Heinrich VII (skt. 1275 – 24 Agustus 1313)[2] merupakan seorang Raja Jerman (atau Rex Romanorum) dari tahun 1308 dan Kaisar Romawi Suci dari tahun 1312. Ia merupakan kaisar pertama yang berasal dari Wangsa Luksemburg. Selama kariernya yang singkat ia membangkitkan istilah kekaisaran di Italia, yang didera oleh perjuangan partisan di antara faksi-faksi Guelf dan Ghibellin, dan menginspirasikan pujian-pujian Dino Compagni dan Dante Alighieri; Namun kematian dininya meruntuhkan seluruh pekerjaan di dalam hidupnya.
Kehidupan
Terpilih sebagai Raja Romawi
Heinrich dilahirkan pada sekitar tahun 1275 di Valenciennes, ayahandanya adalah Heinrich VI dari Luksemburg dan ibundanya adalah Béatrice dari Wangsa Avesnes.[3] Heinrich dibesarkan di istana Prancis, ia menjadi seorang tuan tanah properti-properti kecil di bagian wilayah Kekaisaran Romawi Suci berbahasa Prancis.[4] Hal ini merupakan gejala dari kelemahan kekaisaran selama pemerintahannya sebagai Comte Luksemburg, ia setuju untuk menjadi vasal Prancis, mencari perlindungan dari Philippe IV dari Prancis.[5] Selama pemerintahannya di Luksemburg, ia memerintah secara efektif terutama di dalam menjaga perdamaian di dalam beberapa perselisihan feodal lokal.[2]
Heinrich terjebak di dalam politik dalam negeri Kekaisaran Romawi Suci dengan pembunuhan Raja Albrecht I pada tanggal 1 Mei 1308.[2] Tak lama kemudian, Raja Philippe dari Prancis dengan agresif mulai mencari dukungan agar saudaranya, Charles dari Valois menjadi Raja Romawi berikutnya.[6] Philippe mengira ia punya dukungan dari Prancis, Paus Klemens V (yang didirikan di Avignon), dan bahwa prospeknya membawa kerajaan ke dalam orbit wangsa kerajaan Prancis yang baik. Ia memboroskan uang Prancis dengan harapan dapat menyuap para pemilih Jerman.[4] Meskipun Charles dari Valois memiliki dukungan Heinrich, Uskup Agung Köln, pendukung bangsa Prancis, banyak yang tidak suka menyaksikan perluasan kekuasaan Prancis, apalagi Klemens V.[4][7] Saingan utama Charles tampkanya adalah Rudolf I, Comte Palatinus.
Mengingat latar belakangnya, meskipun ia adalah vasal Philippe yang tampan,[4] Heinrich terkekang oleh beberapa ikatan nasional, aspek kesesuaian sebagai calon kompromi di antara pemilih,[8] para tokoh teritorial besar yang hidup tanpa seorang kaisar yang dimahkotai selama beberapa dekade, dan yang tidak senang dengan baik Charles dan Rudolf. saudara Heinrich dari Köln, Balduin, Uskup Agung Trier, memenangkan sejumlah pemilih, termasuk Heinrich, sebagai pertukaran atas beberapa konsesi besar.[4] Akibatnya, Heinrich dengan terampil menegosiasikan jalannya ke mahkota, ia terpilih dengan enam pemilih di Frankfurt am Main pada tanggal 27 November 1308.[4] Heinrich kemudian dimahkotai di Aachen pada tanggal 6 Januari 1309.
