Pertandingan Kualifikasi Kejuaraan Eropa UEFA 2016 yang mempertemukan timnas Serbia dan Albania berlangsung pada 14 Oktober 2014 di Stadion Partizan, Beograd, Serbia. Pertandingan dibatalkan setelah beberapa insiden di dalam dan di luar lapangan. Fans Serbia meneriakkan "Ubij, ubij Šiptara" (Bunuh, bunuh orang Albania),[1] serta melempar suar dan benda lain ke lapangan. Pada saat itu, sebuah pesawat nirawak (drone) yang membawa spanduk nasionalis Albania dengan peta Albania Raya muncul di lapangan.[2][3]
Saat permainan terganggu drone, pemain Albania bergegas menuju pemain Serbia, Stefan Mitrović, yang sedang menurunkan spanduk dari pesawat nirawak dan mencoba melepaskannya. Konflik muncul saat Bekim Balaj berlari menghampiri dan merebut spanduk tersebut. Hal ini memicu serbuan fans Serbia yang marah ke lapangan, yang terus menyerang beberapa pemain Albania, dengan empat di antaranya mengalami cedera ringan.[4] Selain penyerangan oleh suporter Serbia, pihak Albania mengklaim bahwa para pemainnya juga diserang oleh pramugara dan polisi anti huru-hara.[5] Meski hal ini dibantah oleh pejabat Serbia.[6]
Pada 24 Oktober 2014, UEFA memberi Serbia kemenangan telak melawan Albania, di mana Serbia dianggap telah memenangkan pertandingan 3-0, dengan alasan Albania menolak melanjutkan pertandingan. Namun, Serbia diberi pengurangan tiga poin, dan diperintahkan untuk memainkan dua pertandingan kandang berikutnya tanpa penonton. Selain itu, kedua tim didenda €100.000.[7] Banding diajukan oleh Serbia dan Albania atas keputusan itu,[8][9] meski keputusan itu dipertahankan oleh UEFA.[10] Kedua asosiasi kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga,[11] dan pada 10 Juli 2015 Pengadilan Arbitrase Olahraga menolak banding yang diajukan oleh Asosiasi Sepak Bola Serbia, meski mengabulkan sebagian tuntutan yang diajukan Asosiasi Sepak Bola Albania. Pengadilan arbitrase memutuskan bahwa pengabaian tuntutan Serbia disebabkan oleh "kurangnya pengamanan dari penyelenggara serta tindak kekerasan yang dilakukan kepada pemain Albania oleh fans Serbia dan seorang penjaga keamanan", dan karena itulah pengadilan banding mengubah hasil pertandingan, dengan memberi kemenangan 3-0 kepada Albania. Sanksi untuk Serbia, yang berupa pengurangan poin, denda, dan perintah untuk menggelar pertandingan kandang tanpa penonton tidak dicabut.[12]
Latar belakang
Serbia dan Albania berada di Grup I Kualifikasi Eropa UEFA 2016. Meski Armenia dan Azerbaijan dipisah untuk menghindari insiden (karena konflik Nagorno-Karabakh), Serbia dan Albania tetap digabung dalam satu grup, dengan alasan kedua negara tidak terlibat konflik secara langsung.[13] Kedua negara selalu berselisih terkait isu Kosovo, yang mencapai klimaksnya pada Perang Kosovo.[14] Lebih lanjut, UEFA membela keputusan mereka untuk mempertahankan Albania dan Serbia di grup yang sama, dengan mengklaim bahwa tidak ada lembaga yang meminta keduanya dipisah, sehingga UEFA tidak merasa perlu untuk memisahkan kedua tim.[15]
Menurut Asosiasi Sepak Bola Albania, pada hari pertandingan, bus tim Albania ditimpuki batu yang dilempar oleh penggemar Serbia, dan sebongkah beton dilemparkan ke arah mereka saat berada di lapangan, beserta koin, korek api, dan benda lainnya. Benda tersebut dilempar ke pemain selama pemanasan sebelum pertandingan.[17]
