Lahan usaha tani (farm) adalah lahan, di darat maupun di air, yang digunakan untuk usaha budidaya tanaman, budidaya perairan, peternakan, termasuk lahan tempat pemrosesan hasil. Lahan usaha tani adalah fasilitas produksi pertanian yang paling mendasar.[1] Lahan usaha tani bisa dimiliki dan dioperasikan oleh individu, keluarga, komunitas, hingga perusahaan. Sebuah lahan usaha tani bisa seluas kurang dari satu hektar,[2][3] hingga beberapa ribu hektar.[4]
Jenis-jenis lahan usaha tani
Sawah digunakan untuk membudidayakan padi. Ladang sering kali dipakai sebagai istilah untuk lahan budidaya tanaman pangan pokok kering (berbeda dengan sawah yang merupakan lahan basah). Perkebunan merupakan istilah untuk area lahan tanaman bukan makanan pokok. Usaha membudidayakan tanaman pohon yang menghasilkan buah dan kacang-kacangan (almond, kastanya, dan sejenisnya) disebut kebun (orchard). Budidaya tanaman anggur dilakukan di kebun anggur (vineyard). Budidaya tanaman sayur dan buah secara umum disebut hortikultura dan bisa dilakukan dalam rumah kaca maupun pekarangan, sejumlah kecil lahan di sekitar tempat tinggal.
Kolam dan keramba merupakan bentuk yang umum dalam membudidayakan ikan dan hewan air lainnya.
Sedangkan usaha budidaya tanaman di dalam hutan disebut hutan tanaman industri (jika hasil utamanya adalah kayu dan hasil hutan) dan wanatani (usaha budidaya tanaman pertanian yang selaras dengan ekologi hutan).
Peternakan susu adalah tipe pertanian di mana sapi, kambing, atau mamalia betina lainnya dibesarkan untuk menghasilkan susu, yang lalu diproses di tempat atau didistribusikan untuk dijual atau diproses di tempat lain.
Peternakan unggas
Peternakan unggas bertujuan untuk membesarkan ayam petelur atau ayam pedaging, kalkun, bebek, dan unggas lainnya untuk menghasilkan daging maupun telur, juga bulu.
Akuakultur
Akuakultur atau budidaya perairan merupakan bentuk pemeliharaan dan penangkaran berbagai macam hewan atau tumbuhan perairan yang menggunakan air sebagai komponen pokoknya.
Wanatani
Wanatani atau agroforestry adalah suatu bentuk pengelolaan sumberdaya yang memadukan kegiatan pengelolaan hutan atau pohon kayu-kayuan dengan penanaman komoditas atau tanaman jangka pendek, seperti tanaman pertanian.
^Winterbottom, Jo (June 20, 2011). "SPECIAL REPORT - India's food chain in deep change". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-24. Diakses tanggal 12 July 2011. The average size of farms in India is a mere 1.33 hectares -- about the size of two soccer pitchesParameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
^"Anna Creek Station". Wrightsair. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-01. Diakses tanggal February 17, 2012. Anna Creek Station is well known as the largest cattle station in the world, covering an area of 24,000 sq. kms
Bahan bacaan terkait
Adams, Jane H. (1988). "The Decoupling of Farm and Household: Differential Consequences of Capitalist Development on Southern Illinois and Third World Family Farms". Comparative Studies in Society and History. 30 (3): 453–482. doi:10.1017/S0010417500015334.Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Gregor, Howard F. (1969). "Farm Structure in Regional Comparison: California and New Jersey Vegetable Farms". Economic Geography. Economic Geography, Vol. 45, No. 3. 45 (3): 209–225. doi:10.2307/143091. JSTOR143091.Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Grigg, David (1966). "The Geography of Farm Size a Preliminary Survey". Economic Geography. Economic Geography, Vol. 42, No. 3. 42 (3): 205–235. doi:10.2307/142007. JSTOR142007.Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Schmidt, Elizabeth (1992). Peasants, Traders, and Wives: Shona Women in the History of Zimbabwe, 1870–1939. Portsmouth, New Hampshire: Heinemann.