Jet tempur JAS 39 Gripen merupakan hasil pengembangan yang dikerjakan bersama antara Saab Military Aircraft, Ericsson Microwave Systems, Volvo Aero Corporation dan Celsius Aerotech. Pesawat ini masuk dalam jenis pesawat tempur multi-peran generasi keempat. JAS 39 Gripen menggabungkan kemampuan baru pada sistem avionik yang dikendalikan perangkat lunak, material modern, desain aerodinamis yang lebih maju, dan mesin dengan sistem yang sepenuhnya terintegrasi, dan hasilnya benar-benar sebuah pesawat tempur dengan spesifikasi multi-peran.
JAS 39 Gripen adalah pesawat tempur produksi Swedia pertama yang dapat digunakan untuk misi intersepsi, serangan darat, dan pengintaian. Tidak berlebihan jika nama pesawat ini dilengkapi dengan akronim JAS yang merupakan singkatan dari J= Jakt (Udara-ke-Udara), A= Attack (Serang), dan S= Spaning (Pengintaian), yang sekarang menggantikan jet tempur buatan Swedia generasi sebelumnya, Draken dan Viggen.
Sebuah pembaharuan besar-besaran dari seri Gripen, yang sebelumnya disebut sebagai Gripen NG (Next Generation) atau Super JAS, sekarang diberi nama JAS 39E/F Gripen[10] mulai dikirimkan ke Angkatan Udara Swedia dan Brasil pada 2019. Perubahan dari seri-C ke seri-E termasuk badan pesawat yang lebih besar, mesin yang lebih kuat, kemampuan muatan senjata yang ditingkatkan, dan kokpit baru, arsitektur avionik, sistem peperangan elektronik, dan peningkatan lainnya.
Sejarah
Pada tahun 1978, Angkatan Udara Swedia sedang membutuhkan pesawat tempur multi-peran baru yang akan dioperasikan pada pergantian abad ke-20. Angkatan Udara Swedia juga telah mengkaji pesawat tempur buatan negara lain yang sudah ada, yaitu F-16 Fighting Falcon dan F-18 Super Hornet. Setelah proses evaluasi, Parlemen Swedia pada bulan Juni 1982 memutuskan untuk menlaksanakan proyek pengembangan JAS 39 Gripen, hingga tes terakhir diselesaikan pada bulan Desember 1996.
Angkatan Udara Swedia memerintahkan pembuatan 204 unit pesawat yang terbagi dalam 3 tahap. 30 pesawat telah selesai diproduksi pada tahap pertama. Sementara penyerahan tahap kedua sedang berlangsung yang terdiri dari 94 unit pesawat varian satu awak dan 14 unit varian dua awak. Lalu pada bulan Juni 1997, tahap ketiga yang terdiri dari 64 unit JAS 39 Gripen telah disetujui oleh pemerintah Swedia.
Jet tempur JAS 39 Gripen menawarkan kelincahan, sistem akuisisi target tembak yang canggih, radar multi-peran yang kuat, persenjataan modern, dan kemampuan dalam peperangan elektronik komprehensif (EW). Pesawat ini juga dirancang untuk mengantisipasi semua ancaman pada masa kini dan masa depan.
Pada tahun 1995, Saab dan British Aerospace (BAe) menandatangani perjanjian untuk pemasaran bersama produksi JAS 39 Gripen. Kesepakatan ini membuat Saab mendapatkan akses ke jaringan penjualan global British Aerospace serta dukungan pemerintah dalam pemasaran internasional. Selanjutnya British Aerospace mendapatkan hak untuk mengadaptasi versi ekspor JAS 39 Gripen menggunakan standar NATO. Perjanjian yang mengikat selama lebih dari 10 tahun di antara kedua perusahaan dirgantara tersebut menjadi dasar untuk konsilidasi antara Saab dan British Aerospace. Hal ini juga membuka jalan bagi Saab memperdalam integrasi dengan industri kedirgantaraan Eropa.
