Leo Laba Ladjar
Mgr. Leo Laba Ladjar, O.F.M. (lahir 4 November 1943) adalah Uskup Jayapura sejak 29 Agustus 1997 hingga 29 Oktober 2022. KaryaIa ditahbiskan menjadi imam Fransiskan pada hari Minggu, 29 Juni 1975. Pada hari Senin, 6 Desember 1993, Tahta Suci menunjuknya sebagai Uskup Auksilier Jayapura bergelar Uskup Tituler Bencenna. Ia kemudian ditahbiskan menjadi Uskup pada hari Minggu, 10 April 1994 oleh Penahbis Utama Uskup Jayapura, Mgr. Herman Ferdinandus Maria Münninghoff, O.F.M. Dalam penahbisan tersebut, Uskup Agung Merauke, Mgr. Jacobus Duivenvoorde, M.S.C., Uskup Agats, Mgr. Alphonsus Augustus Sowada, O.S.C., dan Uskup Manokwari-Sorong, Mgr. Fransiscus Xaverius Sudartanta Hadisumarta, O.Carm. menjadi Uskup Penahbis Pendamping. Ia kemudian diangkat menjadi Uskup Jayapura pada hari Jumat, 29 Agustus 1997, bersamaan dengan dikabulkannya permohonan pengunduran diri Mgr. Herman Ferdinandus Maria Münninghoff, O.F.M. Mgr. Leo menjadi Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. Franciscus Kopong Kung sebagai Uskup Koajutor Larantuka pada 10 Januari 2002, dan kemudian pada 15 September 2002 bagi Mgr. Aloysius Murwito, O.F.M. sebagai Uskup Agats. Pada 18 April 2004, ia menjadi Uskup Penahbis Utama bagi Uskup pertama Timika, Mgr. John Philip Saklil. Ia menolak diskursus bahwa orang Papua asli sebagai ras Melanesia yang beragama Kristen, dan menyatakannya sebagai bentuk identifikasi esoteris.[3] Ia sempat dikecam oleh kaum muda di Keuskupan Jayapura karena tindakannya menutup tempat pembinaan kaum muda Katolik.[4] Bersama dengan Uskup Tanjungkarang, Yohanes Harun Yuwono, Mgr. Leo menjadi Uskup Ko-konsekrator bagi Mgr. Adrianus Sunarko, O.F.M. sebagai Uskup Pangkal Pinang. Uskup Agung Palembang, Aloysius Sudarso, S.C.J. bertindak sebagai Penahbis Utama.[5] Referensi
Pranala luar
|