Jawanisme
Jawanisme adalah sebuah fenomena atau gejala dalam bahasa Indonesia di mana seorang penutur, biasanya penutur ibu bahasa Jawa terpengaruh oleh bahasa ibunya. Hal ini merupakan bagian dari fenomena campur kode yang terjadi ketika para penutur multilingual menggunakan satu bahasa yang sama atau lebih. Pengaruh ini meliputi bidang sintaksis dalam bahasa Indonesia. Beberapa contoh:
Selain itu masih banyak pengaruh dalam kosakata bahasa Indonesia. Yang unik dari Jawanisme adalah sedikit sekali orang Jawa (pribumi) yang benar-benar mengalami Jawanisme ini. Yang mengherankan adalah banyak orang-orang Tionghoa (terutama yang hidup di kawasan kota-kota besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti; Semarang, Solo, dan Surabaya) yang mengalami gejala Jawanisme ini. sebagai contoh: "Rénéyå!": "Kesinilah" atau "Kemarilah" dalam ujaran bahasa Tionghoa-Indonesia menjadi: "Sinió" "(O)ra biså/Gak isók": "Tidak bisa" menjadi: "(E)ndhak bisa" atau "(E)ndhak isók" "Iku jarané isih nang njåbå": "Itu kudanya masih di luar", menjadi: "Itu kudané masi(h) di luar" Fenomena Jawanisme dalam bahasa InggrisSebagai kelanjutan fenomena Jawanisme dalam bahasa Indonesia, penutur bahasa Jawa yang belajar bahasa Inggris atau tinggal di komunitas pemakai bahasa Inggris sering kali terdengar menggunakan istilah-istilah bahasa Jawa dalam kalimat bahasa Inggris ketika bercakap-cakap dengan penutur yang berasal dari wilayah yang sama. Ekspresi-ekspresi yang sering dipakai adalah 'lho', 'lha', 'to', 'kok', 'ki', 'no', dan sebagainya sebagai contoh:
Lihat pula
|