Basa Ampek Balai Tapan adalah sebuah kecamatan yang terletak di bagian selatan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.[1] Secara administratif wilayahnya adalah sebagian wilayah Tapan yang sebagiannya lagi masuk wilayah Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan. Kota Tapan berada di jalan lintas barat Sumatera dan persimpangan yang menghubungkan tiga provinsi, yaitu Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu.
Pembagian Administrasi
Secara administrasi Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan terbagi atas 10 Pemerintahan Nagari yaitu:
Nagari Bukit Buai Tapan
Nagari Ampang Tulak Tapan
Nagari Riak Danau Tapan
Nagari Batang Betung Tapan
Nagari Pasar Tapan
Nagari Batang Arah Tapan
Nagari Tanjung Pondok Tapan
Nagari Koto Enau Tapan
Nagari Tapan
Nagari Dusun Baru Tapan
Pemerintahan
Kantor Camat Basa Ampek Balai Tapan berada di Jl. Raya Tapan-Bengkulu Km. 3, Nagari Tanjung Pondok Tapan.
Jarak Tapan ke Kota Terdekat
Tapan merupakan jalur utama yang menghubungkan Kota Padang dan Kota Painan di Pesisir Selatan Sumatera Barat, Kota Sungaipenuh di Jambi dan Kota Bengkulu dan Mukomuko di Bengkulu. Jarak Tapan dengan kota sekitarnya sebagai berikut:
Secara geografis, daerah Tapan berada pada dataran rendah pesisir barat Pulau Sumatera, dengan kontur wilayah beragam, mulai dari dataran bergambut di bagian barat hingga selatan dan perbukitan rendah pada bagian utara hingga tinggi di bagian timur yang merupakan bagian dari gugusan Bukit Barisan.
Dengan iklim tropis dan curah hujan tinggi, semakin ke arah timur suhu udara di Tapan semakin rendah karena semakin tinggi mengarah ke Dataran Tinggi Kerinci.
Perekonomian
Perekonomian masyarakat Tapan sebagian besar adalah pertanian, dengan bertani Padi adalah mata pencarian utama masyarakat Tapan, diikuti Jagung, Palawija serta sebagian kecil buah-buahan seperti Semangka (karamojo).
Disamping itu potensi perkebunan juga menjadi mata pencarian masyarakat Tapan, yakni perkebunan Karet (parah) dan sekarang semakin berkembangnya perkebunah Sawit dan Kakao (cokelat). Serta yang telah terkenal lama serta menjadi ikon dan oleh-oleh dari Tapan yaitu Petai (ptai) dan Jengkol (jighiang) meski sekarang produksinya semakin berkurang.
Sosial Budaya
Menurut Adat N’ghing Tapan, masyarakat Minang Tapan dibagi atas 4 suku (klan), yakni Caniago, Mlayu Gdang, Mlayu Kcik dan Sikumbang. Masing-masing suku dipimpin oleh datuk yang dikenal dengan Panghulu Nan Baqhepek. Susunan setiap suku dimulai dari Panghulu Nan Baqhepek, Uqhangtuo Adat Nan Baqhepek, Iman nan baqhepek dan Dukun Nan Baqhepek. Awal berdirinya Nagari Tapan dengan Machudum Sati sebagai Orang Tua Adat Nagari (Ughang Tuo Adat N’ghing) Tapan. Tiap-tiap suku dibagi atas beberapa kaum yang masing-masing kaum dipimpin oleh seorang Ninik Mamak (Pamakung). Adapun susu-suku tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Suku Malayu Kcik
Suku Malayu Kcik memiliki Gelar Kebesaran (Gelar Nobat) Datuk Panghulu Suku yang di-gele (Digilir atau Diganti) antara lain sebagai berikut:
Datuk Sangguno Dirajo
Datuk Sumanggun Dirajo
Datuk Rajo Dibenda
Datuk Dewa Pahlawan
Datuk Syahbandar
Datuk Rindang Pincalang
2. Suku Malayu Gdang
Giliran Gelar Kebesaran dalam Suku Malayu Gdang adalah sebagai berikut:
Datuk Rajo Besa
Datuk Sukadano
Datuk Rajo Indo
Datuk Permai Duaso
3. Suku Caniago
Giliran Gelar Kebesarandalam Suku Caniago adalah sebagai berikut:
DatukSuri Maha Rajo di Kubu
Datuk Rajo Lelo di Pasar 60
Datuk Gedang di Nilau
Datuk Lebih di Nilau
Datuk Sati di Nilau
4. Suku Sikumbang
Giliran Gelar Kebesaran dalam Suku Sikumbang adalah sebagai berikut:
Datuk Rajo Nan Kayo di Tanjung Pondok
Datuk Beno Sutan
Datuk Sri Gagah
Saat ini yang memegang jabatan Penghulu di Tapan antara lain:
Suku Malayu Kcik: H. Bachtaruddin, SE. Dt. Dewa Pahlawan
Suku Malayu Gdang: Bustami Pasry Dt. Permai Duaso
Suku Caniago: Novrial Bahrun, SH., M.Kn., Dt. Suri Maharajo
Suku Sikumbang: Ir. Nasution Dt. Rajo Nan Kayo
Pemekaran Kabupaten
Sejak tahun 2000, masyarakat yang berada di enam kecamatan paling selatan di Kabupaten Pesisir Selatan ini telah memperjuangkan sebuah kabupaten baru yang meliputi daerah Renah Indojati (Kecamatan Air Pura, Kecamatan Pancung Soal, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan, Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, Kecamatan Lunang dan Kecamatan Silaut). Usulan pemekaran telah masuk dan dibahas oleh DPR RI, namun sampai saat ini belum juga disahkan. Saat ini masyarakat masih menunggu RUU tentang pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Renah Indojati disahkan menjadi UU sehingga Renah Indojati menjadi kabupaten sendiri dan terpisah dari Kabupaten Pesisir Selatan. Dengan Ibu kota Kabupaten berada di Bukit Buai, Nagari Bukit Buai Tapan, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan.[2]