Observasi beberapa bintang yang mengorbit Sagittarius A*, terutama bintang S2, digunakan untuk mementukan massa dan batas maksimum radius objek. Berdasarkan massa dan batas radius yang semakin presisi, para astronom menarik kesimpulan bahwa Sagittarius A* adalah lubang hitam supermasif di pusat Bima Sakti.[6] Nilai massanya saat ini adalah 4,154 (± 0,014) juta massa Matahari.[2]
Pada 12 Mei 2022, menggunakan Teleskop Event Horizon, para astronom merilis foto Sagittarius A* yang menggunakan data dari observasi radio pada April 2017,[8] dan memastikan bahwa objek ini adalah lubang hitam. Ini adalah gambar terkonfirmasi lubang hitam kedua, setelah foto lubang hitam supermasif Messier 87 pada tahun 2019.[9][10]
Observasi
Para astronom telah mampu mengamati Sgr A* dalam spektrum optik karena efek dari 25 besaran magnitudo antara Sgr A* dan Bumi.[11] Beberapa tim peneliti telah berusaha untuk menggambarkan Sagittarius A* dalam spektrum radio dengan menggunakan interferometri dasar yang sangat panjang (VLBI). Pengukuran dengan resolusi tertinggi saat ini, telah dibuat dengan panjang gelombang 1,3 mm, yang mana menunjukkan diameter sudut untuk sumber dari 37 μas.[12] Sagittarius A* berjarak 26.000 tahun cahaya (~44 juta kilometer) dari Bumi.
Sejarah
Sgr A* ditemukan pada tanggal 13 dan 15 Februari 1974 oleh astronom Bruce Ballick dan Robert Brown dengan menggunakan interferometri dasar dari Observatorium Radio Astronomi Nasional.[13] Nama Sgr A* diciptakan oleh Brown karena sumber radio itu "menarik", karena keadaan tereksitasi dari atom ditandai dengan tanda bintang.[14]
Observasi radio Sgr A* dengan VLBI juga bisa disejajarkan terpusat dengan gambar sehingga bintang S2 bisa dilihat mengorbit Sagittarius A*. Dari analisis bintang S2 terhadap Orbit Kepler, Sagittarius A* bermassa sekitar 2,6 ± 0,2 juta massa matahari.[15] Mereka juga menentukan jarak dari Bumi ke pusat galaksi, yang mana hal yang sangat penting dalam mengkalibrasi skala astronomi, seperti 8,0 ± 0,6 × 103parsec.
Pada bulan November 2004, sebuah tim astronom melaporkan penemuan lubang hitam bermassa menengah yang bernama GCIRS 13E, mengorbit Sagittarius A* dengan jarak 3 tahun cahaya. Lubang hitam ini bermassa 1.300 kali massa matahari. Penemuan ini dapat menambahkan gagasan bahwa lubang hitam supermasif tumbuh dengan menyerap lubang hitam kecil disekitarnya.
Pusat lubang hitam
Jika posisi Sagittarius A* benar-benar berada di pusat lubang hitam, akan ada kemungkinan ukurannya telah diperbesar dari ukuran aslinya, karena disebabkan oleh lensa gravitasi. Menurut teori relativitas umum, hal ini akan menghasilkan ukuran minimal setidaknya 5,2 kali lebih besar daripada radius lubang hitam Schwarzschild.[12]
Para astronom yakin bahwa pengamatan ini memberikan bukti empiris baik bahwa galaksi Bima Sakti kita memiliki lubang hitam supermasif di pusatnya yang berjarak 26.000 tahun cahaya dari Tata Surya,[6] karena:
Bintang S2 mengikuti orbit elips dengan periode 15,2 tahun dan ber-apsis (jarak terdekat) 17 jam cahaya (1,8×1013 m) dari pusat objek.[16]
Dari pergerakan bintang S2, massanya dapat diperkirakan sekitar 4,1 juta kali massa matahari.[17]
Jari-jari objek sentral harus secara signifikan kurang dari 17 jam cahaya, karena jika tidak, S2 akan bertabrakan dengannya.
Satu-satunya objek yang bermassa 4,1 juta kali massa matahari dalam volume yang kecil adalah lubang hitam.
^"The Nobel Prize in Physics 2020" (dalam bahasa Inggris). 6 October 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 April 2021. Diakses tanggal 7 October 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Ghez, A. M. (December 2008). "Measuring Distance and Properties of the Milky Way's Central Supermassive Black Hole with Stellar Orbits". Astrophysical Journal. 689 (2): 1044–1062. arXiv:astro-ph/0808.2870Periksa nilai |arxiv= (bantuan). Bibcode:2008ApJ...689.1044G. doi:10.1086/592738.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
Eckart, A.; Schödel, R.; Straubmeier, C. (2005). The Black Hole at the Center of the Milky Way. London: Imperial College Press.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
Eisenhauer, F. (23 October 2003). "A Geometric Determination of the Distance to the Galactic Center". The Astrophysical Journal. 597 (2): L121–L124. arXiv:astro-ph/0306220. Bibcode:2003ApJ...597L.121E. doi:10.1086/380188.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
Ghez, A. M. (12 March 2003). "The First Measurement of Spectral Lines in a Short-Period Star Bound to the Galaxy's Central Black Hole: A Paradox of Youth". The Astrophysical Journal. 586 (2): L127–L131. Bibcode:2003ApJ...586L.127G. doi:10.1086/374804.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
Ghez, A. M. (December 2008). "Measuring Distance and Properties of the Milky Way's Central Supermassive Black Hole with Stellar Orbits". Astrophysical Journal. 689 (2): 1044–1062. arXiv:0808.2870. Bibcode:2008ApJ...689.1044G. doi:10.1086/592738.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
Gillessen, Stefan (23 February 2009). "Monitoring stellar orbits around the Massive Black Hole in the Galactic Center". The Astrophysical Journal. 692 (2): 1075–1109. Bibcode:2009ApJ...692.1075G. doi:10.1088/0004-637X/692/2/1075.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)