Awalnya stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Sejak jalur ganda segmen Cempaka–Giham mulai dibangun tahun 2014,[3] beroperasi parsial pada tahun 2016, dan mulai diuji coba penuh di seluruh segmennya pada Agustus 2018, tata letak stasiun dan pos sinyal di jalur ini dirombak. Terdapat masing-masing satu jalur lurus dan jalur belok baru yang dibangun di sisi timur stasiun sehingga kini jumlah jalurnya bertambah menjadi empat. Jalur 2 kini dijadikan sebagai sepur lurus arah Tanjungkarang saja dan jalur 3 sebagai sepur lurus baru untuk arah Baturaja-Prabumulih.[4][5]
Saat ini seluruh kereta api penumpang, barang, bahkan KLB sekalipun, berhenti normal di stasiun ini karena stasiun ini merupakan tempat pergantian awak KA barang (masinis dan para krunya). Meski melayani penumpang, stasiun ini, bersamaan dengan stasiun-stasiun lainnya di Divre IV (kecuali Tanjung Karang, Kotabumi, Martapura, dan Baturaja), resmi menghapus penjualan tiket secara langsung di loket (go show) mulai tanggal 1 Januari 2021, dan hanya melayani penjualan tiket melalui Kereta Api Indonesia Access atau kanal eksternal lain.[6]
Layanan kereta api
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[7]
Pada tanggal 20 Juni 2017, sebuah lori motor ditabrak KA Babaranjang di emplasemen Stasiun Ketapang arah Negararatu. Akibatnya, salah seorang pekerja yang naik lori motor itu tewas tergencet dua lokomotif. Kejadian ini bermula dari seorang pekerja yang hendak mengambil tas dari lori motor tersebut. Akan tetapi, karena jaraknya dengan KA Babaranjang sudah semakin dekat, korban tidak dapat menyelamatkan diri. Korban terseret sejauh 50 meter dan menyebabkan lori motor dan muka lokomotif KA Babaranjang rusak.[8]
Galeri
Stasiun Ketapang, 2015
Referensi
^Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).