Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kutai Kartanegara

Berikut adalah daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari 18 kecamatan, 44 kelurahan, dan 193 desa. Pada tahun 2020, jumlah penduduknya mencapai 734.485 jiwa dengan luas wilayah 23.601,91 km² dan sebaran penduduk 28 jiwa/km².[1][2]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kutai Kartanegara, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
64.02.04 Anggana 8 Desa
64.02.10 Kembang Janggut 11 Desa
64.02.09 Kenohan 9 Desa
64.02.08 Kota Bangun 21 Desa
64.02.03 Loa Janan 8 Desa
64.02.02 Loa Kulu 15 Desa
64.02.17 Marang Kayu 11 Desa
64.02.05 Muara Badak 13 Desa
64.02.14 Muara Jawa 8 - Kelurahan
64.02.11 Muara Kaman 20 Desa
64.02.01 Muara Muntai 13 Desa
64.02.18 Muara Wis 7 Desa
64.02.13 Samboja 19 4 Desa
Kelurahan
64.02.15 Sanga-Sanga 5 - Kelurahan
64.02.07 Sebulu 14 Desa
64.02.12 Tabang 19 Desa
64.02.06 Tenggarong 12 2 Desa
Kelurahan
64.02.16 Tenggarong Seberang 18 Desa
TOTAL 44 193

Sejarah

Sebelum tahun 1969, tidak banyak catatan mengenai sejarah kecamatan-kecamatan pada saat awal berdirinya kabupaten Kutai. Diketahui, kecamatan Sebulu merupakan hasil pemekaran dari sebagian Tenggarong dan Muara Kaman pada November 1964 melalui surat keputusan bupati (diresmikan pada 12 Mei 1965).[3]

Pada 24 April 1969, dikeluarkanlah surat keputusan gubernur nomor 55/TH-Pem/SK/1969, kecamatan seperti Sanga-Sanga Dalam (sudah tidak ada lagi), Muara Jawa, Palaran, dan sebagian Samboja (sampai dengan "sungai Rawa III" seluas 2.947 km2) diserahkan ke Samarinda, sedangkan Penajam dan sebagian Samboja (seluas 726 km2) diserahkan ke Balikpapan. Hal ini memicu berubahnya perbatasan Kutai dengan Samarinda dan Balikpapan, dan luas Kutai pada saat itu menyusut dari 94.352 km2 menjadi 91.027,47 km2.

Per tahun 1979, kabupaten Kutai memiliki 30 kecamatan, sebagian besar saat ini sudah dimekarkan dari Kutai Kartanegara (yang masih bertahan bercetak tebal):[4]

  • Long Apari
  • Long Pahangai
  • Long Bagun
  • Long Iram
  • Melak
  • Barong Tongkok
  • Damai
  • Muara Pahu
  • Muara Lawa
  • Bentian Besar
  • Muara Muntai
  • Penyinggahan
  • Jempang
  • Kota Bangun
  • Kenohan
  • Kembang Janggut
  • Tabang
  • Muara Ancalong
  • Muara Bengkal
  • Muara Wahau
  • Muara Kaman
  • Sebulu
  • Tenggarong
  • Loa Kulu
  • Loa Janan
  • Anggana
  • Muara Badak
  • Bontang
  • Sangkulirang
  • Bongan

Pada 13 Oktober 1987, luas Samarinda dan Balikpapan berkurang drastis semenjak dikembalikannya Sanga-Sanga, Muara Jawa dan Samboja ke kabupaten Kutai (Penajam, diserahkan ke kabupaten Pasir pada saat itu). Sebagai gantinya, Samarinda mendapat kelurahan Bantuas (dari kecamatan Sanga-Sanga), desa Loa Buah, Loa Bakung, Loa Janan Ilir (dari Loa Janan), dan desa Sungai Kapih, Sambutan dan Pulau Atas (dari Anggana).[5]

Pada 1 Desember 1989, kecamatan Bontang resmi dipecah menjadi tiga, yakni Bontang Utara, Bontang Selatan (dua kecamatan ini kemudian menjadi kota administratif), dan kecamatan Sangatta (sekarang di Kabupaten Kutai Timur). Selain itu, desa Santan Ilir, Santan Tengah, Santan Ulu diserahkan ke Muara Badak (kemudian wilayah tersebut menjadi Marang Kayu, tetapi masih menetap di kabupaten Kutai Kartanegara).[6]

Pada 11 Juni 1996, kecamatan Tenggarong Seberang, Marang Kayu, Long Hubung, dan Muara Wis, masing-masing dimekarkan dari Tenggarong, Muara Badak, Long Iram, dan Kota Bangun.[7]

Referensi

  1. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  2. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  3. ^ Sejarah Desa Sebulu
  4. ^ Soetoen, Anwar (1979). "Pertumbuhan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kutai dan Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya". Dari Swapraja ke Kabupaten Kutai. Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah. hlm. 286–287. 
  5. ^ "PP No. 21 Tahun 1987". peraturan.bpk.go.id. Diakses tanggal 2024-08-23. 
  6. ^ "PP No. 20 Tahun 1989" (PDF). jdih.setkab.go.id. Diakses tanggal 2024-10-05. 
  7. ^ "PP No. 38 Tahun 1996". peraturan.bpk.go.id. Diakses tanggal 2024-08-25. 

Lihat juga

Pranala luar

catatan: URL sewaktu-waktu dapat berubah/hilang. Bila URL tidak aktif, mohon dihapus dari daftar.