Metro Pyongyang
Jumlah penumpang hariannya diperkirakan antara 300.000 dan 700.000 penumpang.[4][5] Rekayasa struktur Metro diselesaikan oleh Korea Utara, dengan bakal pelanting dan peralatan elektronik yang diimpor dari Tiongkok.[6][7][8] Ini kemudian diganti dengan bakal pelanting yang diperoleh dari Jerman Timur.[9] Metro Pyongyang memiliki museum yang didedikasikan untuk konstruksi dan sejarahnya. KonstruksiPembangunan jaringan metro dimulai pada tahun 1965, dan stasiun pertama dibuka antara tahun 1969 dan 1972 oleh presiden Kim Il-sung.[10] Sebagian besar dari 16 stasiun dibangun pada 1970-an, kecuali dua stasiun paling megah—Puhŭng dan Yŏnggwang, yang dibangun pada 1987. Menurut NK News, kecelakaan konstruksi pada 1970-an diduga telah menewaskan puluhan pekerja.[11] Tiongkok telah memberikan bantuan teknis untuk pembangunan metro, mengirimkan tenaga ahli untuk memasang peralatan buatan Tiongkok, termasuk peralatan listrik buatan Xiangtan, Hunan,[12] dan eskalator dengan ketinggian vertikal 64 m buatan Shanghai Seleva.[13][14] Metro Pyongyang adalah salah satu metro terdalam di dunia, dengan jalur yang berada di kedalaman lebih dari 110 meter. Metro ini tidak memiliki rel atau stasiun di atas tanah. Karena kedalaman metro dan kurangnya rel di luar, stasiunnya juga dapat berfungsi sebagai tempat perlindungan bom, dengan pintu anti-ledakan di tiap lorong.[15][16] Dibutuhkan tiga setengah menit untuk turun ke peron dengan eskalator. Metro ini begitu dalam sehingga suhu peron dipertahankan konstan di suhu 18°C (64 °F) sepanjang tahun.[17] Metro ini awalnya dialiri listrik 825 volt, tetapi diturunkan menjadi 750 volt untuk mendukung pengoperasian set kereta Kelas GI.[18] Sebuah siaran berita KBS pada 1999 menyatakan bahwa dua jalur sedang dibangun, dengan jalur 3 membentang dari stasiun Kwangbok ke Mangyongdae, sedangkan lokasi jalur 4 tidak diketahui. Dua jalur itu akan dibuka untuk Hari Pendirian Partai ke-55.[19] Pada tahun 2012, Televisi Pusat Korea (KCTV) merilis render stasiun baru dengan nama Mangyongdae yang ditampilkan di Festival Arsitektur Pyongyang.[20] Pada tahun 2018, NK News mengklaim bahwa ada kemungkinan perluasan dalam sistem metro, dengan sumber anonim mengklaim aktivitas di sebelah barat Stasiun Kwangbok. Citra satelit komersial mengungkapkan hanya satu struktur yang sedang dibangun, dan spekulasi tidak adanya pengumuman dari media pemerintah karena masalah pendanaan, serta karena kecelakaan terowongan tahun 1970-an.[11] Pada tahun 2019, stasiun Kaeson dan Stasiun Tongil dimodernisasi,[21] dengan ditambahkannya TV yang menampilkan kereta berikutnya dan pencahayaan yang lebih terang. Modernisasi ini diikuti oleh stasiun Jonu dan stasiun Chonsung pada tahun 2020.[22] TV itu juga dapat menampilkan versi digital dari Rodong Sinmun. Pada Kongres Partai Buruh Korea ke-8, diumumkan untuk mendorong pembaruan dan renovasi Metro Pyongyang, bersama dengan produksi kereta bawah tanah tipe baru.[23] OperasiMetro Pyongyang dirancang untuk beroperasi setiap beberapa menit. Pada jam sibuk, kereta dapat beroperasi dengan interval minimal dua menit. Kereta memiliki kemampuan untuk memutar musik dan rekaman lainnya.[24] Dalam layanan sebenarnya, mereka berjalan setiap 3 menit di jam sibuk dan setiap 5 menit sepanjang hari.[25] Metro Pyongyang adalah sistem metro termurah di dunia untuk dinaiki, dengan harga tiket hanya ₩5 (senilai setengah sen AS).[26] Metro Pyongyang sebelumnya menggunakan token aluminium, dengan lambang Metro dicetak di atasnya. Metro juga pernah menggunakan sistem tiket kertas, dengan huruf "지" dicetak dengan tinta biru di atasnya.[27] Tiket dapat dibeli di loket stasiun. Saat ini, metro telah menggunakan kartu nirkontak yang menampilkan logo Metro di bagian depan serta syarat dan ketentuan di sisi lain. Setiap gerbang menampilkan jumlah perjalanan yang tersisa di kartu, dengan perjalanan dapat dilakukan dengan tap-in dan tap-out.[28] Merokok dan makan di dalam sistem Metro dilarang dan dapat dikenai denda besar. Biro Administrasi Metro Pyongyang (operator Metro Pyongyang) berada di peringkat terakhir dunia dalam aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dengan kursi roda. Ini karena pemerintah Korea Utara mengecualikan kaum disabilitas dalam masyarakat, yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia, dan menimbulkan kecaman dari Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.[29] Hal ini membuat aksesibilitas penyandang disabilitas di Metro Pyongyang menjadi yang terburuk di dunia, setelah Metro Moskwa di Moskwa, Rusia[30] dan Kereta Bawah Tanah Kota New York di Kota New York, Amerika Serikat. JaringanMetro Pyongyang terdiri dari dua jalur:
Jaringan ini sepenuhnya beroperasi di bawah tanah. Desain jaringan didasarkan dari jaringan metro di negara-negara komunis lainnya, khususnya Metro Moskwa. Fitur lain dari Metro Pyongyang adalah banyaknya karya seni realisme Sosialis yang dipamerkan di berbagai stasiun, seperti mural dan patung. Karyawan Metro Pyongyang memiliki seragam ala militer khusus. Setiap stasiun Metro memiliki toilet gratis untuk digunakan oleh pengunjung. Stasiun juga memutar siaran radio negara dan menampilkan surat kabar Rodong Sinmun. Galeri
Lihat pulaCatatan
Bibliografi
Pranala luar
|