Harry Potter dan Batu Bertuah adalah novel fantasi karangan penulis Inggris J. K. Rowling yang merupakan novel pertama dalam seri Harry Potter dan novel debut Rowling. Novel ini mengisahkan mengenai Harry Potter, seorang anak yatim piatu yang mengetahui bahwa ia adalah penyihir pada ulang tahunnya yang kesebelas, ketika ia menerima undangan untuk menghadiri Sekolah Sihir Hogwarts. Harry menjalin pertemanan dan permusuhan pada tahun pertamanya di sekolah, dan dengan bantuan teman-temannya, ia menggagalkan upaya penyihir hitam Lord Voldemort untuk bangkit kembali. Voldemort adalah penyihir yang membunuh orang tua Harry, tetapi gagal membunuhnya ketika ia berusia 15 bulan.
Novel ini pertama kali diterbitkan di Inggris pada 26 Juni 1997 oleh Bloomsbury dengan judul Harry Potter and the Philosopher's Stone, dan diterbitkan di Amerika Serikat setahun kemudian oleh Scholastic Corporation dengan judul Harry Potter and the Sorcerer's Stone. Batu Bertuah memenangkan sebagian besar penghargaan buku di Inggris yang dinilai oleh anak-anak dan sejumlah penghargaan lainnya di AS. Novel ini memuncaki daftar fiksi terlaris New York Times pada bulan Agustus 1999 dan tetap bertengger di puncak daftar hampir sepanjang tahun 1999 dan 2000. Novel ini telah diterjemahkan ke dalam 80 bahasa dan telah diadaptasi menjadi sebuah film berjudul sama pada tahun 2001, begitu juga dengan keenam sekuelnya. Batu Bertuah telah terjual lebih dari 120 juta eksemplar, menjadikannya sebagai novel terlaris kedua sepanjang masa.[2][3]
Novel ini menerima banyak ulasan positif dari kritikus. Pujian terutama ditujukan pada imajinasi, humor, gayanya yang sederhana dan langsung, serta pengembangan plot yang cerdas oleh Rowling, meskipun beberapa pakar mengkritik mengenai penyelesaian bab terakhir yang terkesan terburu-buru. Novel ini telah dibandingkan dengan karya-karya Jane Austen, salah seorang penulis favorit Rowling; Roald Dahl, yang karyanya mendominasi cerita anak-anak sebelum kemunculan Harry Potter; dan pendongeng Yunani Kuno Homer. Beberapa kritikus berpendapat buku ini merupakan penggambaran genre sekolah asrama Inggris pada era Victoria dan Edward, sementara yang lainnya menganggap buku ini memiliki akar genre yang kuat di dunia modern dengan menyajikan masalah etika dan sosial, serta cara mengatasi penindas.
Harry Potter dan Batu Bertuah, beserta seri Harry Potter lainnya, telah dikritik oleh beberapa kelompok keagamaan dan dilarang beredar di beberapa negara karena tuduhan bahwa novel tersebut mempromosikan ilmu sihir dengan kedok cerita moral yang heroik. Meskipun demikian, sejumlah tokoh agama juga berpendapat bahwa buku ini mencontohkan sudut pandang penting, termasuk kekuatan pengorbanan diri dan bagaimana keputusan seseorang membentuk kepribadian mereka. Seri Harry Potter juga telah dimanfaatkan sebagai sumber pengajaran dalam teknik pendidikan, analisis sosiologis, dan pemasaran.
Sinopsis
Plot
Harry Potter tinggal bersama bibi dan pamannya yang kejam, Vernon dan Petunia Dursley, dan putra mereka yang suka merisak, Dudley. Pada ulang tahun Harry yang kesebelas, seorang setengah raksasa bernama Rubeus Hagrid mengantarkan surat penerimaan Harry di Sekolah Sihir Hogwarts. Orang tua Harry, James dan Lily Potter, adalah penyihir. Ketika Harry berusia satu tahun, seorang penyihir hitam, jahat dan kuat yang menyebut dirinya Lord Voldemort membunuh orang tuanya. Harry selamat dari kutukan maut Voldemort yang dilontarkan kepadanya dan diyakini telah menghancurkan Pangeran Kegelapan. Kutukan tersebut meninggalkan bekas luka berbentuk sambaran petir di dahinya. Tanpa diketahui Harry, ia menjadi terkenal di dunia sihir.
Hagrid membawa Harry ke Diagon Alley, pusat ritel dan perdagangan penyihir yang tersembunyi di London. Orang tua Harry mewarisinya kekayaan yang disimpannya di Bank Penyihir Gringotts. Harry membeli perlengkapan sekolah dan tongkat sihir dari Ollivander. Inti dari tongkat sihir Harry dan Lord Voldemort memiliki bulu dari burung phoenix yang sama, menjadikan tongkat mereka "bersaudara". Hagrid membelikan Harry seekor burung hantu yang dia beri nama Hedwig. Sebulan kemudian, Harry menaiki Hogwarts Express melalui Peron 9¾ di stasiun kereta api King's Cross. Dalam perjalanan ke Hogwarts, Harry berteman dengan murid sesama tahun pertama Ronald Weasley dan bertemu Hermione Granger, yang awalnya tidak disukai kedua anak laki-laki tersebut. Harry juga bertemu dengan murid tahun pertama yang sombong, Draco Malfoy.
Di Hogwarts, Topi Seleksi ajaib menyeleksi murid kelas satu ke dalam empat Asrama sekolah – Gryffindor, Slytherin, Hufflepuff dan Ravenclaw – sesuai dengan kepribadian dan bakat mereka. Draco bergabung dengan Slytherin, yang dikenal dengan reputasinya yang gelap, sementara Harry, Ron, dan Hermione diseleksi masuk Gryffindor.