Pada bulan Juli 1309, Paus Klemens V menegaskan pemilu Heinrich.[9] Ia setuju untuk memahkotai Kaisar Heinrich di Candlemas pada tahun 1312 secara pribadi, gelar tersebut telah kosong setelah kematian Friedrich II.[10] Sebagai imblaannya, Heinrich bersumpah akan melindungi Paus,[10] dan setuju untuk membela hak-hak dan tidak menyerang hak istimewa kota-kota Negara Gereja, dan juga setuju untuk pergi Perang Salib setelah ia dinobatkan sebagai kaisar.[2] Namun raja yang baru dinobatkan memiliki masalah lokal yang harus ditangani sebelum ia dapat mencari mahkota kekaisaran. Heinrich didekati oleh sebagian bangsawan Bohemia dan beberapa rohaniwan yang berpengaruh, untuk campur tangan di Bohemia.[9] Tidak senang dengan pemerintahan Heinrich dari Kärnten, dan waspada terhadap tuntutan Wangsa Habsburg yang memiliki beberapa tuntutan yang sah atas mahkota,[11] mereka meyakinkan Heinrich untuk menikahkan putranya Jang dari Luksemburg dengan Eliška Přemyslovna, putri Vaclav II, Raja Bohemia, dan membangun tuntutan untuk mahkota Bohemia. Pada bulan Juli 1310 ia merekayasa pemecatan Heinrich dari Kärnten.[9] Pada tanggal 15 Agustus 1309, Heinrich VII mengumumkan niatnya untuk melakukan perjalanan ke Roma, setelah mengirim utusan ke Italia untuk mempersiapkan kedatangannya, dan mengharapkan pasukannya siap untuk bepergian dengannya pada tanggal 1 Oktober 1310. Sebelum meninggalkan Jerman, ia mencari kelancaran hubungan dengan Habsburg, yang dipaksa melawan kehendak mereka untuk menerima aksesi putra Heinrich di Bohemia, takut dengan ancaman yang membuat kadipaten Austria tergantung pada mahkota Bohemia.[11] Oleh karena itu ia menegaskan mereka di dalam vasal kekaisaran mereka pada bulan Oktober 1309; sebagai gantinya, Luitpold I setuju untuk menemani Heinrich di dalam ekspedisi Italianya, serta mendukungnya dengan pasukannya juga.[9]
Heinrich merasa ia harus mendapatkan penobatan kekaisaran kepausan, sebagian karena asal usul rendah marganya, dan sebagian lagi karena konsesi yang telah terpaksa dibuatnya untuk mendapatkan mahkota Jerman di tempat pertama.[2] Ia juga menyaksikan, bersama-sama dengan mahkota Italia dan Arles, sebagai keseimbangan yang diperlukan untuk ambisi-ambisi raja Prancis.[9] Untuk memastikan keberhasilan ekspedisi Italinya, Heinrich bernegosiasi dengan Roberto dari Napoli pada pertengahan tahun 1310, dengan tujuan menikahkan putrinya, Beatrix dengan putra Robert, Carlo dari Calabria.[10] Diharapkan bahwa ikatan ini dapat mengurangi ketegangan di Italia di antara anti-imperial Guelf, yang melihat Raja Napoli untuk kepemimpinan, dan pro-imperial Ghibellin.[10] Negosiasi-negosiasi itu gagal karena tuntutan moneter Robert yang berlebihan, serta melalui campur tangan Philippe yang tidak ingin aliansi itu berhasil.[10]
Penyiksaan dan pengeksekusian Kapten Teobaldo Brusati, Guelf pada pengepungan Brescia
