Jempol terjepit atau jempol kejepit adalah gestur tangan yang dilakukan dengan menyelipkan ibu jari di antara telunjuk dan jari tengah. Di Indonesia, isyarat tangan ini dianggap tidak sopan dan jorok.[1] Salah satu contoh besar penggunaan gestur ini sebagai ornamen adalah pada Meriam Si Jagur.[2]
Isyarat tangan ini memiliki makna yang berbeda-beda di banyak negara. Di Eropa Latin dan Amerika Latin, simbol ini dipercaya dapat mengusir kena mata, dengki, dan lain-lain. Hiasan jempol kejepit sering dikenakan sebagai jimat keberuntungan.[3][4] Sedangkan di Romawi kuno, isyarat jempol terjepit atau manu fica diciptakan oleh pater familias untuk mengusir roh jahat sebagai bagian dari upacara Lemuria.[5] Gestur tangan ini kemungkinan berasal dari budaya India kuno yang melambangkan lingga dan yoni.[4]
Nomenklatur internasional
Menghina
Di Yunani, khususnya di Kepulauan Ionia, gestur ini masih digunakan sebagai alternatif dari moutza. Gestur ini dikenal sebagai "fist-phallus", dan dapat disertai dengan mengulurkan tangan kanan sambil menggenggam tangan kiri di bawah ketiak dengan sikap menghina.[6]
Di Kärnten, gestur ini digunakan untuk mengejek ukuran alat kelamin pria.
Di Afrika Selatan, gestur ini pernah dikenal sebagai "tanda zap", dan setara dengan jari tengah. Sekarang, gestur ini dikenal sebagai "tanda toffee", khususnya dalam budaya Afrikaans.
Di Madagaskar, gestur ini merupakan penghinaan yang mengacu pada alat kelamin dari ibu seseorang.
Di Rumania dan Moldova, gestur ini merupakan penghinaan yang mengacu pada "Hai sictir", yang berarti "diam" atau "persetan".
Di Mongolia, gestur ini disebut "salaavch" (bahasa Mongolia: Салаавч) dan berarti "di antara celah". Seringkali seseorang berkata "mai!" (Mongolia: май!) yang berarti "dapatkan ini" atau "ini dia". Kadang-kadang seseorang dapat meludahi gestur terjepit tersebut sebelum menunjukkannya. Yaitu meniru bentuk alat kelamin perempuan untuk menghina orang lain.
Seksual
Di Indonesia dan Belanda, gestur ini adalah simbol untuk melakukan hubungan seksual. Dimana ibu jari melambangkan alat kelamin laki-laki, jari tengah dan telunjuk melambangkan alat kelamin perempuan, yang mereplikasi penetrasi alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan. Gerakan tangan ini masih populer terutama di kalangan pria.
Di Jepang, gestur ini disebut セックス (sekkusu) yang berarti seks.[7]
Di Belgia, Denmark, dan Jerman isyarat ini digunakan sebagai ajakan untuk berhubungan seks.[8]
Pertentangan atau penolakan
Di Armenia, ketika seseorang menanyakan sesuatu kepada Anda dan Anda merasa tidak ingin melakukannya atau merasa jengkel, Anda merespons dengan gestur ini. Jempol terjepit juga bisa bermakna seksual, dan bahkan bisa digunakan sebagai cara untuk mengatakan "persetan dengan dirimu".
Di Azerbaijan, gestur ini dianggap kasar yang menunjukkan ketidaksetujuan, dan terkadang menunjukkan nada seksual. Gestur ini disertai dengan ungkapan zırt![9]
Di Rusia, Belarus, dan Ukraina, gestur ini juga disebut shish, kukish, atau dulya (Rusia: шиш, Ukraina: дуля) yang digunakan sebagai kata kasar dan menyampaikan penolakan dengan rasa kemutlakan dan finalitas. Ungkapan ara tebe! juga digunakan sebagai pengganti isyarat tersebut.[10]
Di Polandia, gestur ini digunakan untuk menyatakan penolakan terhadap suatu permintaan. Penggunaan gestur ini disebut dengan menunjukkan jempol terjepit kepada seseorang dan dapat disertai dengan ungkapan berima figa z makiem, z pasternakiem, terkadang dalam bentuk pernyataan menantang secara lengkap ataupun singkat.