Salah satu faktor penting pada jet tempur JAS 39 Gripen varian ekspor adalah sistem rudal pesawat. JAS 39 Gripen yang digunakan oleh Angkatan Udara Swedia dipersenjatai dengan rudal AIM-120 AMRAAM, AIM-9 Sidewinder, rudal anti kapal Saab Dynamics RBS 15, dan rudal serang permukaan Maverick. Saab Dynamics bekerjasama dengan produsen utama rudal di Eropa dalam pengembangan rudal udara-ke-udara baru untuk digunakan pada jet tempur Eurofighter Typhoon, Dassault Rafale, dan Saab JAS Gripen.
Dua proyek utama yang dikerjakan adalah pengembangan rudal Meteor and the IRIS-T. Meteor adalah rudal Udara-ke-Udara jarak menengah (10 – 12 km) yang penembakannya dipandu radar. Rudal ini bisa jadi saingan Raytheon AIM-120 AMRAAM. Pengembangan fitur rudal Meteor ini dikerjakan oleh BAe Dynamics, Saab Dynamics, Alenia Difesa, Marconi dan German LFK. Sedangkan IRIS-T adalah rudal udara-ke-udara yang dipandu infra merah dan penyandang dana utama untuk biaya pengembangannya adalah Jerman. Pihak lain yang terlibat dalam pengembangan IRIS-T adalah Bodenseewerk Geratechnik and Saab Dynamics.
Desain
Deskripsi
Dalam merancang pesawat ini, Saab memilih desain kanard yang tidak stabil. Kanard memberikan pitch rate tinggi dan hambatan yang rendah sehingga memungkinkan pesawat untuk terbang lebih cepat, lebih jauh dan mengankut lebih banyak beban.
Kombinasi sayap delta dan kanard memberikan Gripen performa yang lebih baik dalam hal karakter terbang maupun lepas landas dan mendarat. Avionik yang total menyatu membuat pesawat ini mampu di "program". Pesawat ini juga mempunyai perangkat perang elektronika internal, sehingga membuatnya mampu mengangkut beban maksimal tanpa mengorbankan kemampuan perang elektronikanya.
Kemampuan yang diinginkan untuk gripen dari awal adalah mampu lepas landas dari landasan pacu sepanjang 800 meter.Pada awal proyek ini, semua penerbangan yang dilakukan dari landasan Saab di Linköping menggunakan acuan sebuah "garis kotak" berukuran 9 × 800 m yang dicat dilandasan pacu. Jarak pengereman juga diperpendek dengan memperbesar rem udara (menggunakan kontrol permukaan untuk menekan pesawat kearah bawah, membuat rem lebih bertenaga menekan kebawah dan langkah berikutnya adalah memutar kanard ke arah depan, memngubah kanard menjadi rem udara yang besar, untuk menekan pesawat kebawah lebih hebat lagi.
Satu kemampuan menarik dari Gripen adalah kemampuannya untuk mendarat pada jalanan umum, yang merupakan salah satu strategi pertahanan Swedia. Begitu mendarat, pesawat ini bisa diisi bahan bakar dan dipersenjatai lagi dalam 10 menit oleh 5 orang kru darat yang beroperasi dari sebuah truk, kemudian Gripen terbang kembali untuk melaksanakan misinya.