Ketika negosiasi tersebut berlangsung, Heinrich mulai turun ke Italia utara pada bulan Oktober 1310, dengan putra sulungnya Jang dan menetap di Praha sebagai Imperial Vikaris.[10] Saat melintasi Alpen dan melakukan perjalanan ke dataran Lombardia, para bangsawan dan pejabat gereja dari baik faksi Guelf dan Ghibellin bergegas untuk menyambutnya, dan Dante mengedarkan sepucuk surat terbuka yang optimis yang ditujukan kepada para penguasa dan rakyat.[12] Sebagai seorang Kaisar, Heinrich merencanakan untuk mengembalikan kejayaan Kekaisaran Romawi Suci, tetapi ia tidak memperhitungkan keadaan pahit negara Italia yang sekarang.[2] Dekade perang dan perselisihan telah menyaksikan munculnya puluhan independen negara-negara kota, yang masing-masing menominalkan Guelf atau Ghibellin,[13] yang didukung oleh salah satu bangsawan perkotaan yang mendukung penguasa yang kuat (seperti Milan), atau kelas pedagang yang bukan bangsawan yang tertanam di negara-negara republik oligarki (seperti Firenze).[2] Setiap kontes ini menciptakan pecundang pahit, yang masing-masing mencari kaisar terpilih untuk ganti rugi. Heinrich menyatakan baik idealisme tingginya dan kurangnya kerajinan politik di dalam rencananya yang mewajibkan seluruh kota Lombardia untuk menyambut kembali eksil-eksil mereka, apapun jalur politik mereka. Ia menerima kedua belah pihak, Guelf atau Ghibellin dengan sopan; awalnya ia tidak menunjukkan rasa pilih kasih kepada salah satu pihak, dengan harapan kemurahan hatinya itu akan dibalas oleh kedua belah pihak.[14] Namun demikian, ia bersikeras bahwa para penguasa saat ini di seluruh negara-kota Italia telah merebut kekuasaan mereka. Ia bersikeras bahwa kota harus berada di bawah kendali langsung Kekaisaran, dan bahwa eksil-eksil mereka harus dipanggil kembali. Ia akhirnya mendesak kota untuk mematuhi tuntutannya, dan yang lalim harus menyerahkan kunci-kunci mereka. Meskipun Heinrich menghargai penyerahan mereka dengan berbagai gelar dan vasal, hal itu menyebabkan banyak kebencian yang tumbuh dari waktu ke waktu.[14] Ini adalah situasi yang dihadapi raja ketika ia tiba di Torino pada bulan November 1310, yang mengepalai 5,000 prajurit, termasuk 500 kavaleri.[2]
Setelah menetap sebentar di Asti dimana Heinrich campur tangan di dalam urusan-urusan politik kota, yang banyak menakutkan Guelf Italia,[15] Heinrich melanjutkan ke Milan, dimana ia dimahkotai sebagai Raja Italia dengan Mahkota besi Lombardia pada tanggal 6 Januari 1311.[12] Guelf Toskana menolak untuk menghadiri upacara, dan mulai mempersiapkan pertahanan terhadap impian kekaisaran Heinrich.[15] Sebagai bagian dari program rehabilitasi politik, ia memanggil kembali Visconti, mantan penguasa-penguasa Milan dari eksil. Guido della Torre, yang mengusir Visconti keluar dari Milan, keberatan dan mengorganisir pemberontakan melawan Heinrich yang dengan kejam berhasil diredakan, dan Visconti kembali berkuasa, dengan Heinrich melantik Matteo Visconti sebagai Vikarus Imperial di Milan.[16] Ia juga melantik saudara iparnya, Amedeo V dari Savoia, sebagai jenderal vikarus di Lombardia.[15] Langkah-langkah ini, ditambah pungutan besar yang dikenakan pada kota-kota Italia,[17] menyebabkan kota-kota Guelf berbalik melawan Heinrich, dan ia mengalami hambatan lebih lanjut ketika ia berusaha untuk menegakkan tuntutan kekaisaran di mana yang telah menjadi tanah-tanah komunal dan hak-hak, dan berupaya untuk menggantikan peraturan komunal dengan hukum kekaisaran.[15] Namun demikian, Heinrich berhasil mengembalikan beberapa kekuasaan kekaisaran yang serupa di abgian utara Italia. Kota-kota seperti Parma, Lodi, Verona dan Padua seluruhnya menerima pemerintahannya.[16]
