Sejak tahun 2000, masyarakat yang berada di enam kecamatan paling selatan di Kabupaten Pesisir Selatan ini telah memperjuangkan sebuah kabupaten baru yang meliputi daerah Renah Indojati (Kecamatan Air Pura, Kecamatan Pancung Soal, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan, Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, Kecamatan Lunang dan Kecamatan Silaut). Usulan pemekaran telah masuk dan dibahas oleh DPR RI, namun sampai saat ini belum juga disahkan. Saat ini masyarakat masih menunggu RUU tentang pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Renah Indojati disahkan menjadi UU sehingga Renah Indojati menjadi kabupaten sendiri dan terpisah dari Kabupaten Pesisir Selatan. Dengan Ibu kota Kabupaten berada di Bukit Buai, Nagari Bukit Buai Tapan, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan.[2][3]
Sejarah
Renah Indojati diawali dengan Kerajaan Indojati di Muaro Silaut dan dilanjutkan oleh Teluk Air Pura di Muaro Sakai Inderapura. Pada masa selanjutnya kemajuan di wilayah ini ditandai dengan majunya Kerajaan Inderapura pada abad ke 8 M yang kemudian menjadi Kesultanan Inderapura semenjak abad 16 M. Kerajaan ini pernah menjadi salah satu kerajaan terbesar di pesisir barat Sumatera dengan wilayah kekuasaan mencapai wilayah Pasaman Barat sekarang, Padang Pariaman, Padang di utara, Pesisir Selatan hingga Mukomuko di selatan.[4]
Dari segi luas wilayah kabupaten Pesisir Selatan memang sudah pantas untuk dimekarkan luas wilayah kabupaten Pesisir Selatan saat ini mencapai 5.749,89 km2 atau sekira 4 kali lebih luas dari Kabupaten Padang Pariaman.[5]
Sosial Budaya
Inderapura
Inderapura terkenal dengan dua puluh penghulunya yang merupakan perwakilan dari 3 nenek moyang mereka (6 di hilir, 6 di mudik dan 8 di tengah). Inderapura dulunya merupakan Pusat Kerajaan Inderapura yang pernah jaya pada masa lalu.[6]
Tapan
Tapan terkenal dengan 4 penghulu sukunya sehingga disebut Basa Ampek Balai dan Ranah Ampek Hulu.Di Tapan adalah tempat berkedudukannya Rajo Adat Renah Indojati.[7]
Lunang
Penduduk Asli Lunang "mudiknya Ujung Tanjung" awalnya banyak bermukim di pinggir Batang Lunang, Batang Sindang dan Batang Kumbung. Ketiga Sungai ini bermuara di Muara Sakai. Di Lunang ini terdapat keluarga keturunan Bundo Kanduang, lebih dikenal dengan sebutan Keluarga Mande Rubiah, dipercaya sebagai seorang raja perempuan Minangkabau bersama keluargnya menyelamatkan diri dari musuhnya yang menyerang Pagaruyung dari Timur (perkiraan abad ke 13 M). Ia menyelamatkan diri bersama anak dan menantunya ke daerah ini. Hingga kini masih didapati makam keluarga Kerajaan Pagaruyung di nagari Lunang dan juga sebuah rumah gadang yang tak lain adalah istana Bundo Kanduang. Fakta ini dijadikan cerita atau tambo Masyarakat minang dalam kaba Cindua Mato.[8]
Lunang Juga terkenal dengan 8 Penghulu. Setiap hari kedua Idul fitri, kedelapan penghulu tersebut berkumpul di rumah Gadang Mande rubiah. Kehadiran mereka diringi oleh penakan sukunya masing-masing. Bararak dari depan kantor Angku Palo (kini Walinagari). Kedelapan penghulu memiliki Alam (lambang/bendera) yang berbeda. Untuk meramaikan acara helat Nyalang Mande (berkunjung ke rumah Gadang Mande Rubiah / bersilaturahim). acara ini dikenal pula dengan istilah Manjalang Ka Rumah Gadang Mande Rubiah.[9]
Masyarakat Lunang sangat welcome tehadap pendatang. Baik asalnya dari nagari tetangga maupun dari daerah jauh. Bahkan juga dari pulau jawa. Terbukti warga transmigrasi yang tiba dari pulau Jawa mulai tahun 1973 juga telah memiliki mamak masing-masing. mereka dipersilakan bergabung ke suku minang yang ada. seperti ke malayu durian / rajo, melayu gedang, caniago dan lain-lain.[10] Masyarakat Lunang sangat mengagungkan Leluhurnya. memiliki tepat Sako di hulu batang lunang, tepat salimbing, tepat Palimo, tepat kuku besi dan lain-lain. di tepat ini mereka bermusyawarah sebelum turun sawah. memilih dan melewakan penghulu baru.[11]
*tepat = makam leluhur yg di agungkan.