Kemampuan Harry menaiki sapu terbang membuatnya terpilih sebagai Seeker di tim Quidditch Gryffindor. Harry tidak menyukai guru Ramuan Severus Snape, yang menganak-emaskan murid Slytherin dan selalu berupaya untuk mencari kesalahan Harry. Malfoy menjebak Harry dan Ron agar dikeluarkan dari sekolah dengan membuat mereka meninggalkan ruang rekreasi setelah jam malam. Hermione, yang tidak bisa menghentikan mereka, ikut serta. Menyadari tipu muslihat Malfoy, mereka bersembunyi di koridor terlarang dan menemukan seekor anjing raksasa berkepala tiga yang menjaga pintu jebakan. Ron dan Harry kemudian menyelamatkan Hermione dari troll saat perayaan Halloween di sekolah, dan ketiganya menjadi sahabat. Memperhatikan cedera kaki Snape dan perilaku mencurigakannya, Harry, Hermione, dan Ron percaya bahwa Snape sedang berupaya untuk memasuki pintu jebakan.
Hermione memperingatkan agar Harry dan Ron tidak menyelidiki lebih lanjut mengenai apa yang tersembunyi di bawah pintu, dan menyarankan agar Harry memfokuskan perhatian ke pertandingan Quidditch pertamanya. Upaya sapunya untuk menjatuhkannya dan perilaku aneh Snape saat pertandingan meyakinkan Hermione bahwa ia telah memantrai sapu Harry. Saat Natal, Harry menerima hadiah anonim - jubah gaib ayahnya dan menggunakannya untuk menjelajahi sekolah. Ia menemukan Cermin Tarsah, yang menunjukkan hasrat terdalam pemandangnya. Harry melihat kedua orang tuanya di cermin.
Ketiga sahabat membaca berita di surat kabar mengenai percobaan perampokan di Bank Gringotts dan upaya membobol brankas yang sama tempat Hagrid mengambil barang untuk kepala sekolah Albus Dumbledore. Mereka menduga benda yang dijaga anjing berkepala tiga di bawah pintu jebakan adalah batu bertuah, batu yang memberi pemiliknya keabadian dan kemampuan untuk mengubah logam apa pun menjadi emas murni. Sentaurus di Hutan Terlarang bernama Firenze memperingatkan Harry bahwa Voldemort berencana mencuri batu bertuah untuk memulihkan fisiknya. Ketika Dumbledore dijebak untuk meninggalkan Hogwarts melalui undangan palsu, Harry, Hermione dan Ron mencemaskan pencurian akan segera terjadi dan memutuskan untuk turun melalui pintu jebakan.
Serangkaian rintangan memaksa Ron dan Hermione untuk tinggal sementara Harry melanjutkan penyelamatan batu bertuah. Harry bertemu Profesor Quirrell, guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, yang mengungkapkan bahwa ia lah yang telah memantrai sapu Harry dan memasukkan troll ke sekolah, sementara Snape berupaya melindungi Harry. Voldemort, yang wajahnya menempel di bagian belakang kepala Quirrell, memanfaatkan Quirrell untuk mendapatkan batu bertuah. Harry dipaksa untuk berdiri di depan Cermin Tarsah. Karena terbukti bahwa Harry tidak menginginkan batu tersebut untuk tujuan jahat, batu itu berhasil muncul secara ajaib di dalam saku celananya. Quirrell mencoba merebut batu itu dan membunuh Harry, tetapi dagingnya terbakar saat bersentuhan dengan Harry. Bekas luka Harry mulai sakit dan ia pingsan.
Harry terbangun di rumah sakit sekolah. Dumbledore menjelaskan bahwa Harry berhasil selamat dari Voldemort karena ibunya mengorbankan nyawanya untuknya dan membuat Harry dilindungi oleh mantra perlindungan magis. Kebencian dan keserakahan Quirrell menyebabkan ia terbakar saat bersentuhan dengan Harry. Dumbledore mengungkapkan bahwa ia lah yang mengirimi Harry jubah gaib, sedangkan batu bertuah telah dihancurkan untuk mencegahnya dicuri. Saat pesta akhir tahun sekolah, Gryffindor memenangkan Piala Asrama. Harry kembali ke rumah keluarga Dursley di Privet Drive untuk menghabiskan liburan musim panas sampai tahun ajaran berikutnya.
Karakter
Harry Potter adalah seorang anak yatim piatu yang Rowling bayangkan sebagai "bocah laki-laki kurus, berambut hitam, bermata hijau dan berkacamata yang tidak mengetahui bahwa ia adalah seorang penyihir."[4] Rowling mengembangkan karakter dan cerita dalam seri untuk menjelaskan bagaimana Harry berada pada situasi tersebut dan bagaimana kisah hidupnya terungkap dari sana.[5] Terlepas dari bab pertama, peristiwa-peristiwa dalam buku ini terjadi tepat sebelum dan setahun setelah ulang tahun Harry yang kesebelas. Serangan Voldemort meninggalkan bekas luka berbentuk sambaran petir di dahi Harry,[5] yang menimbulkan rasa sakit menusuk setiap kali Voldemort muncul. Harry memiliki bakat alami dalam olahraga Quidditch dan menjadi pemain termuda dalam seabad ini yang berhasil masuk tim Quidditch pada tahun pertama sekolah.
Ronald Weasley adalah penyihir seusia Harry dan Rowling menggambarkannya sebagai sahabat terbaik yang "selalu ada ketika kau membutuhkannya."[6] Ron memiliki wajah berbintik-bintik, berambut merah dan tinggi. Ia dibesarkan dalam keluarga besar penyihir berdarah murni dan merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara. Meskipun keluarganya miskin, mereka tetap hidup nyaman dan bahagia. Kesetiaan dan keberaniannya dalam memainkan Catur Sihir berperan penting dalam menyelamatkan Batu Bertuah.