Untuk jangka panjang Saab mempertimbangkan untuk menggunakan mesin yang lebih baru seperti General Electric F414 atau versi thrust-vectoring dari mesin EJ200 milik Eurofighter Typhoon dan tanki bahan bakar tambahan atau perpanjangan badan pesawat utnuk jarak tempuh yang lebih jauh.[11]
Semua avionik Gripen terintegrasi penuh menggunakan lima bus data digital MIL-STD-1553B.[12]Bahasa pemrograman Ada diadopsi untuk Gripen, dan digunakan untuk kontrol penerbangan utama pada prototipe akhir dari tahun 1996 dan seterusnya, dan semua pesawat produksi berikutnya.[13]
Gripen menggunakan radar PS-05/Apulse-doppler X band, buatan Ericsson dan GEC-Marconi, dan berdasar pada radar Blue Vixen milik Sea Harrier (yang juga mengilhami radar CAPTOR milik Eurofighter).[12][14] Radar ini mampu mendeteksi, melacak lokasi, mengidentifikasi dan secara otomatis menjejak multi target di atas maupun bawah pesawat, laut darat maupun udara, disemua kondisi cuaca sejauh 120 km.[15]
Gripen E/F di masa depan akan menggunakan radar AESA baru, Raven ES-05.[16] Selain itu, Gripen baru mengintegrasikan sensor pencarian dan pelacakan inframerah (IRST) Skyward-G yang mampu mendeteksi secara pasif emisi termal dari target udara dan darat di sekitar pesawat.[17] Sensor dari Gripen E diklaim mampu mendeteksi target dengan penampang radar (RCS) rendah di luar jangkauan visual. Target dilacak oleh sistem "sensor terbaik yang mendominasi", baik oleh sensor onboard atau melalui fungsi tautan data Unit Auxiliary Pemancar (TAU) dari radar.[18]
Kokpit
Kontrol penerbangan utama Gripen kompatibel dengan prinsip kontrol Hands On Throttle-And-Stick (HOTAS). Sebuah sistem tripleks, fly-by-wire digital digunakan pada kontrol penerbangan Gripen.[19] Data komunikasi, navigasi, dan pendukung keputusan dapat diakses melalui Panel Kontrol Depan Atas, langsung di atas tampilan kokpit pusat.[20] Gripen memiliki kemampuan fusi sensor, penggabungan informasi dari sensor onboard dan database, analisis secara otomatis, dan penyajian data yang berguna melalui tampilan head-up (HUD) dengan bidang pandang yang luas, tiga tampilan warna multi-fungsi yang besar, dan opsi Helmet Mounted Display System (HMDS).[21]
Dari tiga tampilan multi-fungsi (MFD), tampilan pusat untuk data navigasi dan misi, tampilan di sebelah kiri tengah menunjukkan status pesawat dan informasi peperangan elektronik, dan tampilan di sebelah kanan tengah memiliki informasi kontrol sensor dan penembakan.[18] Dalam varian dua kursi, tampilan kursi belakang dapat dioperasikan secara independen dari pengaturan tampilan sendiri dari pilot di kursi depan.[21]
Saab dan BAE mengembangkan HMDS Cobra untuk digunakan di Gripen, berdasarkan Striker HMDS yang digunakan pada Eurofighter. Cobra HMDS terintegrasi penuh pada pesawat operasional, dan tersedia sebagai opsi untuk pelanggan ekspor; itu telah dipasang ke Gripen Swedia dan Afrika Selatan yang lebih lama.[22] HMDS menyediakan kontrol dan informasi tentang isyarat target, data sensor, dan parameter penerbangan, dan secara opsional dilengkapi untuk operasi malam hari dan dengan filtrasi kimia/biologis.
Mesin
Semua Gripen dalam layanan ditenagai oleh mesin turbofanVolvo RM12 (sekarang GKN Aerospace Engine Systems), turunan dari General Electric F404 yang diproduksi dengan lisensi dengan pelat splitter; perubahan termasuk peningkatan kinerja dan peningkatan keandalan untuk memenuhi kriteria keselamatan penggunaan mesin tunggal, serta ketahanan yang lebih besar terhadap insiden serangan burung.[19]
Varian JAS 39E dan F yang sedang dikembangkan akan mengadopsi mesin F414G, varian dari General Electric F414. F414G dapat menghasilkan daya dorong 20% lebih besar daripada mesin RM12, memungkinkan Gripen dapat melakukan supercruise (terbang dengan kecepatan supersonik tanpa menggunakan afterburner) dengan kecepatan Mach 1,1 sambil membawa muatan pertempuran udara-ke-udara.[23]
Varian
JAS 39A (Gripen A): versi awal Gripen yang mulai berdinas pada tahun 1996.[24]
JAS 39B (Gripen B): versi dua kursi dari 39A untuk pelatihan, misi khusus, dan pelatihan.[25]