Silaut
Silaut berbatan langsung dengan Provinsi Bengkulu.Penduduk Asli Silaut berasal dari muaro samungo. Silaut berkembang karena adanya wilayah transmigrasi yang mayoritas penduduknya adalah Suku Jawa. Di wilayah transmigrasi Siluat terjadi akulturasi banyak kebudayaan, antara lain Minangkabau, Jawa, Renah Indojati, Batak dan lain-lain, Dan daerah ini di canangkan sebagai kota transmigrasi mandiri oleh pemerintah, karna perkembangan ekonomi yang pesat.[12]
Potensi Pemekaran
Pertanian dan Perkebunan
Wilayah Renah Indojati adalah pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan. Daerah ini merupakan daerah yang sangat berpotensi untuk mengembangkan perkebunan dan pertanian. Komoditas utamanya adalah sawit, karet, kakao, jagung dan sebagainya.[13]
Kecamatan Pancung Soal dan Kecamatan Air Pura
Di Inderapura Kecamatan Pancung Soal terdapat perkebunan sawit dan pabrik CPO. Daerah ini juga memiliki lahan pertanian yang luas. Luas lahan perkebunan sawit di Inderapura terus berkembang.[14]
Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan dan Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan
Di Tapan Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan, selain perkebunan sawit dan karet, daerah ini juga memiliki lahan pertanian yang luas, serta jagung yang merupakan komoditas pertanian yang terus meningkat produksinya dari tahun ke tahun. Tapan juga direncanakan sebagai pusat pertumbuhan Renah Indojati dan calon ibukota Kabupaten Renah Indojati.[15]
Kecamatan Lunang dan Kecamatan Silaut
Kecamatan LunangSilaut merupakan wilayah utama perkebunan sawit dengan luas perkebunan terluas. Selain sawit, di wilayah ini juga dikembangkan karet dan jagung[16]. Di Silaut terdapat Kota Terpadu mandiri (KTM) yang merupakan pembangunan perkotaan untuk daerah transmigrasi.[17]
Pariwisata
Di Renah Indojati sangat banyak objek wisata yang menarik untuk dikunjungi, baik objek wisata alam, sejarah fdan budaya. diantaranya adalah:[18][19][20][21]
Istana Kerajaan Inderapura di Muaro Sakai Inderapura
Sejak tahun 2000, masyarakat yang berada di enam kecamatan paling selatan di Kabupaten Pesisir Selatan ini telah memperjuangkan sebuah kabupaten baru yang meliputi daerah Renah Indojati (Kecamatan Air Pura, Kecamatan Pancung Soal, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan, Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, Kecamatan Lunang dan Kecamatan Silaut). Usulan pemekaran telah masuk dan dibahas oleh DPR RI, namun sampai saat ini belum juga disahkan. Saat ini masyarakat masih menunggu RUU tentang pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Renah Indojati disahkan menjadi UU sehingga Renah Indojati menjadi kabupaten sendiri dan terpisah dari Kabupaten Pesisir Selatan. Dengan Ibu kota Kabupaten berada di Bukit Buai, Nagari Bukit Buai Tapan, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan.[2][22]
Drs. Fauzi, tokoh Masyarakat Tapan yang menjabat sebagai Sekjen Presidium Pembentukan Kabupaten Renah Indojati sampai saat ini masih berjuang bersama anggota presidium lainnya dan masyarakat untuk mewujudkan keinginan masyarakat tersebut.[23][24]