Fransiscus Xaverius Sudartanta Hadisumarta
Mgr. Fransiscus Xaverius Sudartanta Hadisumarta, O.Carm. (13 Desember 1932 – 12 Februari 2022) adalah Uskup Emeritus Manokwari-Sorong setelah pensiun sejak menjabat pada 5 Mei 1988 hingga 30 Juni 2003. Sebelumnya, ia menjadi Uskup Malang sejak 1 Maret 1973. KaryaHadisumarta awalnya tinggal di Magelang, namun pada tahun 1949 terkait Agresi Militer Belanda II, ia bersama beberapa teman—termasuk Y.B. Mangunwijaya—mengungsi ke Malang, lalu masuk SMA Santo Albertus di sana. Pada waktu tersebut, mayoritas klerus berasal dari Ordo Karmelit yang membuat dirinya turut serta masuk novisiat Ordo Karmel pada tahun 1952 dan kemudian mengucapkan kaul pertama 16 Juli 1953. Ia ditahbiskan menjadi imam 12 Juli 1959 di Malang, Jawa Timur. Pastor Hadisumarta ahli dalam bidang tafsir Kitab Suci, dengan dasar pendidikan di Seminari Tinggi Malang, kemudian belajar tafsir Kitab Suci di Roma dan Yerusalem. Pada tahun 1966, Pastor Hadisumarto sempat mengalami kecelakaan di kawasan perkebunan karet cukup jauh luar kota Pematang Siantar, Sumatera Utara yang menyebabkan ia tidak sadarkan diri selama dua bulan.[3] Setelah kecelakaan tersebut, ia dirawat di rumah sakit di Pematang Siantar dan di Medan sebelum dirawat selama tiga bulan di Nijmegen, Belanda, dan menjalani pemulihan selama enam bulan di Bonn, Jerman. Setelahnya ia meneruskan tugasnya mengajar di Seminari Tinggi Pematang Siantar dan kemudian di Seminari Tinggi Malang. Selama menjadi imam, ia juga menjadi Provinsial Ordo Karmelit di Indonesia.[3] Ia ditunjuk menjadi Uskup Malang pada 1 Maret 1973, bertepatan dengan dikabulkannya permohonan pengunduran diri Mgr. Antonius Everardo Johannes Albers, O.Carm. oleh Paus Paulus VI. Tahbisan Uskup berlangsung pada 16 Juli 1973, di halaman tengah susteran Ursulin Cor Jesu, Jln. J.A. Suprapto 55, Malang. Dalam penahbisan tersebut, Uskup Agung Semarang, Justinus Kardinal Darmojuwono menjadi Penahbis Utama, dan bertindak sebagai Uskup ko-konsekrator adalah Uskup Surabaia, Mgr. Jan Antonius Klooster, C.M. dan Uskup Agung Jakarta, Mgr. Leo Soekoto, S.J. Pengaturan Keuskupan yang tertib, teratur, dan mempunyai visi yang jelas "Gereja sebagai communio" menandai 15 tahun masa jabatannya sebagai Uskup Malang.[4] Sejak tahun 1979 hingga 1988 ia menjadi Ketua Konferensi Waligereja Indonesia. Ia ditunjuk menjadi Uskup Manokwari-Sorong pada 5 Mei 1988 oleh Paus Yohanes Paulus II. Penunjukkan ini bukan menyatakan 'dipindah', melainkan 'menyediakan diri untuk dipindah'.[5] Ia meninggalkan Malang pada 1 Juni 1988.[5] Kepemimpinan Keuskupan Malang diteruskan oleh Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro, O.Carm. sejak ditunjuk pada 7 Juni 1989. Selama kekosongan, sejak 30 Agustus 1988, Pastor Piet Go Twan An, O.Carm. ditunjuk sebagai Administrator Diosesan. Ia menjabat sampai 30 Juni 2003 dan masa jabatannya berakhir karena mengundurkan diri. Kepemimpinan Keuskupan Manokwari-Sorong diteruskan oleh Mgr. Hilarion Datus Lega. Setelah pensiun, ia bertempat tinggal di Wisma Karmel, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.[6] Ia juga masih aktif dalam menulis homili di situs Iman Katolik.[7] Pada beberapa kesempatan, ia turut bertugas dalam penerimaan Sakramen Penguatan terutama di Keuskupan Agung Jakarta,[8][9] serta bertugas secara periodik di Keuskupan Manokwari-Sorong.[10] Tercatat Mgr. Hadisumarta menjadi Uskup penahbis utama bagi dua orang Uskup, yakni:
Ia juga menjadi Uskup Ko-konsekrator bagi sembilan orang Uskup, yakni:
Meninggal duniaMgr. Hadisumarta meninggal dunia pada hari Sabtu, 12 Februari 2022 dalam usia 89 tahun. Pemakaman berlangsung pada 17 Februari 2022 di Pemakaman Sukun, Malang.[11] Referensi
Pranala luar
|