JAS 39C (Gripen C): versi kompatibel dengan standar NATO dengan kemampuan yang diperluas dalam hal persenjataan, elektronik, dll. Dapat mengisi bahan bakar di udara.[26]
Gripen NG: peningkatan dari JAS 39C/D termasuk mesin F414G yang lebih bertenaga, radar AESA Raven ES-05, peningkatan kapasitas bahan bakar, dua cantelan tambahan, dan peningkatan lainnya.[27]
JAS 39E (Gripen E): versi kursi tunggal yang dikembangkan dari program Gripen NG.[28]
Data dari Gripen International data,[35] Gripen to Brazil data,[36] Superfighters,[37] Czech Republic page,[38] Gripen weapons,[39] Great Book,[40] Fuel chart.[41]
^"Stark milstolpe av Gripenprojektet" [Strong milestone by the Gripen project]. My news desk (press release). 28 November 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 February 2014. Diakses tanggal 4 March 2019.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"The Gripen Solution - Other sensors". web.archive.org. 2013-12-19. Archived from the original on 2013-12-19. Diakses tanggal 2022-04-27.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^ ab"Wayback Machine"(PDF). web.archive.org. Archived from the original on 2014-03-18. Diakses tanggal 2022-04-27.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^"Wayback Machine". web.archive.org. 2013-10-30. Archived from the original on 2013-10-30. Diakses tanggal 2022-04-27.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^"Saab - Defence and Security". web.archive.org. 2014-02-23. Archived from the original on 2014-02-23. Diakses tanggal 2022-04-27.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
Acharya, Amitav (2009), Constructing a Security Community in Southeast Asia: ASEAN and the Problem of Regional Order, London: Taylor & Francis, ISBN0-415-41428-8.
Björeman, Carl (2009), År av uppgång, år av nedgång : försvarets ödesväg under beredskapsåren och det kalla kriget, Stockholm: Svenskt militärhistoriskt bibliotek, ISBN978-91-85789-58-0.
Frawley, Gerard (2002), The International Directory of Military Aircraft, 2002–2003, Fishwyck, ACT, AU: Aerospace, ISBN1-875671-55-2.
Frédriksen, John C (2001), International Warbirds: an Illustrated Guide to World Military Aircraft, 1914–2000, Santa Barbara, California: ABC-CLIO, ISBN1-57607-364-5.
Green, William; Swanborough, Gordon, "The Gripen... an ambitious 'Jack of all Trades'", Air International, Bromley, UK: Fine Scroll: 224–30, ISSN0306-5634.
Griffiths, Dave (2000), "AFM Evaluates the Gripen", Air Forces Monthly (144)Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan).
Henk, Dan (2006), South Africa's Armaments Industry: Continuity and Change After a Decade of Majority Rule, Lanham, Maryland: University Press of America, ISBN0-7618-3481-8.
Jenkins, Dennis R (2000), F/A-18 Hornet: A Navy Success Story, New York: McGraw-Hill, ISBN0-07-134696-1.
Lake, Jon (2008), "Gripen C/D", Air International (supplement), London: Key PublishingParameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan).
Lindqvist, Gunnar; Widfeldt, Bo (2003), Rikets flygplanköp — JAS 39 Gripen (dalam bahasa Swedish), Nässjö, SE: Air Historic Research, ISBN91-973892-5-0Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) .
Lorell, Mark A (2002), Going global? US Government Policy and the Defense Aerospace Industry (1537), Santa Monica, CA: Rand, ISBN0-8330-3193-7.
Matláry, Janne Håland; Ø̈sterud, Ø̈yvind (2007), Denationalisation of Defence: Convergence and Diversity, London: Ashgate, ISBN0-7546-7119-4.
Signal, 49, Armed Forces Communications and Electronics Association, 1994.
Spick, Mike (2000), "Saab JAS 39 Gripen", The Great Book of Modern Warplanes, St. Paul, MN: MBI, ISBN0-7603-0893-4.
Stohl, Rachel; Grillot, Suzette (2009), The International Arms Trade, Cambridge, UK: Polity, ISBN0-7456-4154-7.
Sweetman, Bill (1993), "Bargain fighter", Popular Science, 242 (3): 37Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan).
Williams, Mel, ed. (2003‐4‐17), Superfighters: The Next Generation of Combat Aircraft, London: AIRtime, ISBN1-880588-53-6Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
Winchester, Jim, ed. (2004), "Saab JAS 39 Gripen", Modern Military Aircraft, Aviation Factfile, Rochester, Kent, UK: Grange, ISBN1-84013-640-5.