Danau tapal kuda (disebut pula danau ladam, danau melengkung, danau mati, atau danau sudetan) adalah sebuah danau berbentuk huruf U yang terbentuk ketika sebuah kelokan yang lebar terpotong dari sungai utamanya, dan akhirnya membentuk sebuah badan air tersendiri. Bentang alam ini dinamakan demikian dari bentuknya yang istimewa dan menyerupai sebuah tapal kuda atau ladam. Di Australia, sungai mati ini dinamakan billabong, sebutan yang kemungkinan berasal dari bahasa Wiradjuri, salah satu kelompok suku Aborigin Australia. Sementara di Texas selatan, danau-danau tapal kuda yang terbentuk dari aliran Rio Grande dinamakan resacas.
Pembentukan
Ketika sebuah sungai mencapai dataran rendah, terutama jika sungai itu telah mendekati muaranya di tepi laut, alirannya acap kali melingkar-lingkar, membentuk kelak-kelok lebar yang disebut kelokan. Kelokan-kelokan ini mula-mula kecil saja, namun secara alami arus sungai akan menggerus tepian di sisi luar kelokan, dan menimbun hasil sedimentasinya di sisi dalam kelokan. Dengan demikian berangsur-angsur kelokan-kelokan itu akan melebar dan membundar. Hingga pada saatnya, sisi luar suatu kelokan terus bergeser sampai mendekati sisi luar kelokan lain di dekatnya, membentuk suatu tanah genting antar kelokan. Tanah genting ini pada akhirnya akan tergerus pula, boleh jadi oleh erosi lateral arus sungai, atau oleh luapan air banjir yang melanda wilayah itu.[1] Seperti dipahami, pada saat banjir, arus air yang deras akan melanda semua yang dilaluinya, untuk mencari jalan terpendek menuju wilayah yang lebih rendah.[2]
Tanah genting yang tergerus atau terpotong itu selanjutnya membentuk semacam sudetan alamiah, yang akan menjadi alur sungai yang baru, yang lebih pendek karena memintas. Kelokan yang terpangkas, lama-kelamaan kedua ujungnya akan tertutup oleh sedimentasi sehingga terpisah dari badan sungai yang 'hidup', yang mengalir; maka dikenal pula sebagai sungai mati atau danau (sungai) mati. Proses pembentukan ini dapat berlangsung cepat selama beberapa tahun saja, namun dapat pula melewati beberapa dekade.[1]
Ekologi
Danau-danau tapal kuda merupakan habitat yang baik bagi pelbagai satwa liar, khususnya yang bersifat akuatik. Di dalam sistem Sungai Amazon, banyak danau-danau tapal kuda yang menjadi habitat yang disukai berang-berang raksasa amazon.[2] Danau sungai mati juga sering merupakan tempat yang baik untuk mengembangkan akuakultur.[3] Secara alami, danau-danau ini memang menyimpan kekayaan jenis ikan yang tinggi.[4][5][6][7][8][9][10]
Danau-danau ladam ini acap kali berperan penting dalam memerangkap sedimen dan aliran buangan dari lahan pertanian, mencegahnya masuk ke aliran utama sungai, namun adakalanya hal ini justru merusak ekosistem danau tapal kuda itu sendiri.[11] Demikian pula halnya, ekosistem danau tapal kuda rentan terhadap cemaran logam berat yang berasal dari industri.[12]
Danau ladam di Indonesia
Di Indonesia, danau ladam banyak terdapat pada daerah aliran sungai di pulau Sumatera, Kalimantan, Papua dan beberapa tempat di pulau Jawa dengan DAS berukuran luas serta topografi yang cenderung datar pada bagian hilirnya. Beberapa contoh danau ladam di Indonesia diantaranya:
^ abConstantine, José Antonio; Dunne, Thomas; Piégay, Hervé; Mathias Kondolf, G. (February 2010). "Controls on the alluviation of oxbow lakes by bed-material load along the Sacramento River, California". Sedimentology. 57 (2): 389–407. Bibcode:2010Sedim..57..389C. doi:10.1111/j.1365-3091.2009.01084.x.
^ abRutledge, Kim; Ramroop, Tara; Boudreau, Diane; McDaniel, Melissa; Teng, Santani; Sprout, Erin; Costa, Hilary; Hall, Hilary; Hunt, Jeff (10 June 2011). "Oxbow lake". National Geographic. Diakses tanggal 26 September 2021.
^Ciazela, Jakub; Siepak, Marcin; Wojtowicz, Piotr (March 2018). "Tracking heavy metal contamination in a complex river-oxbow lake system: Middle Odra Valley, Germany/Poland". Science of the Total Environment. 616-617: 996–1006. Bibcode:2018ScTEn.616..996C. doi:10.1016/j.scitotenv.2017.10.219. PMID29103644.