Hermione Granger, putri dari keluarga nonpenyihir, adalah seorang gadis yang "ngebos" dan tampaknya telah menghafal sebagian besar buku pelajaran sebelum awal semester dimulai. Rowling menggambarkan Hermione sebagai karakter yang "sangat logis, jujur, dan baik",[7] yang "dibalik kecerdasannya, dihantui oleh perasaan sangat tidak aman dan ketakutan besar akan kegagalan".[7] Terlepas dari upayanya yang menyebalkan untuk membuat Harry dan Ron menjauhi masalah, ia pada akhirnya menjadi teman dekat kedua anak laki-laki itu setelah mereka menyelamatkannya dari troll. Keterampilan sihir dan analitisnya memainkan peran penting dalam menyelamatkan Batu Bertuah. Ia memiliki rambut cokelat lebat dan gigi depan yang agak besar-besar.
Neville Longbottom adalah seorang anak laki-laki yang gemuk dan pemalu, sangat pelupa sehingga neneknya mengiriminya Remembrall untuk mengingatkannya jika dia melupakan sesuatu. Kemampuan sihir Neville lemah dan baru muncul tepat pada waktunya untuk menyelamatkan hidupnya ketika ia berusia delapan tahun. Terlepas dari rasa takutnya, Neville akan melawan siapa pun setelah mendapat dorongan atau jika menurutnya itu benar dan penting.
Rubeus Hagrid, manusia setengah raksasa setinggi hampir 12 kaki (3,7 m) dengan rambut hitam awut-awutan dan wajah berewokan. Ia dikeluarkan dari Hogwarts dan tongkat sihirnya dipatahkan menjadi dua sehingga ia tidak pernah menggunakan tongkat sihir lagi, tetapi Profesor Dumbledore mengizinkannya tinggal sebagai pemegang kunci dan pengawas binatang liar sekolah, pekerjaan yang membuatnya bisa memelihara, memberikan kasih sayang, perhatian dan bahkan menamai hewan peliharaan (seperti Norbert sang naga) pada berbagai makhluk gaib berbahaya. Hagrid sangat setia kepada Dumbledore dan dengan cepat menjadi teman dekat Harry, Ron dan Hermione, tetapi kecerobohannya membuatnya sering kali tidak bisa diandalkan.
Profesor Albus Dumbledore, seorang pria tinggi kurus yang memakai kacamata berbentuk bulan separo dengan hidung bengkok dan rambut, jenggot, serta kumis yang putih panjang keperakan, adalah kepala sekolah Hogwarts, dan dianggap sebagai satu-satunya penyihir yang ditakuti Voldemort. Dumbledore, yang terkenal karena berbagai prestasinya dalam dunia sihir, mengabaikan pujian terhadapnya, meskipun ia sadar akan kecemerlangannya sendiri. Rowling menggambarkannya sebagai "lambang kebajikan".[8]
Profesor Minerva McGonagall, seorang wanita jangkung, kelihatan galak dengan rambut hitam disanggul ketat, mengajar Transfigurasi, dan mampu mengubah dirinya menjadi kucing. Ia adalah Wakil Kepala Sekolah dan Kepala Asrama Gryffindor, dan menurut Rowling, "di balik penampilannya yang pemarah" sebenarnya ia adalah sosok "orang tua yang lembut".[9]
Petunia Dursley, kakak ibu Harry, Lily, adalah seorang wanita kurus dengan leher panjang yang ia gunakan untuk memata-matai tetangga. Sebagai seorang muggle, ia menganggap adiknya yang penyihir adalah orang aneh dan mencoba berpura-pura bahwa adiknya tidak pernah ada.
Vernon Dursley, suami Petunia Dursley, adalah pria bertubuh besar yang suka menggertak, berpikiran sempit dan ketakutan akan sesuatu yang tidak biasa.
Dudley Dursley, putra Petunia dan Vernon Dursley, adalah seorang anak yang kelebihan berat badan, perisak manja dan sepupu Harry.
Draco Malfoy adalah anak laki-laki seusia Harry yang kurus, pucat, dan berbicara dengan nada dipanjang-panjangkan. Ia menyombongkan diri mengenai keahliannya dalam Quidditch dan membenci siapa pun yang bukan penyihir berdarah murni, serta penyihir yang tidak berpandangan sama dengan dirinya. Orang tuanya dulu pendukung Voldemort, tetapi berubah haluan setelah penyihir hitam tersebut menghilang, mengaku bahwa ia telah disihir. Draco tipe orang yang menghindari konfrontasi langsung, dan berupaya membuat Harry dan teman-temannya mendapat masalah.
Oliver Wood adalah kapten Quidditch dan penjaga gawang tim Quidditch Gryffindor.
Profesor Quirrell adalah pria yang selalu gelisah, gagap, dan mengajar Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Konon ia adalah seorang pendidik yang brilian, tetapi keberaniannya luluh akibat pertemuannya dengan vampir. Quirrell memakai sorban untuk menyembunyikan fakta bahwa dia secara sukarela dirasuki oleh Voldemort, yang wajahnya menempel di belakang kepala Quirrell.
Profesor Severus Snape, yang memiliki hidung bengkok, kulit pucat dan rambut hitam berminyak, mengajar Ramuan, tetapi sudah lama mengincar jabatan guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Snape menganak-emaskan murid-murid Slytherin, asrama yang dikepalainya, dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk mempermalukan orang lain, terutama Harry. Beberapa insiden, dimulai dengan rasa sakit yang menusuk pada bekas luka Harry saat pesta awal tahun ajaran, membuat Harry dan teman-temannya berpikir bahwa Snape membantu Voldemort.