Sebelum pertandingan dimulai, para pendukung Serbia meneriakkan seruan "bunuh, bunuh orang Albania".[18]
Pada permulaan pertandingan, fans Serbia membakar bendera NATO.[19] Sekitar 15 menit setelah pertandingan, suar pertama dilempar ke lapangan. Sekitar sepuluh menit kemudian, bendera Yunani dikibarkan oleh suporter Serbia. Sepuluh menit sebelum jeda, suar dilempar ke arah Ansi Agolli saat dia hendak melakukan tendangan sudut, dan sebuah petasan diledakkan.[20] Beberapa benda juga dilempar ke arahnya, serta ke arah asisten wasit. Pertandingan dihentikan sebentar, lalu Danko Lazović serta Aleksandar Kolarov berusaha meredakan ketegangan saat istirahat. Setelah 40 detik, pertandingan dilanjutkan, sementara penyiar stadion meminta fans untuk tidak membuang benda ke lapangan. Pada menit ke-40, sebuah botol dilempar ke arah Bekim Balaj, dan beberapa fans Serbia mencoba untuk merangsek masuk ke lapangan, menimbulkan perkelahian antara penonton dan penjaga keamanan.[21]
Pada menit ke-42, wasit Inggris Martin Atkinson kembali menunda pertandingan karena suporter Serbia meluncurkan suar ke lapangan.[22] Saat pertandingan dihentikan, pesawat nirawak kecil yang dikendalikan dari jauh dengan membawa bendera melayang di atas stadion. Bendera tersebut menunjukkan wajah para pemimpin Albania, Ismail Qemali dan Isa Boletini, kata Autochthonous (berarti "asli"), Deklarasi Kemerdekaan Albania tanggal 28 November 1912, dan peta Albania Raya.[23] Bek Serbia Stefan Mitrović bergegas menurunkan bendera, membuat bek Albania Andi Lila dan Taulant Xhaka menghampirinya untuk merebut bendera itu. Insiden itu menyebabkan perkelahian singkat antara pemain. Bekim Balaj akhirnya mengambil bendera dari Mitrović, dan mencoba mengeluarkannya dari lapangan, hingga seorang suporter Serbia berlari ke lapangan dan memukul bagian belakang kepala Balaj dengan kursi plastik. Kapten Albania Lorik Cana dengan cepat meninju suporter. Perkelahian yang melibatkan pemain dari kedua tim, suporter Serbia, pemain pengganti, aparat keamanan, dan staf tak dapat terhindarkan.[24] Penggemar timnas Serbia masuk ke lapangan dan mulai menyerang pemain Albania dengan kursi dan benda lain, memaksa wasit untuk membawa tim Albania keluar lapangan. Pemain Albania kembali dilempari benda-benda saat mereka berlari ke dalam terowongan menuju ruang ganti, sedangkan pemain Serbia menerima tepuk tangan meriah saat mereka meninggalkan lapangan dengan tenang. Setelah ditunda selama 30 menit, permainan akhirnya dibatalkan dengan skor 0-0, dan pemain Albania terdampak secara fisik maupun psikologis karena kejadian itu.[24]
Sebelum tim Albania meninggalkan stadion, polisi Serbia menggeledah tas dari 45 orang Albania guna menemukan remot kontrol drone tersebut, tapi tidak berhasil.[25] Shvercerat, kelompok penggemar klub Makedonia Utara FK Shkupi, sebuah klub yang dijalankan oleh orang Albania, mengaku bertanggung jawab atas insiden drone, meski tidak ada bukti yang menguatkan klaim mereka.[25][26]
Pertandingan kedua antara kedua tim dimainkan di Elbasan pada 7 Oktober 2015, dan fans Serbia tidak diizinkan untuk berkunjung ke Albania karena alasan keamanan; pada hari yang sama polisi Albania menangkap seorang pria yang diduga sebagai pengendali pesawat nirawak pada pertandingan di Beograd.[27]
