Jelajah bebas atau ternak lepas (bahasa Inggris: free range) adalah istilah dalam metode berternak di mana hewan ternak menjelajah bebas untuk mencari makan dibandingkan dengan terus berada di dalam kandang.[1] Dalam banyak peternakan, wilayah yang menjadi lokasi jelajah bebas umumnya berpagar. Namun dibandingkan dengan sistem kandang, metode jelajah bebas memberikan kebebasan gerak lebih banyak dan kesempatan untuk menikmati sinar matahari dan mencari makan sendiri. Sistem jelajah bebas diterapkan pada berbagai jenis usaha peternakan, dari peternakan ayam hingga peternakan susu.
-
Ayam jelajah bebas komersial
-
Kawanan kecil ayam jelajah bebas diberi makan di ruangan terbuka
-
Bebek jelajah bebas di
Hainan, China
-
Babi yang diternakkan secara jelajah bebas
Sejarah
Jika penggembalaan dapat disamakan dengan jelajah bebas, maka metode ini sesungguhnya telah ada sejak manusia pertama kali melakukan domestikasi hewan ternak. Belum adanya pengetahuan mengenai nutrisi hewan dan antibiotik membuat para peternak belum memikirkan untuk melakukan intensifikasi seperti peternakan pabrik karena meyakini hewan ternak mengetahui apa yang paling mereka butuhkan untuk tetap sehat dengan memakan yang disediakan alam atau memilih dari apa yang diberikan peternak.
Jelajah bebas merupakan metode peternakan ayam paling dominan hingga suplemen vitamin ditemukan, yang memungkinkan dilakukannya peternakan dalam ruang sempit dan skala besar untuk memudahkan pemberian pakan dan mempercepat pertumbuhan. Sebelum itu, pemberian pakan alami dan paparan sinar matahari (terutama untuk produksi vitamin D dalam tubuh) untuk kesehatan ternak sangat dibutuhkan.[2]
Kebijakan
Para produsen produk peternakan di berbagai negara di dunia memanfaatkan keunggulan metode jelajah bebas sebagai salah satu daya tarik bagi produk mereka karena memenuhi kesejahteraan hewan selama pemeliharaannya. Untuk itu, pemerintahan berbagai negara di dunia menetapkan kebijakan pemberian label produk peternakan yang dihasilkan secara jelajah bebas.
Di Amerika Serikat, pelabelan dilakukan oleh USDA. Label free range yang diberikan oleh USDA mengindikasikan bahwa hewan ternak mendapatkan akses ke lingkungan luar,[3] namun tidak menetapkan secara terperinci kualitas dan durasi waktu hewan ternak dilepaskan di luar kandang.[4] Pelabelan free range juga hanya ditujukan bagi produk peternakan unggas; produk hewan memamah biak seperti susu dan daging sapi, daging babi, dan sebagainya diberikan label lain (grass-fed, pasture raised, dan sebagainya).
Berbeda dengan Amerika Serikat, Uni Eropa memiliki ketentuan yang lebih spesifik:
- Unggas harus memiliki akses secara berkelanjutan untuk berlarian di ruang terbuka di siang hari, kecuali pada waktu di mana dokter hewan yang berwenang tidak mengizinkannya
- Lokasi tempat unggas berlarian harus ditutupi dengan vegetasi seperti rumput, dan tidak digunakan untuk kebutuhan lainnya. Pengecualian ada pada lahan perkebunan buah, hutan, dan lahan penggembalan hewan memamah biak di mana lahan tersebut bisa digunakan untuk tempat tempat unggas berlarian bebas.
- Lokasi tempat unggas berlarian harus luas sehingga kepadatan populasi unggas tidak lebih dari 2500 ekor per hektare. Batasan luas lahan tidak termasuk ruang sejauh 150 m dari fondasi bangunan terdekat.[5]
Sama seperti Amerika Serikat, Uni Eropa tidak memiliki ketentuan untuk hewan selain unggas.
Manfaat
Jelajah bebas mencegah kanibalisme.[6] Hewan yang terkurung di dalam kandang akan memiliki akses yang sangat terbatas terhadap pakan yang sangat dibutuhkannya sehingga dapat menggigit spesiesnya sendiri. Ayam secara alami merupakan omnivora, tetapi pakan yang diberikan manusia sebagian besar merupakan produk tanaman. Jelajah bebas memungkinkan mereka melengkapi nutrisi yang dibutuhkan dengan memakan serangga, cacing, dan invertebrata kecil lainnya. Jelajah bebas mampu memenuhi kebutuhan yang diinginkan serta terpenuhinya keadaan yang membuatnya tidak stres dan mampu beradaptasi.
Lihat pula
Wikimedia Commons memiliki media mengenai
Free range.
Referensi