Tabrakan Andromeda–Bima Sakti adalah tabrakan galaksi yang diperkirakan akan terjadi 4 miliar tahun lagi antara dua galaksi terbesar di Grup Lokal—Bima Sakti (tempat Tata Surya dan Bumi berada) dan Galaksi Andromeda[1][2][3] namun bintang-bintang yang terlibat dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh sehingga mustahil ada bintang yang ikut bertabrakan.[4]
Tabrakan bintang
Meski Galaksi Andromeda berisi sekitar 1 triliun (1012) bintang dan Bima Sakti berisi sekitar 300 miliar (3×1011) bintang, kemungkinan ada dua bintang yang bertabrakan praktis nihil karena jarak antarbintang yang sangat jauh. Misalnya, bintang terdekat dengan Matahari adalah Proxima Centauri, jaraknya sekitar 42 tahun cahaya (4,0×1014 km; 2,5×1014 mi) atau 30 juta (3×107) diameter matahari. Jika Matahari adalah bola pingpong, Proxima Centauri adalah kacang hijau yang letaknya 1.100 km (680 mi) dari bola tersebut, dan lebar Bima Sakti sekitar 30 juta km (19 million mi) atau kurang lebih ⅕ jarak Bumi ke Matahari. Walaupun bintang cenderung berkumpul di dekat setiap galaksi, jarak rata-rata antarbintang masih 160 miliar (1.6×1011) km (100 miliar mi). Jumlah ini cocok dengan analogi satu bola pingpong setiap 32 km (20 mi). Karena itu, peluang terjadinya tabrakan antar dua bintang dapat dikatakan nihil.[4]
Tabrakan lubang hitam
Sagittarius A* (ca. 3.6 x 106massa matahari) dan objek di dalam konsentrasi P2 di nukleus Andromeda (1-2 x 108 massa matahari). Lubang-lubang hitam ini akan berpapasan di dekat pusat galaksi yang baru terbentuk, mentransfer energi orbitnya ke bintang-bintang yang akan pindah ke orbit tinggi dengan berinteraksi melalui gravitasi dalam proses yang berlangsung selama jutaan tahun. Ketika kedua lubang berjarak satu tahun cahaya, keduanya akan melepaskan gelombang gravitasi yang akan menyebarkan energi orbit sampai akhirnya menyatu. Gas yang diambil oleh lubang hitam baru ini akan menciptakan Kuasar bercahaya atau nukleus galaksi aktif. Per 2006, simulasi menunjukkan bahwa Bumi pada masa itu akan terbawa ke dekat pusat galaksi baru ini dan mungkin mendekati salah satu lubang hitam sebelum terlempar keluar dari galaksi ini.[5]
Kepastian
Galaksi Andromeda mendekati Bima Sakti dengan kecepatan sekitar 110 kilometer per detik (68 mi/s).[3] Sampai 2012, tidak diketahui apakah tabrakan pasti terjadi atau tidak.[6] Per 2012, para peneliti menyimpulkan bahwa tabrakan ini pasti terjadi berdasarkan pengamatan gerakan Andromeda menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble antara tahun 2002 dan 2010.[3] Kecepatan Andromeda yang tangensial atau menyamping terhadap Bima Sakti terbukti relatif lebih kecil daripada kecepatan mendekatnya sehingga diperkirakan Andromeda akan bertabrakan dengan Bima Sakti kurang lebih 4 miliar tahun lagi.
Tabrakan galaksi sering terjadi. Andromeda, misalnya, diyakini pernah bertabrakan sebelumnya dengan satu galaksi lain,[7] dan beberapa galaksi katai seperti SagDEG saat ini sedang bertabrakan dengan Bima Sakti dan menjalani proses penggabungan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa M33, Galaksi Triangulum, galaksi terbesar ketiga dan tercerah di Grup Lokal, akan ikut serta dalam peristiwa ini. Kemungkinan besar nasib galaksi ini adalah mengorbit hasil penggabungan Andromeda dan Bima Sakti dan bergabung dengannya pada waktu yang lebih lama lagi, tetapi skenario tabrakan dengan Bima Sakti sebelum Bima Sakti itu sendiri bertabrakan dengan M31 atau terlempar dari Grup Lokal tidak dapat diabaikan.[8]
Dua ilmuwan Harvard–Smithsonian Center for Astrophysics menyatakan bahwa peristiwa tabrakan galaksi ini tergantung pada kecepatan transversal Andromeda.[1] Berdasarkan perhitungan saat ini, mereka memperkirakan kemungkinan sebesar 50% bahwa di dalam galaksi baru, Tata Surya akan tersapu dari inti galaksi tiga kali lebih jauh ketimbang lokasinya sekarang.[1] Mereka juga memperkirakan kemungkinan sebesar 12% bahwa Tata Surya akan terlempar dari galaksi baru ketika tabrakan berlangsung.[9] Peristiwa semacam itu tidak memberi pengaruh buruk bagi Tata Surya dan kemungkinan adanya gangguan terhadap Matahari atau planet-planetnya kecil sekali.[9][10]
Tanpa intervensi, saat kedua galaksi bertabrakan, permukaan Bumi sudah terlalu panas sampai-sampai air dan seluruh kehidupan di darat musnah. Ini diperkirakan terjadi 3,75 miliar tahun lagi karena kecerahan Matahari semakin bertambah (naik 135–140% dari kecerahannya sekarang).[11][12]
Kemungkinan peristiwa selanjutnya
Ketika dua galaksi spiral bertabrakan, hidrogen yang ada di piringannya terpadatkan dan menghasilkan formasi bintang kuat seperti yang ada di sistem interaksi Galaksi Antennae. Pada tabrakan Andromeda–Bima Sakti, diyakini bahwa kandungan gas yang tersisa di piringan kedua galaksi sudah sedikit sehingga ledakan bintangnya relatif lemah, tetapi cukup untuk menghasilkan kuasar.[10]
Sisa
Menurut simulasi, objek ini akan menyerupai galaksi elips raksasa, tetapi pusatnya memiliki kepadatan bintang yang lebih sedikit ketimbang galaksi elips saat ini.[10]
Pada masa depan, galaksi-galaksi yang tersisa di Grup Lokal akan menyatu dengan objek ini, lantas menjadi tahap evolusi terakhir di grup galaksi ini.[13]
^van der Marel, G.; et al. (2012). "The M31 Velocity Vector. III. Future Milky Way M31-M33 Orbital Evolution, Merging, and Fate of the Sun". The Astrophysical Journal. 753: 9. arXiv:1205.6865. Bibcode:2012ApJ...753....9V. doi:10.1088/0004-637X/753/1/9.Pemeliharaan CS1: Penggunaan et al. yang eksplisit (link)