|
Sejarah |
Indonesia
|
Nama |
Teluk Kendari |
Asal nama |
Teluk Kendari |
Dipesan |
2012 |
Pembangun |
PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero), Jakarta |
Nomor galangan |
AT-1 |
Pasang lunas |
31 Juli 2012 |
Diluncurkan |
26 September 2014 |
Mulai berlayar |
7 Desember 2020 |
Pelabuhan daftar |
Surabaya |
Identifikasi |
Nomor lambung: 518 |
Status |
Aktif |
Ciri-ciri umum
|
Kelas dan jenis |
Landing Ship Tank kelas Teluk Bintuni |
Berat benaman |
2,300 ton |
Panjang |
117 m (383 ft 10 in) |
Lebar |
164 m (538 ft 1 in) |
Tinggi |
78 m (255 ft 11 in) |
Pendorong |
- 2 x mesin utama 3.285 kW (4.405 hp)
|
Kecepatan |
16 knot (30 km/h; 18 mph) |
Kapal dan pesawat yang diangkut |
4 unit LCVP
1 unit perahu karet RIB 10 m
2 unit perahu karet RIB 7 m |
Kapasitas |
10 unit tank tempur utama Leopard 2A4 atau 10 unit kendaraan tempur infanteri BMP-3F dan 1 tank ringan PT-76 |
Tentara |
365 |
Awak kapal |
109 kru and 6 kru helikopter |
Senjata |
|
Pesawat yang diangkut |
1 x Helikopter Bell 412 |
KRI Teluk Kendari (518) adalah landing ship tank kelas Teluk Bintuni pertama milik TNI Angkatan Laut.
Karakteristik
Teluk Kendari memiliki panjang 117 meter (383 ft 10 in), lebar 164 meter (538 ft 1 in) dan tinggi 78 meter (255 ft 11 in) dengan kecepatan 16 knot (30 km/jam; 18 mph).[1][2] Kapal ini mempunyai kapasitas 478 penumpang, termasuk 109 awak dan 6 awak helikopter, ditambah sepuluh tank tempur utama Leopard atau sepuluh kendaraan tempur infanteri BMP-3F dan satu tank amfibi PT-76.[3][1] Teluk Kendari juga memiliki helipad dengan hanggar dan mampu membawa helikopter Bell 412.[1]
Sejarah layanan
KRI Teluk Kendari dibangun oleh perusahaan pembuat kapal milik negara Indonesia PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero), Jakarta. Kapal tersebut dipesan pada tahun 2012, berdasarkan desain AT-117M yang akan menjadi kapal kelas Teluk Bintuni.[4] Proses pembangunannya secara seremonial dimulai dengan pemotongan baja pertama pada tanggal 31 Juli 2012,[2] dan dia diberi nomor galangan AT-1.[5]
Dia diluncurkan dan diberi nama resmi pada 26 September 2014.[6][7] Dia direncanakan menjadi kapal pertama di kelasnya,[4] namun karena permasalahan internal yang dihadapi pihak pembuat kapal,[8] konstruksinya tertunda dan kapal ketiga dari kelas tersebut diselesaikan terlebih dahulu. Dia dipindahkan ke Angkatan Laut dan ditugaskan pada 7 Desember 2020, dengan Letnan Kolonel Laut Erpandrio Trio sebagai komandan pertamanya.[1][9] Dia ditugaskan di Komando Armada Timur yang berpangkalan di Surabaya[10]
Referensi