Pada saat yang sama terjadi perlawanan dari utara Komune yang dengan kejam berhasil diredakan; namun, hukuman yang dikenakan pada kota-kota yang menyerah mengeraskan perlawanan dari yang lainnya. Cremona adalah korban pertama dari amukan Heinrich, setelah keluarga Torriani dan para pendukung mereka[18] melarikan diri dari Milan,[16] jatuh pada tanggal 26 April 1311, setelah itu ia menghancurkan tembok-tembok kota.[17] Heinrich kemudian kemudian mengadakan penundaan-penundaan, seperti pengepungan empat bulan di Brescia (dimana saudaranya Waleran jatuh) pada tahun 1311, ia menunda perjalanannya ke Roma. Pendapat umum mulai berbalik melawan Heinrich, dengan Firenze bersekutu dengan masyarakat Guelf dari Lucca, Siena dan Bologna, dan terlibat di dalam perang propaganda melawan raja.[16] Ini berhasil bahwa Paus Klemens V, di bawah tekanan besar dari Raja Philippe dari Prancis, mulai menjauhkan dirinya dari Heinrich dan mendukung Guelf Italia yang memohon dukungan kepada Paus.[16]
Meskipun terjadi wabah dan desersi, ia berhasil mengekstrak penyerahan Bresciapada bulan September 1311.[15] Heinrich kemudian melewati Paviasebelum tiba di Genova, dimana ia kembali mencoba untuk menengahi fraksi-fraksi yang bertikai di dalam kota.[16] Selama ia tinggal di kota itu, istrinya Marguerite dari Brabant meninggal.[19] Juga sementara di Genova ia memergoki bahwa Raja Roberto dari Napoli memutuskan untuk menentang penyebaran kekuasaan kekaisaran di semenanjung Italia, dan kembali ke posisi awalnya sebagai kepala dari fraksi Guelf,[20] karena Florence, Lucca, Sienna dan Perugia menyatakan dukungan mereka untuk Roberto.[19] Heinrich berusaha untuk mengintimidasi Roberto dengan memerintahkannya untuk menghadiri penobatan kekaisarannya, dan untuk bersumpah setia untuk vasal-vasal imperialnya di Piemonte dan Provence.[21] Dengan dorongan Firenze, banyak bangsa Lombardia yang terang-terangan memberontak melawan Heinrich, dengan pemberontakan-pemberontakan di seluruh bulan Desember 1311 dan Januari 1312,[21] sementara di Romagna, Raja Roberto memperkuat posisinya. Namun demikian, para pendukung Heinrich berhasil merebut Vicenza, dan ia menerima kedutaan dari Venesia, yang menawarkannya persahabatan dengan kota mereka.[19] Heinrich juga memulai proses hukum terhadap Firenze, menuntut Lèse-majesté melawan kota tersebut dan menempatkannya di dalam Pencekalan Kekaisaran pada bulan Desember 1311.[21]
Setelah menghabiskan waktu selama dua bulan di Genova, Heinrich melanjutkan ke Pisa dengan kapal laut, dimana ia dengan semangat diterima oleh penduduk, yang merupakan musuh bebuyutan Firenze dan Ghibellin.[21] Disana ia sekali lagi bernegosiasi dengan Roberto dari Napoli, sebelum memutuskan untuk bersekutu dengan Fidiricu III dari Sisilia, untuk menguatkan posisinya dan berharap dapat menekan Roberto dari Napoli.[19] Ia meninggalkan Pisa pada tahun 1312 untuk pergi ke Roma untuk dinobatkan sebagai kaisar, tetapi di dalam perjalanan ia menyadari bahwa Klemens V tidak akan memahkotainya di sana.[22]
Roma berada di dalam situasi gamang ketika Heinrich mendekati tembok kota. Wangsa Orsini mendukung Roberto dari Napoli, sedangkan Wangsa Colonna melempar beban mereka di belakang Heinrich.[19] Dengan partisan-partisan mereka berjuang di jalan-jalan, Heinrich juga dihadapkan dengan berita bahwa Kastil Sant'Angelo dan kuartal Vatikan aman di tangan Roberto, raja Napoli Angevin,[23] yang memutuskan dengan bantuan dari bangsa Firenze[22] bahwa urusan-urusan dinastiknya sendiri tidak mendukung kehadiran imperial baru di Italia.
