Muara Wis adalah salah satu desa di Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.
SEJARAH BERDIRINYA DESA MUARA WIS
Ratusan tahun yang lalu, hidup tujuh orang punggawa yang gagah berani, dan sakti mandraguna. Mereka adalah ;
1. Puan Ladu
2. Puan Bagas
3. Puan Taus
4. Puan Salloi
5. Puan Musi
6. Puan Cepak
7. Puan Salip
Puan Salloi menjadi pemimpin di daerah Kedang Jadi, yaitu didaerah pegunungan yang sampai sekarang masih tetap dengan nama penggunungan puan salloi yang sekarang masih tetap sebagai daerah wilayah Desa Muara Wis.
Pada saat itu saudara dari Puan Salloi berpancar-pancar bermukim untuk bertani, selain daerah majjal dan kedang jadi penduduk lebih banyak bermukim dibantaran sungai Mahakam yang sekarang menjadi kampung atau desa Muara Wis. Penduduk asli Muara Wis adalah suku kutai ada pula pendatang dari pulau Jawa, Sulawesi, Kalsel, dan Kalteng.
Untuk menyatukan masyarakat dan mempermudah administrasi kependudukan serta menyamakan persepsi dalam segala hal, maka pada tanggal 28 Mei 1926 seluruh kumpulan masyarakat tersebut sepakat mendirikan sebuah kampong yang resmi dimata pemerintah yaitu Desa Muara Wis.
Nama Muara Wis sendiri berasal dari nama seorang anak petani Puan Salloi yang pertama kali bertempat tinggal di bantaran sungai Mahakam yang memilki anak laki-laki tunggal yakni bernama Uwis. Sehingga pada saat itu wilayah permukiman itu disebut Muara Uwis yang diambil dari nama “Muara” adalah akhir dari aliran sungai dan “Uwis” adalah nama anak petani Puan Salloi yang kemudian berubah menjadi Muara Wis77.
Adapun Kepala Desa yang pernah memimpin Desa Muara Wis secara berurut adalah sebagai berikut :
1. Hartoyo, asal Muara Siran, tahun 1926 – 1931
2. Petinggi Laut, asal Muara Wis, tahun 1931 – 1936
3. Haji Ungkal, asal Kota Bangun, tahun 1936 – 1940
4. Laman Tutuh Panglima Martakiri, asal Kapuas, tahun 1940 – 1944
5. Gapoi, asal Muara Wis, tahun 1944 – 1950
6. Abdul Kader, asal Senyiur, tahun 1950 – 1968
7. Admon G, asal Muara Wis, tahun 1968 – 1976
8. Admonsyah, asal Muara Wis, tahun 1976 – 1984
9. Arsuni, asal Muara Wis, tahun 1984 – 1998
10. Burhanuddin H, asal Muara Wis, tahun 1998 2006
11. Syahril, sebagai PJS (Sekdes pada masa jabatan Burhanuddin tahun 1998 – 2006), asal Muara Wis, tahun 2006 – 2007
12. Burhanuddin H, asal Muara Wis periode kedua, tahun 2007 – 2013
13. Syakhril, SE sebagai PJS (Pejabat sementara dari kantor camat muara wis), tahun 2013 – 2015
14. Sukardi, A.Md sebagai PJS (Pejabat sementara dari kantor camat muara wis), tahun 2015 – 2017
15. Suryanto, asal Muara Wis, tahun 2016 – 2022.
16. Kasmir, S.Pd asal Muara Wis periode 2022 – 2028.
Sampai pada saat penulis menuliskan sejarah ini Desa Muara Wis dipimpin oleh Bapak KASMIR, S.Pd.
Demikian urutan nama orang-orang yang pernah memimpin Desa Muara Wis dari mulai tahun 1926, yang sebelumnya masih masuk wilayah Kota Bangun.
Profesi atau Pekerjaan Masyarakat Muara Wis Pada Waktu Dulu
Mulai dulu masyarakat Muara Wis senang bertani dan menangkap ikan. Mereka bertani didaerah pegunungan karena menghindari banjir tahunan jika dibandingkan dengan lahan pertanian yang berada dibantaran sungai Mahakam. Dengan berperahu menyeberangi Danau Uwis berjam-jam lamanya kemudian berjalan kaki berjam-jam pula lamanya, meskipun dengan perjalanan yang melelahkan tidaklah menjadi rintangan yang berat bagi mereka, yang penting kalau sudah dapat ratusan kaleng hasil panen padi mereka sudah merasa tenang karena sudah cukup untuk keperluan mmenghadapi tahun yang akan datang. Mereka bertani bartahun-tahun tanpa ada bantuan dari pemerintah. Mereka benar – benar petani tradisional yang tak kenal penyuluhan seperti sekarang.