Setelah tiba dari Beograd, tim nasional Albania mendapat tepuk tangan dan dirayakan oleh para penggemarnya di Bandar Udara Internasional Rinas oleh 5.000 orang.[28] 15.000 orang berpesta di pagi hari di Alun-Alun Bunda Teresa di Tirana.[29] Selebrasi juga diadakan oleh para pendukung timnas Albania di Pristina, Kosovo,[30] serta di Skopje,[31]Struga,[32] dan Kumanovo[33] di Makedonia Utara. Di Tetovo, seorang Albania didenda 200 Euro karena menggangu ketertiban selama perayaan berlangsung.[33] Beberapa hari kemudian, tim dianugerahi penghargaan oleh kota Tirana, Vlorë, Kamëz, dan Bajram Curri karena telah melindungi simbol nasional.[34]
Pihak Serbia mengklaim bahwa ini adalah provokasi politik yang dilakukan pihak Albania, dan menuduh seorang Albania yang hadir pada pertandingan sebagai pelakunya. Olsi Rama, saudara perdana menteri Edi Rama, dituding telah mengemudikan drone. Tuduhan tersebut ditolak keras oleh Rama.[35] Kantor Perdana Menteri Serbia juga menyatakan bahwa Rama telah ditangkap dan dipulangkan ke Albania, suatu klaim yang dibantah oleh juru bicara pemerintah Albania. Olsi Rama membantah terlibat dan mengatakan bahwa dia telah dipindah dari bangku VIP karena alasan keamanan sebelum ia dikawal polisi menuju bus yang telah menunggunya.[36]Igli Tare, mantan kapten Albania dan direktur olahraga SS Lazio menyatakan bahwa dia bersama Olsi Rama, dan Rama hanya membawa sebuah kamera.[37]
Di sisi lain, Presiden UEFA Michel Platini mengaku "sangat sedih" dengan apa yang telah terjadi, seraya menambahkan: "Sepak bola seharusnya mempersatukan orang-orang dan pertandingan tidak boleh dicampur dengan agenda politik apapun. Kejadian di Beograd semalam tidak bisa dimaafkan." Presiden FIFASepp Blatter berkata: "Sepak bola tidak boleh dimanfaatkan untuk tujuan politik. Saya sangat mengutuk apa yang terjadi di Beograd tadi malam."[38]
Menteri Luar Negeri Serbia, Ivica Dačić, mengatakan bahwa insiden bendera tersebut adalah "provokasi politik", sambil berkata, "Pertanyaan saya adalah bagaimana Uni Eropa dan UEFA akan bereaksi, karena jika seseorang dari Serbia mengibarkan bendera Serbia Raya di Tirana atau Pristina, hal itu akan ditindak oleh Dewan Keamanan PBB".[14] Pada 16 Oktober, Menteri Dalam Negeri Serbia Nebojša Stefanović mengatakan bahwa polisi sedang memeriksa pesawat nirawak untuk mencari pengemudinya dan di mana benda itu dibeli. Otoritas Serbia kemudian menyatakan bahwa Albania "tidak cukup dewasa" untuk bergabung dengan Uni Eropa karena "pernyataan para pemerintah Albania menunjukkan bahwa mereka tahu provokasi semacam itu sedang dipersiapkan".[39] Hal ini mendorong Kementerian Luar Negeri Albania segera memanggil duta besar Serbia dan semakin mencegah kunjungan Perdana Menteri Albania Edi Rama ke Beograd pada 22 Oktober, kunjungan pertama dalam hampir 70 tahun. Akhirnya, kunjungan itu ditunda hingga 10 November 2014, meski Rama dinilai tidak akan bertemu dengan Presiden Serbia, Tomislav Nikolić.[40]
