Yang Mulia
Fransiskus Xaverius Rocharjanta Prajasuta
|
---|
|
Mgr. Prajasuta, M.S.F. |
Keuskupan | Banjarmasin |
---|
Penunjukan | 6 Juni 1983 (51 tahun, 215 hari) |
---|
Masa jabatan berakhir | 14 Juni 2008 (76 tahun, 224 hari) |
---|
Pendahulu | Wilhelmus Joannes Demarteau, M.S.F. |
---|
Penerus | Petrus Boddeng Timang |
---|
|
Tahbisan imam | 19 Desember 1959[1] (28 tahun, 46 hari) oleh Wilhelmus Joannes Demarteau, M.S.F. |
---|
Tahbisan uskup | 23 Oktober 1983 (51 tahun, 354 hari) oleh Wilhelmus Joannes Demarteau, M.S.F. |
---|
|
Nama lahir | Rocharjanta Prajasuta |
---|
Lahir | (1931-11-03)3 November 1931 Nguntoronadi, Wonogiri, Jawa Tengah, Hindia Belanda |
---|
Meninggal | 28 Juli 2015(2015-07-28) (umur 83) Yogyakarta, Indonesia |
---|
Kewarganegaraan | Indonesia |
---|
Denominasi | Katolik Roma |
---|
Semboyan | "Veni sancte spiritus"[2] (Datanglah Roh Kudus) |
---|
Lambang | |
---|
Mgr. Fransiskus Xaverius Rocharjanta Prajasuta, M.S.F. (3 November 1931 – 28 Juli 2015) adalah Uskup Banjarmasin sejak terpilih pada 1983 dan mengundurkan diri pada tahun 2008.
Latar belakang
Prajasuta dilahirkan sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga priyayi.[3]
Karya
Setelah menyelesaikan pendidikan seminari menengah tahun 1953, Prajasuta melanjutkan studi di Belanda. Ia kemudian mengucapkan kaul perdana sebagai seorang frater MSF pada tanggal 8 September 1954.[4]
Ia ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 19 Desember 1959 di Roma. Setelah ditahbiskan, ia kembali melanjutkan studi di Roma hingga tahun 1962.[5]
Setelah kembali ke Indonesia, sejak tahun 1962 ia berkarya di Purwadadi, Jawa Tengah, hingga pada tahun 1964 ia pindah ke Surakarta, dan tahun 1966 ia berkarya di Seminari Tinggi Yogyakarta.[6]
Pada tahun 1977 ia pindah ke Kalimantan. Ia terpilih menjadi Uskup Banjarmasin pada tanggal 6 Juni 1983. Ia ditahbiskan menjadi Uskup pada 23 Oktober 1983 oleh pendahulunya, Mgr. Wilhelmus Joannes Demarteau, M.S.F. Bertindak sebagai uskup ko-konsekrator, Uskup Malang, Mgr. Fransiscus Xaverius Sudartanta Hadisumarta, O. Carm. dan Uskup Agung Pontianak, Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun, O.F.M. Cap.
Pada 14 Februari 1988, Mgr. Prajasuta menjadi Uskup Ko-konsekrator dalam penahbisan Mgr. Michael Cornelis C. Coomans, M.S.F. sebagai Uskup Samarinda bersama dengan Uskup Malang, Mgr. Franciscus Xaverius Sudartanta Hadisumarta, O.Carm. Bertindak sebagai Uskup Penahbis Utama adalah Uskup Agung Pontianak, Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun, O.F.M. Cap.
Selama kepemimpinannya, Mgr. Prajasuta mengembangkan Keuskupan Banjarmasin dengan membuka beberapa paroki, Rumah Retret Sikhar dan Panti Wreda Suaka Kasih. Ia juga dikenal sebagai Uskup yang terbuka, termasuk menyatakan bahwa Wisma Keuskupan adalah wisma romantis (rokok makan gratis).[3] Ia turut mengembangkan gagasan untuk memekarkan wilayah Keuskupan menjadi dua bagian, yaitu Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Hal ini berujung pada pendirian Keuskupan Palangkaraya hingga saat ini. Mgr. Prajasuta menjadi Uskup Penahbis Utama bagi Mgr. Yulius Aloysius Husin, M.S.F. sebagai Uskup pertama Palangkaraya pada 17 Oktober 1993.
Mgr. Prajasuta pensiun pada 14 Juni 2008 dan kepemimpinan Keuskupan Banjarmasin dilanjutkan oleh Mgr. Petrus Boddeng Timang. Ia kembali menjadi Uskup Penahbis Utama bagi Mgr. Timang pada 26 Oktober 2008.
Setelah pensiun, ia tinggal di Biara MSF Ventimiglia, Yogyakarta.[7]
Ia meninggal dunia pada 28 Juli 2015 di Rumah Sakit Panti Rapih, Daerah Istimewa Yogyakarta.[6][8]
Referensi
Pranala luar