Selain bertani mereka juga menggunakan waktu-waktu tertentu untuk menangkap ikan di Danau Uwis sebagai nelayan.
Sifat Gotong Royong
Masyarakat Muara Wis pada zaman dulu memiliki sifat kegotong royongan yang kuat. Ini dapat dibuktikan pada beberapa hal dibawah ini ;
1. Mereka sanggup membuat lapangan sepak bola dengan luas ratusan meter persegi tanpa bantuan dari pihak manapun, dan mereka pelihara sebaik-baiknya. Pada saat itu mereka hanya menggunakan alat seperti parang dan cangkul sampai sekarang ini kita hanya tinggal mewarisnya. Karena itu penulis berharap agar generasi penerus dapat melesetarikannya.
2. Mendirikan Masjid Al – Ihsan pertama dan yang kedua tidak terlalu banyak campur tangan pemerintah, tapi di dirikan secara gotong royong.
Karakter
Muara Wis termasuk lintasan khatualistiwa, maka mereka mempunyai sifat cepat tersinggung dan terpancing emosi, tapi jika kita beri penjelasan dengan lembut dan benar maka cepat menyadarinya.
Desa Muara Wis menjadi Ibu Kota Kecamatan
Dengan berbagai pertimbangan pada tahun 1996 oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Muara Wis dimekarkan menjadi Kecamatan Baru yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Kota Bangun yang sebelumnya hanya merupakan Kecamatan penghubung, dengan Camat pertamanya yaitu Bapak Pu’addin Mansyur, BA.
Kami jemaah dari Bogor dalam rangka i'tikaf dan silaturahym pada th 2012 yang lalu pernah menyusuri sepanjang sungai Mahakam bermula dari Bandara Sepinggan, kota Balikpapan .Kemudian kami di jemput oleh saudara kami dari Samarinda sebagai jemaah Anshor, dan kami sebagai Muhajirin +- 9 orang berangkat dari musyawarah Jawabarat di Ciamis.Dari Balikpapan kami terus ke markaz Da'waH Samarinda, kami disambut baik. Terus esoknya kami lanjutkan perjalanan Da'waH ke kota bangun.Kita di khidmat di sana dengan makanan khas pisang goreng/sangger pisang diberi sambal kacang wah nikmatnya.Terus lanjut ke muara Wis, sangat berkesan di sana berkenalan dengan masyarakat muslim disana yg dengan ramah menyambut kedatangan kami saat itu, juga anak anak disana riang gembira.Sayang sungguh saya pribadi tak bisa memberikan sesuatu hadiah untuk anak-anak disana sebab keterbatasan bekal saya.Hanya do'a yg kami mohon kepada ALLAH yang maha Esa, " semoga kelaq mereka bisa menjadi penerus pembawa risalah kenabian Muhammad ShalallaHu alaiHiwasalaam, menjadi Da'i menghidupkan amal amal masjid NABAWIE dikampung mereka masing-masing.Perjalanan kita lanjut kemasjid berikutnya yaitu desa Sebemban dan disana pun masyarakat serta pengurus masjid menyambut kami sangat baik sekali.setiap masjid kita ber i tikaf tidak lebih dari 3 hari, karena itu merupakan nasehat dari pembimbing Da'waH kami.Berikutnya kita datang ke suatu desa yang danaunya Sangat luas sekali bagai lautan yaitu desa Melintang,Semayang sungguh luar biasa kebesaran ciptaan ALLAH subhanaHu wata'aala yg ditunjukan ke dalam hati kami, kami menyusuri sungai serta rawa rawa dengan pemandangan indah alami.Tibalah kita di suatu desa yang masjid nya sangat luas sekali, dan warga disana pun baik-baik sekali.perjalanan kita teruskan menuju Muara Muntai , ma sya ALLAH berbagai nikmat ALLAH , ENGKAU berikan kepada kami nikmat yg banyak, kami ber i'tikaf disana dan menikmati makanan makanan khas sup Kalimantan.Masyarakat yang ramah sungguh luar biasa.Terus kami serta jemaah masuk desa berikutnya sepanjang sungai Mahakam yang indah, kami makan pulut manis dan makanan lainnya, kami berDa'waH usaha memperoleh iman dan Yaqin , bersilaturahym dengan masyarakat setempat saling berwasiat dalam kebenaran . Saling mengingatkan satu samalain agar ALLAH ridho kepada kami.Perjalanan kami khuruj fiisabilillaH selama 4 bulan .Yang Allah perintahkan di dalam ayat suci Al Qur'an surah AtTaubah ayat 2 .WallaHu a'lam.salam kami untuk saudara semua. HadakaALLAH.