Desa-desa di Muara Wis awalnya terbentuk dari komunitas suku Kutai yang bermukim di sekitar Sungai Mahakam dan anak-anak sungainya. Kehidupan mereka sangat bergantung pada sungai dan danau sebagai sumber utama perikanan serta jalur transportasi dan perdagangan. Tradisi mereka berfokus pada kehidupan agraris dan perikanan, dengan nilai-nilai adat yang masih kuat bertahan hingga sekarang.
Seiring dengan perkembangan zaman, Muara Wis mulai mengalami modernisasi, terutama sejak masuknya pengaruh dari kerajaan-kerajaan lokal dan kolonial. Interaksi dengan pedagang dari luar daerah dan suku-suku lain turut mempengaruhi perkembangan wilayah ini, meskipun masyarakat tetap menjaga adat istiadat dan tradisi Kutai.
Geografi
Muara Wis memiliki luas wilayah sekitar 1.108,16 km² dan terdiri dari 7 desa. Wilayah ini dibelah oleh beberapa sungai kecil yang merupakan anak Sungai Mahakam. Secara geografis, Muara Wis sangat strategis karena terletak di tepi dua danau terbesar di Kabupaten Kutai Kartanegara, yaitu Danau Melintang dan Danau Semayang. Kedua danau ini tidak hanya penting dari segi ekologis, tetapi juga memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam hal perikanan.
Danau Melintang dan Danau Semayang adalah sumber ikan air tawar yang melimpah, dan kehidupan nelayan di desa-desa sekitar danau ini sangat bergantung pada hasil tangkapan ikan. Selain itu, danau-danau ini juga menjadi habitat penting bagi berbagai jenis flora dan fauna lokal. Di musim-musim tertentu, danau ini mengalami pasang surut yang cukup ekstrem, yang mempengaruhi aktivitas masyarakat, termasuk pertanian dan transportasi.
Wilayah Muara Wis didominasi oleh hutan tropis, lahan rawa, dan vegetasi khas dataran rendah Kalimantan. Iklimnya adalah tropis dengan curah hujan yang tinggi, terutama pada musim penghujan yang sering menyebabkan banjir di beberapa desa, khususnya di sekitar sungai dan danau.
Ekonomi dan Mata pencaharian
Perekonomian masyarakat Muara Wis didominasi oleh sektor perikanan dan pertanian. Perikanan menjadi tulang punggung ekonomi karena wilayah ini terletak di sekitar Danau Melintang dan Danau Semayang yang merupakan daerah kaya ikan. Ikan seperti baung, patin, dan ikan air tawar lainnya merupakan komoditas utama yang dihasilkan dari danau ini. Selain perikanan, pertanian juga menjadi mata pencaharian penting, dengan tanaman padi, sayuran, dan buah-buahan yang ditanam di lahan-lahan subur di sekitar sungai dan danau.
Sebagian penduduk juga bekerja sebagai petani kelapa sawit, meskipun skala perkebunan di Muara Wis tidak sebesar di daerah lain di Kutai Kartanegara. Selain itu, masyarakat juga terlibat dalam sektor perdagangan lokal, terutama melalui pasar-pasar tradisional yang menjadi pusat aktivitas ekonomi.