Alun-alun ini direncanakan pembangunannya sejak 1872, sejalan dengan kepindahan Kesultanan Deli dan pusat administrasi bisnis 13 perusahaan perkebunan dari Labuhan Deli ke Medan.[2] Lapangan ini aktif digunakan sejak 1880.[3] Pada zaman Belanda, namanya adalah de Esplanade. Berbagai peristiwa bersejarah berlangsung di Lapangan Merdeka, termasuk upacara penyambutan pilot pesawat yang mendarat pertama kali di Medan pada 22 November 1924. Pada tahun 1942, nama Esplanade berubah menjadi Fukuraido yang juga bermakna "lapangan di tengah kota".[2] Fungsinya tetap sama, sebagai lokasi upacara resmi pemerintahan.
Setelah Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945, pada 6 Oktober 1945 dilaksanakan rapat raksasa di Fukuraido yang menyiarkan secara resmi berita proklamasi Indonesia, yang dibacakan Gubernur Sumatra Muhammad Hasan. Pada 9 Oktober 1945, nama Fukuraido berubah menjadi Lapangan Merdeka dan disahkan Wali Kota Medan, Luat Siregar.[2] Hingga sekitar tahun 1950, di Lapangan Merdeka juga terdapat Monumen Tamiang yang didirikan pemerintah Belanda untuk memperingati tentara Belanda yang menjadi korban dalam Perang Tamiang (1874-96).[4] Di sebelahnya terdapat sebuah geriten (jamburKaro) yang kini juga telah tidak ada.
Alih fungsi
Sisi barat yang dulunya kurang diperhatikan dan dirawat menjadi pusat kuliner dan ikon kota Medan Merdeka Walk, sisi timur yang berubah menjadi areal parkir bagi Stasiun Medan, sisi utara yang menjadi kantor polisi dan lapangan parkir motor bagi pengunjung pusat jajanan.[2]
Pusat jajanan 24 jam yang terletak di Lapangan Merdeka Medan dan tepat berada di seberang Balai Kota Lama Medan.
Sebagai pusat makanan, puluhan gerai makanan tersedia di sini. Mulai dari dari makanan Barat, makanan Asia sampai makanan khas Medan. Selain menyediakan hidangan dalam berbagai menu, Merdeka Walk juga menyediakan satu tempat yang nyaman dengan keasrian pepohonan bernama Center Piece.
Tempat ini biasanya diisi berbagai hiburan seperti pertunjukan musik langsung/live music acara untuk keluarga seperti menyanyikan lagu-lagu yang membangkitkan kenangan dari era 40-an, 50-an, 60-an, 70-an dan 80-an sehingga menyanyikan lagu-lagu oldies atau golden oldies, easy listening, classic country dan nostalgia di Center Piece
Revitalisasi Lapangan Merdeka Medan seluas 4,88 hektare bertujuan untuk mengembalikan fungsi cagar budaya, ruang terbuka hijau dan ruang publik di Kota Medan, Sumatera Utara, dengan anggaran Rp97,5 miliar APBD Kota Medan dan Rp100 miliar Pemprov Sumatera Utara untuk pengerjaan tahap awal, di mulai dari 7 Juli 2022 dan akan ditarget pada tahun 2024[5], Melalui revitalisasi yang dilakukan, Wali Kota MedanBobby Nasution ingin mengembalikan fungsi lapangan bersejarah yang dulunya merupakan alun-alun itu sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) kembali sehingga dapat memperbesar interaksi antar warga.[6]
Lapangan merdeka Medan yang sedang di revitalisasi