Di Lituania, gestur ini disebut špyga dan biasanya ketika digunakan, ada yang mengatakan špyga taukuota. Seperti di Rusia dan Polandia, gestur ini berarti menolak permintaan dan menolak melakukannya. Gestur ini tidak umum digunakan sekarang, tetapi banyak digunakan oleh generasi tua yang lahir sekitar tahun 1950-an-60an, serta generasi orang tuanya.
Di Kroasia, Serbia, dan Slovenia, gestur ini digunakan ketika menolak permintaan atau ketika bersumpah palsu. Dalam kasus penolakan permintaan disebut ara (figa) tetapi juga "buah mawar" (Šipak / Шипак). Ini dia figa/Šipak! (ini buah ara/mawar untukmu!) adalah cara yang sedikit kasar, tetapi juga cara yang lucu untuk menolak permintaan seseorang. Gestur ini juga digunakan ketika mengucapkan sumpah palsu atau memalsukan penegasan untuk mengatakan kebenaran. Dalam hal ini dikatakan bahwa seseorang mengucapkan sumpah palsu dengan menyembunyikan gestur jempol terjepit di dalam sakunya (figa u džepu).[11]
Di Turki, gestur ini adalah isyarat cabul yang setara dengan jari tengah, dan juga digunakan untuk menunjukkan ketidaksetujuan terhadap suatu pernyataan atau untuk menolak permintaan. Dalam menolak permintaan, sering kali disertai dengan kata kasar nah!, atau dengan kata imperatif al! yang berarti "ambillah!", atau kombinasi keduanya: nah alırsın! artinya "kamu tidak akan mendapat apa-apa!" Oleh karena itu, isyarat tersebut sering disebut dengan nah çekmek yang artinya "menggambar (menunjukkan) a nah". Kata ini digunakan dalam konteks serupa di Bulgaria.
Di Korea, gestur ini memiliki arti yang sama seperti di Turki yang berarti "ini dia!", sering kali disertai dengan isyarat di mana seseorang merogoh sakunya untuk mencari sesuatu kemudian menunjukkan gestur jempol terjepit. Gestur ini dianggap sebagai gestur lama dan sebagian besar tidak digunakan lagi.
Penggunaan lainnya
Di banyak negara, seperti Britania Raya, Irlandia, Kanada, Prancis, Jerman, Spanyol, Ceko, Argentina, Uruguay, dan Amerika Serikat, gestur ini tidak memiliki arti cabul dan malah digunakan dalam permainan di mana seseorang "mencuri" hidung orang lain. Hal ini biasanya dilakukan pada anak-anak di mana pemain berpura-pura mengambil hidungnya dan kemudian berkata "Aku ambil hidungmu". Ibu jari melambangkan hidung yang "dicuri" yang berada di antara jari telunjuk dan jari tengah. Makna tidak berdosa ini mungkin muncul bersamaan dengan makna tidak senonoh.[8]
Di Portugal, Brasil, dan beberapa tempat di Spanyol, seperti Galicia dan Asturias, gestur ini adalah tanda keberuntungan, atau bahkan harapan keberuntungan. Gestur ini juga diyakini dapat menangkal mata jahat dan melindungi diri dari kejahatan. Di negara-negara ini, jimat yang menyerupai jempol terjepit dipakai sebagai jimat keberuntungan atau pelindung.[8] Di Asturias, jimat ini terbuat dari Jet, dan biasanya diberikan kepada anak kecil untuk melindungi mereka dari mata jahat. Dalam bahasa Spanyol, jimat ini disebut "Higas". Dalam bahasa Galisia dan bahasa Portugis mereka disebut "Figas", dan dalam bahasa Asturleon disebut "Ciguas".[12][13]
^Desyatnikov, Maxim; Semyorka, Russkaya (2014-07-29). "The world of Russian folk gestures". Russia Beyond (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-04-04.