Argus Filch, penjaga sekolah yang mengetahui lorong rahasia di sekolah lebih dari siapa pun, kecuali mungkin, si kembar Weasley. Kucingnya, Mrs. Norris, membantunya menangkapi murid-murid yang nakal.
Staf pengajar lainnya adalah Profesor Sprout, guru Herbologi yang gemuk dan Kepala Asrama Hufflepuff; Profesor Flitwick, guru Mantra yang mungil dan bersemangat dan Kepala Asrama Ravenclaw; Profesor Binns, guru Sejarah Sihir, hantu yang tampaknya tidak menyadari kematiannya sendiri; dan Madam Hooch, pelatih Quidditch yang tegas tetapi perhatian pada murid-muridnya.
Dalam buku, Rowling memperkenalkan karakter secara eklektik. Karakter pertama yang diperkenalkan adalah Vernon Dursley, paman Harry. Sebagian besar aksi berpusat pada pahlawan eponim Harry Potter, anak yatim piatu yang harus melewati masa kecil yang menyedihkan bersama keluarga Dursley. Rowling membayangkannya sebagai "bocah laki-laki kurus, berambut hitam, berkacamata, yang tidak mengetahui bahwa ia adalah seorang penyihir",[4] dan Rowling mengungkapkan bahwa ia menumpahkan sebagian rasa duka karena kehilangan ibunya kepada Harry.[10] Dalam buku, dikisahkan Harry memiliki dua teman dekat, Ronald Weasley dan Hermione Granger. Ron digambarkan oleh Rowling sebagai sahabat terbaik, "selalu ada saat kau membutuhkannya".[6] Rowling menggambarkan Hermione sebagai karakter yang "sangat logis, jujur, dan baik",[7] yang "dibalik kecerdasannya, dihantui oleh perasaan sangat tidak aman dan ketakutan besar terhadap kegagalan".[7]
Rowling juga menciptakan banyak karakter pendukung dewasa. Kepala sekolah Hogwarts adalah seorang penyihir yang kuat dan baik hati, Albus Dumbledore, menjadi orang yang dipercayai Harry. Rowling menggambarkannya sebagai "lambang kebajikan".[8] Wakil kepala sekolah adalah Minerva McGonagall, yang menurut penulis "di balik penampilannya yang galak" sebenarnya ia adalah sosok "orang tua yang lembut",[9] setengah-raksasa Rubeus Hagrid, yang membebaskan Harry dari keluarga Dursley, dan Severus Snape yang ditakuti murid-murid.[11]
Karakter antagonis utama adalah Draco Malfoy, murid sombong tukang risak,[12] dan Lord Voldemort, penyihir hitam sangat kuat yang mengalami kejatuhan saat ia mencoba membunuh Harry waktu bayi. Dalam sebuah wawancara tahun 1999 dengan Rowling, karakter Voldemort diciptakan sebagai musuh bebuyutan Harry, dan latar belakangnya sengaja tidak diungkapkan pada awal cerita:
Ide dasarnya... Harry, saya melihat Harry dengan sangat sangat jelas. Sangat jelas. Dan saya tahu dia tidak mengetahui bahwa dia adalah seorang penyihir. [...] Dan kemudian saya agak mundur ke belakang untuk mencari tahu bagaimana hal itu bisa terjadi, bahwa dia tidak akan tahu siapa dia sebenarnya. [...] Ketika dia berumur satu tahun, penyihir paling jahat selama beratus-ratus tahun berusaha membunuhnya. Dia membunuh orang tua Harry, dan kemudian dia mencoba membunuh Harry—dia mencoba mengutuknya. [...] Tetapi, karena alasan yang misterius, kutukan itu tidak membunuh Harry. Jadi dia meninggalkan bekas luka berbentuk sambaran petir di dahinya dan kutukan itu berbalik ke penyihir jahat, yang bersembunyi sejak saat itu.[5]
Pengembangan, publikasi dan penerimaan
Pengembangan
Harry Potter dan Batu Bertuah merupakan novel pertama Rowling, yang kira-kira ditulis antara bulan Juni 1990 sampai tahun 1995. Pada tahun 1990, Jo Rowling, begitu ia dulu dikenal,[a] ingin pindah bersama pacarnya ke sebuah flat di Manchester, dan ia mengatakan, "akhir pekan setelah berburu flat, saya naik kereta api sendirian untuk kembali ke London dan ide mengenai Harry Potter muncul di kepala saya... Seorang bocah laki-laki kurus, kecil, berambut hitam, berkacamata semakin menyihir saya... Saya mulai menulis Batu Bertuah pada malam itu. Tetapi, beberapa halaman pertama tidak terlihat seperti produk jadi."[10] Kemudian, ibu Rowling meninggal, dan untuk mengatasi rasa sakitnya, Rowling menumpahkan dukanya kepada Harry yang yatim piatu.[10] Rowling menghabiskan enam tahun mengerjakan Harry Potter dan Batu Bertuah, dan setelah naskahnya diterima oleh Bloomsbury, ia memperoleh bantuan sebesar £8,000 dari Dewan Seni Skotlandia untuk mengembangkan sekuelnya.[16] Rowling mengirim naskah bukunya ke sejumlah agen dan penerbit, dan agen kedua yang dia dekati menghabiskan waktu satu tahun untuk menjual buku itu ke penerbit. Kebanyakan penerbit menganggap bukunya terlalu panjang, kira-kira 90.000 kata. Barry Cunningham, yang sedang mengembangkan divisi fantasi bagi penulis baru untuk Bloomsbury Children's Books, merekomendasikan Bloomsbury untuk menerima buku tersebut,[17] dan putri Pimpinan Bloomsbury yang berusia delapan tahun diminta membaca Harry Potter dan Batu Bertuah dan berkomentar "jauh lebih baik daripada buku lain."[18]
