Edisi perdananya, Warna Agung sukses menjadi klub pertama yang berhasil menjuarai Galatama kala itu. Klub yang didukung oleh perusahaan cat asal Jakarta ini mengakhiri musim dengan raihan 38 poin. Unggul tipis dari rivalnya, Jayakarta, yang menempati peringkat kedua dengan total 37 angka, serta Indonesia muda di tempat ketiga dengan 36 poin.
Dukungan Benny Muljono sebagai investor, ditambah kehadiran Endang Witarsa atau yang kerap disapa Dokter, menjadi kunci utama dibalik kesuksesan Warna Agung menjuarai edisi perdana Galatama kala itu.
Jangan lupakan deretan pelatih yang pernah mengarsiteki Warna Agung. Nama-nama seperti Endang Witarsa hingga Harry Tjong pernah menempati kursi panas di industri sepak bola ini.
Sayang, Warna Agung harus pamit dari dunia Kulit Bundar Tanah Air usai mengalami konflik internal pada tahun 1995.[2][3]
Warna Agung yang dimiliki Benny Mulyono, pengusaha cat, mengalami penurunan divisi dari Divisi Utama Liga Indonesia 1994/1995 ke Divisi I Liga Indonesia (1995)/1996. Kelak, Warna Agung merger dengan Serang Jaya sehingga namanya pun menjadi Serang Jaya Warna Agung yang ber-homebase di Serang.