Kerambit

Kerambit dan sarungnya

Kerambit adalah pisau genggam kecil berbentuk melengkung yang digunakan pendekar di Minangkabau Indonesia, Negara Barat menyebut pisau ini kerambit, sedangkan di Minangkabau disebut kurambik, karambik, kurambiak/karambiak.[1] Senjata ini termasuk senjata berbahaya karena dapat digunakan menyayat maupun merobek anggota tubuh lawan secara cepat dan tidak terdeteksi.[2]

Asal mula

Berdasarkan sejarah tertulis, kerambit berasal dari Minangkabau. Kemudian, benda ini dibawa oleh para perantau Minangkabau berabad yang lalu dan menyebar ke berbagai wilayah, seperti Jawa, Semenanjung Melayu, dan lain-lain. Menurut cerita rakyat, bentuk kerambit terinspirasi oleh cakar harimau yang memang banyak berkeliaran di hutan Sumatra pada masa itu.[3]

Senjata di sebagian besar kawasan Nusantara, pada awalnya merupakan alat pertanian yang dirancang untuk menyapu akar, mengumpulkan batang padi, dan alat pengirikan padi. Namun berbeda dengan kerambit, ia sengaja dirancang lebih melengkung seperti kuku harimau, setelah melihat harimau bertarung dengan menggunakan cakarnya, hal ini sejalan dengan falsafah Minangkabau yang berbunyi, Alam takambang jadi guru. Kerambit akhirnya tersebar melalui jaringan perdagangan Asia Tenggara hingga ke negara-negara, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, dan Thailand.

Buku sejarah di Eropa mengatakan bahwa tentara di Indonesia dipersenjatai dengan keris di pinggang dan tombak di tangan mereka, sedangkan kerambit itu digunakan sebagai upaya terakhir ketika senjata lain habis atau hilang dalam pertempuran. Kerambit terlihat sangat jantan, sebab ia dipakai dalam pertarungan jarak pendek yang lebih mengandalkan keberanian dan keahlian bela diri. Para pendekar silat Minang, terutama yang beraliran silat harimau sangat mahir menggunakan senjata ini. Para prajurit Bugis Sulawesi juga terkenal untuk keahlian mereka dalam memakai kerambit. Saat ini, kerambit adalah salah satu senjata utama silat dan umumnya digunakan dalam seni bela diri.

Keberadaan kerambit di dunia

Dengan makin populernya seni bela diri Pencak Silat, mulai tahun 1970-an, senjata ini pun makin populer walaupun berlangsung lambat. Puncaknya pada tahun 2005, beberapa perusahaan besar AS seperti Emerson Knives dan Strider Knives membuat pisau kerambit dalam jumlah banyak. Pelopor penggunaan kerambit adalah Steve Tarani yang mempunyai dasar kerambit dari Silat Cimande Sunda. Saat ini kerambit telah dikembangkan pihak Barat dengan banyak varian.

Di Indonesia sendiri kerambit dipakai oleh Silat Sumatra seperti Silat Harimau/Silek Harimau Minangkabau dengan sebutan kurambiak/karambiak. Untuk kerambit asal Sumatra, catatan tertua yang ditemukan adalah penggunaan kerambit yang ditulis pada Asian Journal British, July – Dec 1827.

Meskipun kerambit adalah senjata wajib personel US Marshal, tetapi di Indonesia sendiri kurang begitu populer. Hal ini disebabkan senjata ini bersifat senjata rahasia yang mematikan serta tidak ada upaya pemerintah maupun militer Indonesia dalam hal ini TNI untuk menggunakan ataupun melestarikannya.

Teknik penggunaan

Penggunaan kerambit

Senjata dipegang dengan memasukkan jari pertama atau telunjuk ke dalam lubang di bagian atas pegangan sehingga lengkungan pisau mengarah ke depan dari bagian bawah kepalan tangan. Hal ini terutama digunakan dalam pemotongan dengan cara memutar tangan ketika kerambit telah masuk atau mengenai sasaran sehingga bagian dalam dari sasaran, seperti urat, usus, dan lainnya menjadi putus. Luka akibat kerambit terlihat kecil dari luar, tetapi di dalamnya, urat atau usus telah putus. Dengan masuknya jari telunjuk ke dalam lubang gagang kerambit, membuat lawan sulit untuk melucuti senjata tersebut dan memungkinkan kerambit untuk bermanuver di jari-jari tanpa kehilangan pegangan.

Kelebihan kerambit

Penggunaan kerambit dengan cara yang berbeda

Kelebihan dari kerambit adalah sebagai berikut.

  • Bentuknya kecil dan mudah disembunyikan.
  • Sulit untuk dilucuti dalam pertarungan.
  • Jarak bisa berubah tanpa mengubah langkah.
  • Bisa untuk dua serangan dalam satu gerakan tangan.
  • Lebih membuat robekan besar untuk gerakan-gerakan tarikan yang mematikan.
  • Serangan dapat lebih cepat dengan pegangan standar secara pukulan jab.

Jenis kerambit

Meski secara umum bentuk kerambit adalah sama yaitu melengkung dan memiliki lubang di bagian pegangannya, tetapi dalam perkembangannya kerambit memiliki beberapa varian. Bilah tajamnya terbagi menjadi dua yaitu tajam tunggal dan tajam ganda (double edges). Sedangkan di Indonesia sendiri, kerambit ada dua yaitu kerambit Jawa Barat dan kurambiak/karambiak Minang. Kerambit Jawa Barat biasanya memiliki lengkungan yang membulat, sedangkan kerambit Minang memiliki lengkungan siku.

Beberapa jenis kerambit di Nusantara:

  • Kuku Alang (kuku elang), Lawi ayam: Cakar elang/ayam dari Sumatera Barat
  • Kuku Harimau: Sumatera Barat, Kuku Maung (Jawa Barat) dan Madura
  • Kuku Bima: Jawa Barat, Jawa Tengah
  • Kuku Hanoman: Jawa Barat
  • Kerambit Sumbawa: Pulau Sumba
  • Kerambit Lombok: Lombok
  • Kerambit Aceh, hal yang unik dari kerambit Aceh adalah bentuk gagang (handle) yang melengkung berkebalikan dengan lekukan kerambit pada umumnya. Bentuk bilah kerambit Aceh menyerupai bulan sabit.

Referensi

  1. ^ D.S, Farrer (2009). Shadows of the Prophet: Martial Arts and Sufi Mysticism. Springer Science & Business Media. hlm. 91. ISBN 978-1-4020-9356-2. 
  2. ^ "Kerambit, Senjata Tradisional Minangkabau yang Mendunia". covesia.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-15. Diakses tanggal 2021-02-25. 
  3. ^ Mulyana, Agus (2010). "KERAMBIT: Senjata Genggam Khas Minangkabau". Diakses tanggal 09-10-2014. 

Pranala luar

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41