Jazz Goes To Campus (disingkat JGTC) adalah rangkaian acara tahunan bertema musik jazz—dengan puncak acara festival musik jazz di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI)—yang diprakarsai oleh Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi UI. Kegiatan ini berlangsung sejak tahun 1976 dan diklaim sebagai festival jazz tertua di Indonesia. Bersama dengan Jakarta International Java Jazz Festival, Jazz Goes To Campus menjadi tolok ukur industri musik jazz di Indonesia.
Sejarah
Ide awal JGTC dicetuskan oleh Candra Darusman pada tahun 1970-an, yang ketika itu masih menjadi mahasiswa di FEUI. Kebetulan musik jazz saat itu sedang diminati oleh masyarakat dan mahasiswa.[2] Pada awalnya, JGTC dilangsungkan di sebuah Taman MIPA Kampus UI Salemba, Jakarta, dengan fasilitas seadanya.[3] Tujuan Candra Darusman saat itu sangat sederhana, "Bringing Jazz to Campus", terutama karena Jazz adalah musik yang mahal pada saat itu, yang tersedia hanya di hotel dan cafe-cafe mewah. Namun saat ini, JGTC telah berkembang menjadi serangkaian acara selama satu bulan dengan puncak acara JGTC Festival yang diadakan di area kampus FEB UI Depok—seiring dengan kepindahan gedung perkuliah—dengan 4 panggung, serta didukung lebih dari 35 performers, baik lokal maupun internasional.
Sejak JGTC ke-32 yang diadakan pada tahun 2009, panitia menyelenggarakan roadshow sebagai bagian dari rangkaian acara Jazz Goes to Campus. JGTC Roadshow telah diadakan di beberapa kota di Indonesia, seperti Yogyakarta, Semarang, Bali, Bandung, dan Bandar Lampung, Malang, Palembang dan Surabaya. JGTC Roadshow bertujuan untuk melanjutkan visi "Bringing Jazz to Campus", terutama di kota-kota besar di luar Jabodetabek.[4]
Panitia Jazz Goes to Campus (JGTC) dibagi menjadi 4 bidang yang melibatkan lebih dari 300 panitia yang terdiri dari mahasiswa aktif FEB UI, minimal sedang berada di semester 3 atau tahun kedua masa perkuliahan dan maksimal semester 7 atau tahun terakhir masa perkuliahan. Walaupun panitia JGTC bukanlah profesional, hal itu tidak menjadikan JGTC sebuah acara amatiran, melainkan festival Jazz di Indonesia yang paling konsisten dalam keberlanjutan dan idealisme. Dengan kemampuan para mahasiswa inilah yang menjadikan JGTC selalu hadir dengan kreativitas dan ide-ide segar hingga mampu menjadi festival jazz tertua tidak kalah dengan festival jazz profesional lainnya.
Kritik
Sebuah kritik mengatakan bahwa JGTC sulit berkembang menjadi sebuah festival bertaraf internasional karena tidak dikelola oleh panitia profesional. Panitia JGTC dianggap sebagai "panitia instan" karena selalu berganti setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan JGTC seolah hanya menjadi ajang belajar atau mengenal bagaimana mengelola sebuah festival atau pertunjukan.[6] Menanggapi pendapat itu, tokoh jazz Indonesia Idang Rasjidi memberikan komentarnya, "JGTC bukan event profesional untuk mencari keuntungan tetapi merupakan peran psikologis dari mahasiswa yang ternyata memberi warna pada musik jazz di Indonesia. Malah bisa disebut tonggak pergelaran jazz. Yang dilihat bukan peningkatan, tetapi stamina. JGTC itu kerjaan seni bukan masalah yang ini lebih bagus dari angkatan sebelumnya."[2]
Andien, Barry Likumahuwa, ESQI:EF – Syaharani and Queenfireworks, Dwiki Dharmawan Quartet, Idang Rasjidi ft. Oele Pattiselanno dan Iwan Wiradz, Monita Tahalea and the Nightingales, Raisa, SORE, Tompi, Tulus, dan lain-lain
Rossa, Kunto Aji, Fariz RM, Adikara Fardy, ChAS (Chaseiro All Stars), Deredia, Dua Empat X Rubina, Greybox X Neida, Mad Madmen, Rayhan Nadhif, TEN2FIVE, Voxxes, White Shoes & The Couples Company, dan lain-lain
2022 (ke-44)
19 Maret
Virtual Festival through SERMOPHEUS
"Reminiscing the Good Ol' Jazz!"
Pemusik Nasional
To The Band, Candy Box, Yura Yunita, Abraham Kevin x Jazzversity, Kunto Aji, Ecoutez, Maliq & D'Essentials
2022 (ke-45)
13 November
FEB UI Campus Ground
"Where The Jazzphoria Sets"
Pemusik Internasional
SLCHD
Pemusik Nasional
JGTC Community, Jazzversity x Amira Karin, Rahara, Rizky Febian, Fariz RM x Diskoria, Bermain Rintik Di Musim Hujan (HIV!, Sri Hanuraga, Gerald Situmorang, Ify Alyssa), Rossa Ft. Nikita Dompas, Sshhibuea & The Kollektiv, Maliq & D'Essentials, Tiara Andini, Candra Darusman Detik Waktu Quartet Ft. Nikita Dompas, Natasya Elvira & Ardhito Pramono, Kahitna, Tulus, Soul Street x Raka Indra, KJK, Alif Maulana, Barry Likumahuwa and The Rythm Service, Nonaria, Ardhito Pramono, Dizkorea
2023 (ke-46)
12 November
FEB UI Campus Ground
"Harmonizing The Jazz Legacy"
Pemusik Internasional
Charlie Burg, Sheila Majid
Pemusik Nasional
Tulus, Ahmad Dhani Electric Band, Barry Likumahuwa & The Rythm Service Ft. Candra Darusman, Maliq & D'Essentials, Mahalini, Fariz RM, Yura Yunita, Andre Dinuth x Wanda Omar Ft. Kalya Islamadina, Ardhito Pramono, Aruma, Batavia Collective Ft. Agatha Pricilla, Danilla and The Glamors, Dikta, Efek Rumah Kaca, Farrel Hilal and The Godluck Ft. Rahmania Astrini & Jordy Waelauruw, Friday Noraebang, HIV!, Jaz, Jazzversity x Praya Tjondro, JGTC Community, Kenny Gabriel "The Playground Live Session", Nita Aartsen (International Combo Ft. Tompi, Nesia Ardi, Alexander, Kuba, and Borderline), Rafi Sudirman, Raka Indra, Reality Club, Skastra, Smara Tantra, Teddy Adhitya, The Groove Ft. Tiara Effendy