Publikasi dan penerimaan di Inggris
Bloomsbury setuju untuk menerbitkan buku tersebut, memberi Rowling uang muka sebesar £2.500,[20] dan Cunningham mengirim salinan naskah buku kepada penulis, kritikus, dan penjual buku yang dipilih dengan cermat untuk mendapatkan komentar yang akan dimuat saat buku tersebut diluncurkan.[17] Ia lebih memedulikan tentang nama penulis ketimbang tebal buku, karena judul buku kedengarannya seperti buku untuk anak laki-laki, dan ia percaya bahwa anak laki-laki lebih suka membaca buku yang ditulis oleh penulis laki-laki. Oleh karena itu, Rowling memakai nama penaJ. K. Rowling sesaat sebelum Batu Bertuah diterbitkan.[17]
Pada bulan Juni 1997, Bloomsbury menerbitkan Batu Bertuah, judul asli Harry Potter and the Philosopher's Stone, dengan cetakan pertama sebanyak 500 eksemplar dalam versi sampul keras, tiga ratus di antaranya didistribusikan ke sejumlah perpustakaan.[21] Nama aslinya, "Joanne Rowling", bisa ditemukan di halaman hak cipta semua edisi Inggris hingga bulan September 1999.[22] Jumlah cetakan pertama yang sedikit telah menjadi standar untuk novel debut seorang penulis, dan Cunningham berharap penjual buku akan membaca buku tersebut dan merekomendasikannya kepada pelanggan.[17] Salah satu buku cetakan pertama ini telah terjual sebesar US$471.000 dalam lelang Heritage pada tahun 2021.[23] Thomas Taylor mendesain gambar sampul untuk edisi pertama.[17]
Lindsey Fraser, yang sebelumnya telah memberikan komentar pada jaket buku,[17] menjadi kritikus pertama yang ulasannya diterbitkan oleh surat kabar The Scotsman pada 28 Juni 1997. Ia menggambarkan Harry Potter dan Batu Bertuah sebagai "sebuah cerita seru yang sangat menghibur" dan Rowling adalah "penulis nomor satu bagi anak-anak".[17][24] Ulasan awal lainnya di The Herald mengatakan, "Saya belum menemukan ada anak yang bisa meletakkan [buku]nya." Setelah itu, surat kabar di luar Skotlandia mulai menaruh perhatian terhadap buku tersebut, dengan ulasan yang cemerlang di The Guardian dan The Sunday Times, dan pada bulan September 1997, Books for Keeps, sebuah majalah yang secara khusus mengulas buku anak-anak, memberi novel tersebut empat dari lima bintang.[17]Sunday Times mengatakan "perbandingannya dengan Dahl adalah sama-sama menarik", sedangkan The Guardian menyebutnya "novel kaya tekstur yang ditumpangi oleh kecerdasan inventif", dan The Scotsman menganggapnya sebagai "bakat klasik".[17]
Pada tahun 1997, edisi Inggris memenangkan National Book Award dan meraih medali emas dalam Nestlé Smarties Book Prize untuk kategori buku anak usia 9 hingga 11 tahun.[25] Buku ini juga memenangkan penghargaan Smarties yang dinilai oleh anak-anak, menjadikan buku tersebut terkenal dalam waktu enam bulan setelah diterbitkan, sedangkan sebagian besar buku anak-anak lainnya harus menunggu bertahun-tahun untuk dikenal.[17] Tahun berikutnya, Batu Bertuah memenangkan hampir semua penghargaan buku utama di Inggris yang dinilai oleh anak-anak.[17][b] Buku ini juga dinominasikan untuk penghargaan buku anak-anak yang dinilai oleh orang dewasa,[26] meskipun tidak menang. Sandra Beckett berpendapat bahwa buku-buku yang hanya populer di kalangan anak-anak dianggap sebagai buku bacaan ringan dan bukanlah standar sastra tertinggi – misalnya, kalangan sastra mengesampingkan karya Roald Dahl, penulis kesukaan anak-anak sebelum munculnya buku-buku Rowling.[27] Pada tahun 2003, novel ini menempati posisi 22 dalam survei The Big Read oleh BBC.[28]
Harry Potter dan Batu Bertuah memenangkan dua penghargaan dalam bidang industri penerbitan, yang dianugerahkan karena prestasi penjualannya, bukan karena prestasi sastra, yakni Children's Book of the Year dari British Book Awards dan Bookseller Author of the Year.[17] Hingga bulan Maret 1999, edisi Inggris telah terjual lebih dari 300.000 eksemplar,[29] dan buku tersebut masih menjadi salah satu buku terlaris di Inggris hingga bulan Desember 2001.[30] Edisi Braille diterbitkan pada bulan Mei 1998 oleh Scottish Braille Press.[31]
Publikasi dan penerimaan di AS
