Yahudi di Namibia sudah ada selama lebih dari satu setengah abad.[1] Walaupun belum ada di negara tersebut sebelum abad ke-19, kaum Yahudi telah memainkan peran yang penting dalam sejarah Namibia meskipun jumlahnya kecil.[1] Bahkan beberapa Yahudi Namibia menjadi tokoh ternama seperti "pebisnis, filantrofis, dan pemimpin komunitas Yahudi" Harold Pupkewitz (1915–2012).[1][2]
Sejarah (1800-an-1965)
Pada pertengahan tahun 1800-an, pedagang Yahudi dari Cape Town yang bernama De Pass bersaudara mendirikan pos dagang di Pantai Namaqualand dan menjadi Yahudi pertama di Namibia.[1] De Pass bersaudara merintis Perusahaan Tembaga Pomona di Pomona, Namibia in 1861.[1] Setelah Namibia menjadi jajahan Jerman pada akhir abad ke-19, lebih banyak orang Yahudi yang datang dan membuat koneksi (seperti bisnis) di Namibia.[1] Namun, pada masa kekuasaan Jerman, hanya ada sekitar 100 orang Yahudi yang tinggal di Namibia, kebanyakan di Swakopmund.[1] Setelah kekalahan Kekaisaran Jerman dalam Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa yang baru dibentuk memberi mandat untuk Namibia kepada Afrika Selatan.[1] jumlah Yahudi Namibia (yang berhubungan dekat dengan Yahudi Afrika Selatan)[3] mulai bertambah dan terdapat sekitar 400 hingga 500 Yahudi (kebanyakan di Windhoek) pada tahun 1965 (namun, proporsi Yahudi dibanding jumlah orang kulit putih di Namibia hanya kurang dari satu persen).[1]
Sejarah (1965-sekarang)
Karena mandat Liga Bangsa-Bangsa untuk Namibi dibatalkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan merdekanya Namibia, jumlah orang Yahudi di Namibia menurun semenjak tahun 1965, dan saat ini hanya terdapat 60 hingga 100 Yahudi.[4][1] Meskipun jumlahnya sangat rendah, di Windhoek "terdapat kongregasi Yahudi dari tahun 1917, sinagoge yang dibangun tahun 1925, Talmud Torah, balai komunal, pergerakan Zionis aktif yang memperoleh banyak sumbangan, dan satu-satunya menteri Yahudi di wilayah tersebut hall."[1] Selain di Windhoek, satu-satunya tempat tinggal Yahudi adalah di Keetmanshoop, tempat tinggal dua belas keluarga Yahudi.[1]