejak Timezone tutup pada tahun 2023. Satu-satunya penyewa besar yang masih bertahan adalah Matahari Department Store yang menempati Lantai 2 dan 3. Pengondisi udara dan eskalator di berbagai tempat juga sudah dimatikan akibat sepinya pengunjung. Meskipun beberapa sumber memberitakan bahwa fenomena itu adalah dampak dari pandemi COVID-19, menurut Rudi Kurniawan, manajer Matahari di Plasa Simpang Lima, mal tersebut mulai kehilangan pamor sejak pertengahan tahun 2010-an.[6][7][8]
Pada bulan September 2024, dikabarkan bahwa gerai Matahari Department Store di Plasa Simpang Lima akan ditutup, menyusul berakhirnya kontrak mereka dengan Pemerintah Kota Semarang pada bulan Maret sebelumnya. Pemkot, selaku tuan tanah, bersama dengan PT Argamukti Pratama, sedang mengkaji langkah kedepan mal berusia 34 tahun tersebut. Sebelumnya, Pemkot sempat berencana untuk memindahkan Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Semarang dari Terminal Mangkang ke Plasa Simpang Lima untuk lebih mendekatkannya dengan pusat kota,[9] namun rencana ini dibatalkan untuk mengurangi beban masyarakat yang harus membayar tarif parkir per jam apabila hendak memasuki mal. Alih-alih di Plasa Simpang Lima, MPP akan dipindahkan ke Gedung Satya Graha KORPRI di Jalan Ki Mangunsarkoro.[10]
Referensi
Pranala luar