Scholastic Corporation membeli hak cipta untuk penerbitan di Amerika Serikat di Bologna Book Fair pada April 1997 seharga US$105.000, harga yang sangat tinggi bagi sebuah buku anak-anak yang penulisnya belum dikenal pada saat itu.[17] Arthur Levine dari Scholastic menganggap bahwa kata "philosopher" (filsuf) terdengar terlalu kuno bagi pembaca Amerika,[32] dan setelah sejumlah diskusi (judul yang diusulkan termasuk "Harry Potter and the School of Magic"),[33] edisi Amerika diterbitkan pada bulan September 1998[34] dengan judul yang disarankan oleh Rowling, Harry Potter and the Sorcerer's Stone.[17] Rowling kelak mengungkapkan bahwa ia menyesali perubahan ini dan akan berusaha menentangnya jika ia berada di posisi yang lebih kuat pada saat itu.[13]Philip Nel mengatakan bahwa perubahan judul tersebut membuat buku kehilangan keterkaitan dengan alkimia, dan arti dari beberapa istilah lain juga berubah dalam versi terjemahan AS, misalnya "crumpet" menjadi "muffin". Rowling menerima perubahan kata "mum" dalam bahasa Inggris Britania atau varian bahasa Inggris Irlandia Seamus Finnigan "mam", ke varian Amerika "mom" di Harry Potter and the Sorcerer's Stone, tetapi dia melarang perubahan ini di buku-buku selanjutnya. Nel menganggap bahwa terjemahan Scholastic jauh lebih dimengerti oleh pembaca Amerika jika dibandingkan dengan kebanyakan buku-buku berbahasa Inggris Britania pada waktu itu, dan bahwa beberapa perubahan dalam penerjemahan dapat dianggap sebagai salin sunting yang berguna.[35] Karena edisi Inggris awalnya diterbitkan beberapa bulan lebih dulu dari edisi Amerika, beberapa pembaca Amerika yang tidak sabar menunggu memesannya dari Internet dan menjadi akrab dengan edisi Inggris.[36]
Pada awalnya, para pengulas ternama mengabaikan buku ini, menyerahkannya untuk ditinjau pada toko buku dan publikasi perpustakaan seperti Kirkus Reviews dan Booklist, yang menganggap buku ini hanyalah fiksi anak-anak yang berorientasi hiburan. Tetapi, ulasan yang lebih tajam (seperti yang dilakukan oleh Cooperative Children's Book Center Choices, yang memuji kompleksitas, kedalaman, dan konsistensi di dunia yang dibangun Rowling) menarik perhatian para pengulas di surat-surat kabar besar.[37] Meskipun The Boston Globe dan Michael Winerip di The New York Times mengeluhkan mengenai bab terakhir yang merupakan bagian terlemah dari buku ini,[24][38] kebanyakan pengulas Amerika lainnya memberikan pujian yang bersinar untuk Batu Bertuah.[17][24]
Pada bulan Agustus 1999, Harry Potter dan Batu Bertuah memuncaki daftar fiksi terlaris New York Times,[40] dan tetap bertengger di daftar teratas di sepanjang tahun 1999 dan 2000, sampai-sampai New York Times harus membagi daftarnya menjadi buku anak-anak dan buku dewasa karena tekanan dari penerbit lain yang ingin melihat buku mereka berada di daftar.[27][37] Laporan Publishers Weekly pada bulan Desember 2001 mengenai penjualan kumulatif buku fiksi anak-anak menobatkan Harry Potter dan Batu Bertuah sebagai buku terlaris ke-19 dalam kategori buku bersampul keras (lebih dari 5 juta eksemplar) dan terlaris ke-7 untuk kategori buku bersampul tipis (lebih dari 6,6 juta eksemplar).[41]
Pada Mei 2008, Scholastic mengumumkan penerbitan Edisi Ulang Tahun ke-10 buku ini,[42] yang dirilis pada 1 Oktober 2008[43] untuk memperingati 10 tahun perilisan buku tersebut di Amerika.[42] Dalam rangka peringatan lima belas tahun buku tersebut, Scholastic merilis ulang Batu Bertuah bersama enam novel lainnya dalam seri Harry Potter, dengan sampul baru karya Kazu Kibuishi pada tahun 2013.[44][45][46]
Pada pertengahan 2008, terjemahan resmi buku tersebut telah diterbitkan dalam 67 bahasa.[47][48] Hingga November 2017, buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam 80 bahasa, yang ke-80 adalah bahasa Skotlandia Dataran Rendah.[49] Bloomsbury telah menerbitkan terjemahan dalam bahasa Latin dan Yunani Kuno,[50][51] dan dianggap sebagai "salah satu karya terpenting prosa Yunani Kuno yang ditulis selama berabad-abad".[52]
Philip Nel menyoroti pengaruh Jane Austen, yang sangat dikagumi Rowling sejak usianya dua belas tahun. Keduanya membuat pembaca membaca ulang buku-bukunya, karena detail yang awalnya terlihat biasa-biasa saja bisa jadi menandakan peristiwa atau karakter penting di kemudian hari dalam alur cerita – misalnya Sirius Black disebutkan secara singkat di bab awal Harry Potter dan Batu Bertuah, dan kemudian menjadi karakter utama dalam buku ketiga sampai kelima.
