Haedar Nashir lahir di Desa Ciheulang, Ciparay, Bandung Selatan pada 25 Februari 1958. Ayahnya bernama H. Ajengan Bahrudin dan Hj. Endah binti Tahim. Pendidikannya dimulai di Madrasah Ibtidaiyah Ciparay, Bandung, SMP Muhammadiyah III Bandung, SMA Negeri 10 Bandung dan Pondok Pesantren Cintawana, Tasikmalaya. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di program studi Ilmu Sosiatri di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa APMD Yogyakarta pada tahun 1990 sebagai lulusan terbaik, Studi Sosiologi di PascasarjanaUniversitas Gajah Mada (UGM) pada tahun 1998 dengan status Cumlaude, Studi Sosiologi di Program Doktor UGM di tahun 2007 juga dengan status Cumlaude, hingga dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.[2][3][4][5]
Kiprah
Haedar Nashir bergabung di Muhammadiyah sejak tahun 1983 (nomor anggota 545549) dan diberi amanah sebagai Ketua I Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah pada tahun 1983 sampai 1986. Ia kemudian menjadi Deputi Kader PP Pemuda Muhammadiyah pada tahun 1985 hingga 1990, menjadi Ketua Badan Pendidikan Kader dan Pembinaan Angkatan Muda Muhammadiyah dari tahun 1985 hingga 2000. Kemudian menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Suara Muhammadiyah dari tahun 2000 hingga sekarang. Dia juga menjabat sebagai Sekretaris PP Muhammadiyah dari tahun 2000 hingga 2005, Ketua PP Muhammadiyah dari tahun 2005 hingga 2015.[6][7] Ia menjadi penulis tetap kolom refleksi di Harian Republika sejak tahun 2000 dan telah menulis 240 artikel tentang agama, demokrasi dan politik.[8]
Di era kepemimpinannya, ia mengusung program Muhammadiyah Unggul-Berkemajuan (Centre of Excellence) salah satunya melalui pendirian fakultas-fakultas kedokteran baru di Perguruan Tinggi Muhammadiyah,[11][12] program internasionalisasi Muhammadiyah seperti mendirikan Markaz Dakwah Muhammadiyah di Kairo Mesir, Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), dan Muhammadiyah Australia College (MAC) di Melbourne Australia.[13][14][15][16]
Saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, ia memobilisasi Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) untuk menyiagakan rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, dan jaringan kader Muhammadiyah untuk menangani pasien positif virus corona. Upaya ini diapresiasi Presiden Joko Widodo melalui penghargaan PPKM Award pada Maret 2023.[17][18]
Penghargaan
Pada tahun 2018, Haedar menerima gelar Pendekar Kehormatan Tapak Suci Putra Muhammadiyah dari Perguruan Silat Tapak Suci di Pura Pakualam, Yogyakarta.[19][20] Dia juga masuk dalam daftar Top 100 Ilmuwan Sosial di Indonesia versi Alper-Doger (AD) Scientific Index 2022, Rangking for Scientist University, Subject, Country, Region, World. Dia menempati urutan ke-37 di dalam daftar. Pemeringkatan ini menobatkannya sebagai ilmuwan bidang ilmu sosial terbaik dunia di Indonesia tahun 2022.[21][22][23]
Pada Februari 2024, Muhammadiyah juga menerima penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2024, yang merupakan pengakuan dunia internasional atas upaya organisasi atau individu dalam hal memberi contoh aksi kemanusiaan dan perdamaian.[24] Dia masuk dalam 500 Muslim Berpengaruh Dunia sejak tahun 2017 hingga 2024.[25]