Peduli bumi karena tanpa bumi yang sehat, manusia tidak bisa sejahtera
Peduli manusia agar seluruh manusia mendapatkan akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup
Mengembalikan surplus input dan hasil pertanian ke sistem, termasuk mengembalikan limbah pertanian dengan didaur ulangnya[6]
Etimologi
Istilah "permaculture" sebagai sebuah metode sistematis pertama kali diciptakan oleh Bill Mollison dan David Holmgren pada tahun 1978. Istilah "permaculture" mengacu kepada "permanent agriculture"[7] namun berkembang lebih luas menjadi "permanent culture" karena terinspirasi oleh filosofi pertanian alamiFukuoka yang menjadi budaya (culture) mereka.
"Permaculture is a philosophy of working with, rather than against nature; of protracted and thoughtful observation rather than protracted and thoughtless labor; and of looking at plants and animals in all their functions, rather than treating any area as a single product system."-Bill Mollison [8]
Sejarah
Pada tahun 1929, Joseph Russell Smith mengambil istilah yang ia sebut sebagai pertanian permanen dalam bukunya Tree Crops: A Permanent Agriculture yang berisi hasil penelitiannya mengenai pohon buah dan kacang sebagai tanaman pertanian untuk bahan pangan manusia dan pakan ternak.[9] Smith melihat dunia sebagai sebuah hubungan secara keseluruhan dan mengusulkan untuk menggunakan sistem campuran kebun pohon dan tanaman pertanian yang bernaung di antara pepohonan. Buku ini menginspirasi banyak individu untuk menjadikan pertanian lebih berkelanjutan.[10]
Praktik umum permakultur
Wanatani
Wanatani adalah pendekatan terintegrasi dari pemanfaatan interaksi antara pohon dan semak dengan tanaman pertanian dan/atau hewan ternak. Wanatani mengkombinasikan teknologi pertanian dan kehutanan untuk merekayasa sistem penggunaan lahan yang lebih beragam, produktif, menguntungkan, sehat, dan berkelanjutan..[11] Di dalam sistem wanatani, pohon dan semak digunakan di dalam sistem pertanian dan/atau hasil hutan non-kayu dibudidayakan dalam lingkungan hutan. Salah satu bentuk permakultur wanatani adalah kebun hutan.
Hügelkultur
Hügelkultur adalah praktik menimbun sejumlah besar kayu di dalam tanah untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air. Kayu yang terdekomposisi akan membentuk struktur berpori yang mampu menyerap air di musim hujan sehingga tanah tidak akan kekeringan di musim kemarau.[12][13][14]
Bangunan alami
Bangunan alami melbatkan sejumlah sistem dan bahan bangunan yang menekankan pada keberlanjutan lingkungan. Banyak cara untuk mencapai keberlanjutan melalui bangunan alami yang mempertahankan ketahanan struktur dan penggunaan bahan yang diproses secara minimal atau bahan hasil daur ulang, menggunakan sumber daya terbarukan, tidak beracun, dan mempertahankan kualitas udara dalam ruangan.
Basis utama bangunan alami adalah kebutuhan untuk mengurangi dampak lingkungan dari bangunan dan sistem pendukung lainnya tanpa mengorbankan kenyamanan, kesehatan, dan estetika. Agar lebih bersifat berkelanjutan, bangunan alami menggunakan bahan yang tersedia dalam jumlah besar di alam, dapat diperbarui, dan didaur ulang. Selain itu, sistem yang ada di dalam bangunan seperti sistem pengendalian temperatur dan aliran udara diusahakan alami.
Pemanenan air hujan
Pemanenan air hujan adalah pengumpulan dan penyimpanan air hujan untuk kemudian digunakan sebelum mencapai akuifer.[15] Air hujan telah digunakan sebagai air minum, air minum sanitasi hewan ternak, irigasi, dan penggunaan lainnya. Air hujan yang ditampung dari atap rumah dan bangunan lainnya mampu menambah kontribusi penyediaan air bagi komunitas.
Air hujan yang telah digunakan masih bisa diproses ulang seperti halnya air kelabu yang bisa dipakai untuk menyiram tanaman hingga mencuci.
Pelapisan mulsa
Dalam pertanian dan praktik berkebun, mulsa adalah lapisan pelindung untuk menutupi tanah. Setiap benda yang bisa digunakan sebagai mulsa meliputi bebatuan, kerikil, dedaunan, papan kayu, serpihan kayu, dan sebagainya. Dalam permakultur, mulsa berbahan organik diutamakan karena memiliki fungsi lebih, yaitu menyerap air hujan, mengurangi evaporasi, menyediakan nutrisi, meningkatkan kadar organik tanah, menyediakan habitat bagi organisme tanah, menahan pertumbuhan gulma, mengatur perubahan temperatur harian tanah, melindungi dari pembekuan (frosting), dan mengurangi erosi.[16][17]
Penggembalaan rotasi
Penggembalaan hewan dianggap menyebabkan kerusakan lingkungan, namun kini diketahui bahwa penggembalaan sesungguhnya merupakan model yang ditiru langsung dari alam sehingga minim kerusakan lingkungan.[18][19] Penggembalaan rotasi adalah sistem penggembalaan hewan di mana hewan ternak digembalakan secara reguler dan sistematis berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya sambil memberikan kesempatan bagi rerumputan untuk tumbuh kembali.[20] Cara ini juga bisa digunakan untuk mengendalikan spesies invasif dan dilakukan untuk menggembalakan berbagai hewan ternak seperti ruminansia, kelinci, unggas, dan babi.[21][22][23][24][25][26][27]
^King, FH (Franklin Hiram). Farmers of Forty Centuries: Or Permanent Agriculture in China, Korea and Japan (1911)
^"Healthy Environments and You". ShirleyMacLaine.com, Inc. and MacLaine Enterprises, Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 10 September 2011.
Jacke, Dave with Eric Toensmeier. Edible Forest Gardens. Volume I: Ecological Vision and Theory for Temperate-Climate Permaculture, Volume II: Ecological Design and Practice for Temperate-Climate Permaculture. Edible Forest Gardens (US) 2005
Law, Ben. The Woodland House. [Permanent Publications] (UK) (2005), ISBN 1-85623-031-7.
Law, Ben. The Woodland Way. [Permanent Publications] (UK), ISBN 1-85623-009-0.
Loofs, Mona. Permaculture, Ecology and Agriculture: An investigation into Permaculture theory and practice using two case studies in northern New South Wales Honours thesis, Human Ecology Program, Department of Geography, Australian National University 1993
Macnamara, Looby. People and Permaculture: caring and designing for ourselves, each other and the planet. [Permanent Publications] (UK) (2012) ISBN 1-85623-087-2.
Woodrow, Linda. The Permaculture Home Garden. Penguin Books (Australia).
Yeomans, P.A. Water for Every Farm: A practical irrigation plan for every Australian property, K.G. Murray Publishing Company Pty Ltd, Sydney, N.S.W., Australia (1973).