Perdana Menteri SerbiaAleksandar Vučić mengatakan bahwa dia telah memperingatkan perwakilan Uni Eropa lima kali sebelum pertandingan terkait kemungkinan provokasi dari pejabat Albania pada pertandingan tersebut, mencatat bahwa beberapa pejabat mengenakan atribut Tentara Pembebasan Kosovo. Vučić juga menambahkan, "jelas bahwa mereka datang dengan niat memprovokasi tuan rumah".[41]
Edi Rama, Perdana Menteri Albania, dalam tanggapannya mengatakan bahwa "Serbia yang normal mungkin hanya terwujud jika mereka memahami bahwa Albania Raya hanyalah mimpi buruk mereka, dan bukan proyek kami". Dalam sebuah wawancara, ia juga menambahkan bahwa "semakin cepat Serbia mengakui Kosovo secara resmi sebagai bukan miliknya, akan semakin baik bagi Serbia dan kawasan Balkan".[42]
Agim Cana, mantan pesepak bola, dan ayah dari kapten Albania Lorik Cana, menyatakan perilaku suporter Serbia itu rasis dan fasis.[43]
Insiden akibat pertandingan
Insiden setelah pertandingan di luar Beograd, tidak hanya di Serbia, tetapi juga di negara lain:
Di Serbia
Di Serbia, terutama di provinsi utara Vojvodina, setidaknya selusin toko roti dan kedai makanan ringan milik etnis Albania dibakar di Novi Sad, Sombor dan Stara Pazova setelah pertandingan, dan sebuah bom juga digunakan dalam suatu insiden.[44]
Di Montenegro
Kedutaan Besar Albania di Podgorica, Montenegro, dilempari batu, yang memecahkan jendela, dan catatan protes dikirim ke Duta Besar Montenegro di Tirana sehubungan dengan itu.[45]
Orang Albania di Montenegro merayakannya di Ulcinj, Plav, dan Tuzi. Insiden perkelahian antara etnis Albania dan Montenegro terjadi di dekat Podgorica, dilaporkan empat siswa dibawa ke rumah sakit akibat memar karena perkelahian.[46]
Di Albania selatan
Di Albania, segera setelah pertandingan dan acara di stadion usai, sekitar 100 orang nasionalis Albania yang membawa bendera dan spanduk nasionalis menyerang etnis Yunani, dengan menyerang rumah-rumah, memecahkan jendela mobil di desa Derviçan di Gjirokastër. Pada saat yang sama, kelompok tersebut melontarkan umpatan terhadap warga Yunani dan slogan-slogan yang menentang Serbia dan Yunani. Tindakan mereka dihentikan setelah kedatangan polisi.[47][48] Insiden tersebut memicu intervensi diplomatik dari Yunani di mana Kementerian Luar Negeri Yunani mengirimkan démarche ke Kementerian Luar Negeri Albania dan menuntut para pelaku serangan tersebut diseret ke meja hijau.[49] Menteri Luar Negeri Albania menyatakan bahwa "reaksi cepat dan efisien dari polisi negara, akan menangkap mereka yang bertanggung jawab".[47]
Di Austria
Setelah pertandingan, sekitar 50 orang Albania melempar botol ke kedai kopi milik perantau Serbia di Wina. Beberapa mobil, termasuk mobil polisi, mengalami kerusakan.[50]
Referensi
^"Nga ndeshja Serbi-Shqipëri fitoi UEFA" [UEFA won from the Serbia-Albania match] (dalam bahasa Albanian). Shqiperia.com Shekulli. 4 November 2014. Diakses tanggal 6 June 2017. Në vend që të përqëndroheshin tek thirrjet raciste të 30 mijë njerëzve që bërtisnin "vrisni shqiptarët", i thanë publikut se një flamur hodhi në erë gjithë takimin.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Gazeta Tema (23 October 2014). "Folklorizmi shkon deri ne ekstrem". Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Oktober 2014. Diakses tanggal 25 October 2014.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)