Seperti halnya pahlawan wanita Austen, Harry sering kali harus memeriksa kembali ide-idenya mendekati akhir buku. Beberapa perilaku sosial dalam buku-buku Harry Potter mengingatkan kita pada Austen, misalnya kebiasaan membaca surat bersama-sama. Kedua penulis juga sama-sama menyindir perilaku sosial dan memberi nama karakter yang mengekspresikan kepribadian mereka. Namun menurut pendapat Nel, humor Rowling lebih didasarkan pada karikatur dan nama karakter yang ia ciptakan lebih mirip dengan penamaan karakter yang ditemukan dalam cerita-cerita Charles Dickens,[24]:13–15 dan Amanda Cockrell mencatat bahwa kebanyakan nama mengekspresikan sifat karakternya melalui alusi yang diadopsi dari mitologi Romawi kuno hingga sastra Jerman abad kedelapan belas.[53] Rowling, seperti halnya penulis seri Narnia, C. S. Lewis, berpendapat bahwa tak ada perbedaan kaku antara cerita untuk anak-anak dan untuk dewasa. Nel juga mencatat bahwa, seperti kebanyakan penulis buku anak-anak, Rowling menggabungkan genre sastra—fantasi, fiksi remaja, cerita sekolah asrama, Bildungsroman dan sebagainya.[24]:51–52
Beberapa kritikus membandingkan Batu Bertuah dengan cerita-cerita karangan Roald Dahl, yang meninggal dunia pada tahun 1990. Banyak penulis yang sejak tahun 1970-an telah dipuji sebagai pengganti Dahl, tetapi tidak ada yang sepopuler Dahl di kalangan anak-anak, dan dalam jajak pendapat yang dilakukan tak lama setelah peluncuran Batu Bertuah, tujuh dari sepuluh buku anak-anak paling populer adalah karya Dahl, termasuk satu buku di tempat teratas. Satu-satunya penulis buku anak-anak yang populer pada akhir 1990-an adalah penulis Amerika, R. L. Stine. Beberapa elemen cerita dalam Batu Bertuah serupa dengan cerita Dahl. Misalnya, tokoh utama dalam James dan Persik Raksasa kehilangan orang tuanya dan harus tinggal dengan dua bibinya yang menyebalkan—satu gemuk dan satu kurus seperti Mr dan Mrs Dursley, yang memperlakukan Harry seperti pelayan. Tetapi Harry Potter adalah karakter yang khas, mampu mengemban tanggung jawab sebagai orang dewasa sembari tetap menjadi anak-anak di dalam dirinya.[17]
Pustakawan Nancy Knapp dan pakar pemasaran Stephen Brown menyoroti detail deskripsi yang tampak hidup, terutama adegan toko seperti Diagon Alley.[25][54] Tad Brennan berkomentar bahwa tulisan Rowling mirip dengan Homer: "cepat, lugas, dan ekspresinya langsung."[52]Stephen King mengagumi "detail jenaka yang hanya bisa dilakukan oleh penulis fantasi Inggris", dan menyimpulkan bahwa buku-buku tersebut disukai karena Rowling mampu membuat kita terkikik dengan cepat dan kemudian membalik halaman dengan tak sabar.[55]
Nicholas Tucker menganggap buku-buku awal Harry Potter sebagai wujud nostalgia akan cerita anak-anak pada era Victoria dan Edward: Hogwarts adalah sekolah asrama bergaya lama di mana para guru memanggil murid secara formal dengan nama keluarga mereka dan sangat memedulikan reputasi asrama mereka; kepribadian karakter secara jelas ditunjukkan oleh penampilan mereka, dimulai dengan keluarga Dursley; karakter jahat atau kejam yang harus dilenyapkan, termasuk kucing Argus Filch, Mrs Norris; dan sang pahlawan, seorang anak yatim piatu teraniaya yang menemukan tempat sejatinya di sekolah, karismatik dan pandai berolahraga, peduli dan protektif terhadap yang lemah.[56] Kritikus lain berpendapat bahwa buku-buku Harry Potter menyajikan masyarakat yang sangat terstratifikasi, termasuk banyaknya stereotip sosial.[57] Tetapi Karin Westerman mensejajarkannya dengan situasi masyarakat Inggris tahun 1990-an: sistem kelas yang diambang keruntuhan tetapi dipertahankan oleh orang-orang yang kekuasaan dan statusnya dijunjung; komposisi multietnis siswa Hogwarts; ketegangan rasial antara berbagai spesies cerdas; dan perisakan di sekolah.[58]
Susan Hall menulis bahwa tidak ada rule of law dalam buku, karena tindakan pejabat Kementerian Sihir tidak dibatasi oleh undang-undang, akuntabilitas, atau aturan hukum apa pun. Ini memberikan kesempatan bagi Voldemort untuk menegakkan keteraturan hukumnya sendiri yang mengerikan. Akibatnya, Harry dan Hermione, yang dibesarkan di dunia Muggle yang sangat teratur, menemukan solusi berpikir dengan cara yang tidak biasa bagi para penyihir. Sebagai contoh, Hermione mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk menemukan Batu Bertuah adalah menggunakan kemampuan logika, bukannya kemampuan sihir, dan kebanyakan penyihir tidak memiliki peluang untuk memecahkannya.[59]
Nel mengungkapkan bahwa penokohan keluarga Dursley yang sangat tidak menarik, konvensional, sadar status, dan materialistis adalah reaksi Rowling terhadap kebijakan keluarga oleh pemerintah Inggris pada awal 1990-an, yang menganggap pasangan heteroseksual menikah adalah "norma yang disukai", sementara penulisnya sendiri adalah seorang ibu tunggal. Hubungan Harry dengan penyihir dewasa dan remaja didasarkan pada kasih sayang dan kesetiaan. Hal ini tercermin dalam kebahagiaannya setiap kali dia mengunjungi keluarga Weasley di sepanjang seri, dan dalam perlakuannya terhadap Rubeus Hagrid dan kemudian Remus Lupin dan Sirius Black sebagai figur ayah.[24]:13–15, 47–48[53]
Versi ilustrasi Harry Potter dan Batu Bertuah dirilis pada 6 Oktober 2015, dengan ilustrasi gambar didesain oleh Jim Kay.[69][70] Buku ini memuat lebih dari 100 gambar dan diikuti oleh versi ilustrasi dari ketujuh buku dalam seri tersebut karya seniman yang sama.
