Kota Bangun merupakan salah satu permukiman tertua di Kabupaten Kutai Kertanegara, selain itu juga ada daerah Kutai (Kutai Lama) dan Bunyut, nama ketiga daerah ini sudah ada disebut di dalam Hikayat Banjar yang bagian terakhirnya ditulis pada tahun 1663. Kota Bangun merupakan asal daerah Raden Aria Dikara ayahanda Gusti Barap, isteri Panembahan di Darat (mangkubumi dari Sultan Inayatullah & Sultan Saidullah).[1]
Geografi
Kecamatan Kota Bangun terletak antara 116º27' BT – 116º46' BT dan 0º07' LS – 0º36' LS dengan luas wilayah mencapai 1.143,74 km2. Sebagian wilayah kecamatan Kota Bangun dibelah oleh Sungai Mahakam dan Sungai Belayan serta terletak di tepi Danau Semayang dan Danau Melintang. Pola penyebaran penduduknya pun terkonsentrasi di sepanjang sungai maupun danau tersebut.
Mayoritas Penduduk di Wilayah Kota Bnagun Adalah Suku Kutai yang berjumlah ± 61.5% kemudian Suku Jawa yang berjumlah ± 31.5% dari Penduduk. Sisanya adalah suku Sunda, Banjar, Bugis dan Flores serta suku lainnya.
Agama Islam adalah agama terbesar yang dianut penduduk Kota Bangun yakni sekitar 95% yang dianut secara mayoritas dihampir seluruh desa di Kota Bangun kecuali Kedang Ipil sisanya adalah Agama Kristen (Katolik Roma dan Protestan) yang berjumlah ±5% dari penduduk. Kampung Kedang Ipil adalah satu satunya kampung Mayoritas Kristen di Kota Bangun sekaligus satu satunya rumah bagi Suku Kutai Kristiani di dunia, ada setidaknya 700 penganut Kristiani di Kedang Ipil yang mencakup 65% Penduduknya, selain itu agama Kristen dalam jumlah signifikan ditemukan di Dusun Rajaq (Kedang Murung) dan desa Wonosari.