Versi siniar
Pada Mei 2020, siniar pembacaan buku ini diselenggarakan oleh Spotify dan diberi judul Harry Potter at Home: Readings. Setiap bab dibacakan oleh seorang tamu selebritas dari waralaba Harry Potter dan Wizarding World.[71]
Pada tahun 1999, Rowling menjual hak untuk memfilmkan empat buku Harry Potter ke Warner Bros. dengan harga dilaporkan mencapai £1 juta ($1,65 juta pada tahun 1999).[72] Rowling menuntut agar pemeran utama film haruslah berasal dari Inggris, tetapi masih diperbolehkan untuk merekrut aktor Irlandia seperti mendiang Richard Harris sebagai Dumbledore dan pemeran asing sesuai dengan kebangsaan karakter mereka pada buku-buku selanjutnya.[73] Setelah pemilihan pemeran yang ekstensif,[74] pembuatan film dimulai pada bulan September 2000 di Leavesden Film Studios dan di London, dan produksi selesai pada bulan Juli 2001.[75]Harry Potter and the Sorcerer's Stone dirilis di London pada 14 November 2001.[76][77] Komentar pengulas mengenai film ini rata-rata positif, mendapat 80% peringkat Fresh di Rotten Tomatoes[78] dan dengan skor 64% di Metacritic, dengan ulasan yang "secara umum bagus".[79]
Para penulis di bidang pendidikan dan bisnis telah memanfaatkan buku ini sebagai sumber pelajaran. Menulis tentang pengajaran klinis di sekolah kedokteran, Jennifer Conn membandingkan keahlian teknis Snape dengan perilakunya yang suka mengintimidasi siswa. Sedangkan pelatih Quidditch Madam Hooch menggunakan teknik yang berguna dalam pengajaran keterampilan fisik, misalnya memecah tindakan kompleks menjadi sederhana dan membantu siswa untuk menghindari kesalahan umum.[94] Joyce Fields menulis bahwa buku-buku tersebut memuat empat dari lima topik utama dalam kelas sosiologi tahun pertama: "konsep sosiologi, termasuk budaya, masyarakat, dan sosialisasi; stratifikasi dan ketimpangan sosial; lembaga sosial; dan teori sosial".[57]
Stephen Brown mengungkapkan bahwa buku-buku awal Harry Potter, terutama Harry Potter dan Batu Bertuah, sukses besar meskipun pemasarannya tidak memadai dan tidak diorganisir dengan baik. Brown menyarankan para eksekutif pemasaran untuk tidak terlalu sibuk dengan analisis statistik dan model manajemen "analisis, perencanaan, implementasi, dan kontrol". Sebaliknya, dia menyarankan agar buku tersebut diperlakukan sebagai "kelas master pemasaran", yang penuh dengan produk dan merek yang menjanjikan.[54] Sebagai contoh, Kacang Segala Rasa Bertie Bott di dunia nyata dilisensikan pada tahun 2000 oleh produsen mainan Hasbro.[54][95]
^J.K. Rowling dibaptis dengan nama Joanne Rowling, tanpa nama tengah, dan mengadopsi nama pena J.K. Rowling untuk publikasi.[13][14] Namanya tertulis di halaman hak cipta sebagai "Joanne Rowling".[15]
^The Children's Book Award, The Young Telegraph Paperback of the Year Award, the Birmingham Cable Children's Book Award and the Sheffield Children's Book Award.
^ ab"Harry Potter and Me". Accio Quote. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 March 2007. Diakses tanggal 1 August 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abSolomon, Evan (13 July 2000). "J.K. Rowling Interview". CBCNewsWorld Hot Type. Accio Quote. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 April 2011. Diakses tanggal 12 January 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Lydon, Christopher (12 October 1999). "J.K. Rowling interview transcript". The Connection. Accio Quote. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 July 2012. Diakses tanggal 22 January 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Elisco, Lester. "The Phenomenon of Harry Potter". TomFolio.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 April 2017. Diakses tanggal 22 January 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Harry Potter and the Mystery of the Author's Name". Cotsen Children's Library. Princeton University. 15 September 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 October 2014. Diakses tanggal 16 September 2014.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcdefNel, Philip (2001). "Reviews of the Novels". J.K. Rowling's Harry Potter novels: a reader's guide. Continuum International. hlm. 53–55. ISBN978-0-8264-5232-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 November 2013. Diakses tanggal 15 May 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcKnapp, N.F. (2003). "In Defense of Harry Potter: An Apologia"(PDF). School Libraries Worldwide. International Association of School Librarianship. 9 (1): 78–91. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 9 March 2011. Diakses tanggal 14 May 2009.
^"Children's Books: Bestsellers". The Independent. UK. 27 March 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 August 2009. Diakses tanggal 16 May 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Winerip, Michael (14 February 1999). "Children's Books". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 December 2008. Diakses tanggal 12 January 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Rowling 'makes £5 every second'". BBC. 3 October 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 October 2008. Diakses tanggal 17 October 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Dammann, Guy (18 June 2008). "Harry Potter breaks 400m in sales". London: Guardian News and Media Limited. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 October 2013. Diakses tanggal 17 October 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcBrown, Stephen (2002). "Marketing for Muggles: The Harry Potter way to higher profits". Business Horizons. 45 (1): 6–14. doi:10.1016/S0007-6813(02)80004-0.
^ abFields, Joyce W. (2007). "Harry Potter, Benjamin Bloom, and the Sociological Imagination"(PDF). International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. 19 (2): 167–177. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 18 August 2010. Diakses tanggal 15 May 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Westman, Karin E. (2004). "Specters of Thatcherism". Dalam Whited, Lana A. The ivory tower and Harry Potter. University of Missouri Press. hlm. 306–308. ISBN978-0-8262-1549-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-16. Diakses tanggal 15 May 2009.
^ ab"A Potter timeline for muggles". Toronto Star. 14 July 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 December 2008. Diakses tanggal 27 September 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Cassy, John (16 January 2003). "Harry Potter and the hottest day of summer". The Guardian. London: Guardian News and Media Limited. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 December 2013. Diakses tanggal 27 September 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"July date for Harry Potter book". BBC. 21 December 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 December 2008. Diakses tanggal 27 September 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Rowling unveils last Potter date". BBC. 1 February 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 December 2008. Diakses tanggal 27 September 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)