Pada tanggal 7 Mei, pasukan Jerman Heinrich menyeberangi Ponte Milvio dan memasuki Roma, tetapi merasa sulit untuk mengusir pasukan Angevin dari sekitar Basilika Santo Petrus.[19] Karena keluarga Colonna memiliki kepemilikan di sekitar wilayah Basilika Agung Santo Yohanes Lateran, Basilika Santa Maria Maggiore dan Koloseum, Heinrich terpaksa melakukan penobatannya pada tanggal 29 Juni 1312 di Lateran.[13] Upacara ini dilaksanakan oleh tiga orang kardinal Ghibellin yang telah bergabung dengan Heinrich di dalam perjalanannya di sepanjang Italia.[16][24] Sementara itu, Roberto dari Napoli, menuntut lebih kepada Heinrich, termasuk membuat Heinrich melantik putra Roberto sebagai vikarus imperial Toskana, dan bahwa Heinrich harus pergi dari Roma dalam waktu empat hari setelah penobatannya.[21] Sebagai jawabannya, Heinrich menyatakan bahwa hak prerogatif kerajaan mengesampingkan wewenang kepausan, dan bahwa keseluruhan Italia adalah subyek kaisar.[21] Ia kemudian menolak untuk berkomitmen, karena Paus Klemens V telah meminta gencatan senjata dengan Roberto dari Napoli, dan ia tidak menutup kemungkinan menyerang kerajaan selatan.[21] Setelah Heinrich menyimpulkan perjanjian formal yang ditandatangani dengan saingan Roberto atas takhta Sisilia, Fidiricu III dari Aragon, kekacauan di kota Roma memaksa Heinrich untuk pergi dan mengikuti saran dari Ghibelline Toskana, ia pergi ke utara Arezzo.[24]
Di Arezzo, pada bulan September 1312, Heinrich melanjutkan untuk menjatuhkan hukuman terhadap Roberto dari Napoli,[25] sebagai seorang vasal pemberontak.[26] Sementara itu, di Carpentras di dekat Avignon, Klemens tidak ingin sepenuhnya mendukung Heinrich, karena Roberto dari garis kadet Prancis, yang mewakilkan kekuasaan Prancis di Italia, dan Klemens jauh dari independen kebijakan-kebijakan Prancis, serta pertimbangan tentang pengepungan oleh Heinrich jika ia berhasil mengalahkan Roberto.[25] Namun sebelum Heinrich dapat bergerak melawan Roberto, ia harus berurusan dengan bangsa Firenze,[25] yang mengirim uang ke kota-kota Lombardia yang menentang Heinrich, dan yang pernah memperkuat benteng-benteng kota untuk mengantisipasi pengepungan.[24]
Pada pertengahan September, Heinrich mendekati kota dan sangat cepat, dengan jelas milisi kota dan kavaleri Guelf tidak dapat mengimbangi kaisar di dalam perang terbuka melawan prajuritnya dari utara. Pasukan Firenz dikalahkan dan mereka mundur kembali ke Firenze pada malam hari. Siena, Bologna, Lucca, dan kota-kota kecil lainnya, mengirim orang-orang untuk membantu mepertahankan dinding-dinding.[27] Shingga pengepungan Firenze dimulai, Heinrich memiliki 15,000 infanteri dan 2,000 kavaleri, melawan kekuatan Firenze gabungan dari 64,000 orang.[15] Firenze mampu menjaga setiap pintu terbuka kecuali yang berhadapan dengan kaisar, dan kota tersebut menyimpan seluruh rute komersialnya terbuka.[27] Selama enam minggu Heinrich menggempur dinding Firenze, dan akhirnya terpaksa mengabaikan pengepungan itu. Namun demikian, pada akhir tahun 1312, ia menaklukkan bagian besar Toskana, dan memperlakukan musuh-musuhnya yang dikalahkan dengan kelonggaran yang besar.[25] Pada bulan Maret 1313, Heinrich kembali ke istananya di Pisa, dan dari sini ia resmi menuntut Roberto dari Napoli berkhianat [15] setelah Roberto akhirnya setuju untuk menerima jabatan sebagai kapten dari liga Guelf.[25] Sekarang kesabarannya sudah berakhir, dan ia memerintahkan bahwa seluruh Italia, seluruh penduduk di kota-kota yang memberontak harus ditangkap, ditelanjangi dan digantung karena pengkhianatan.[15] Sementara ia mondar mandir di Pisa, menunggu bala bantuan dari Jerman, ia menyerang Lucca, musuh bebuyutan Pisa.[18] Heinrich sekarang menyiapkan langkah selanjutnya; setelah mengambil banyak uang sebanyak yang ia dapat dari Pisa (Heinrich akhirnya menghabiskan Pisa sebesar 2 juta florin),[28] ia mulai berkampanye yang ditundanya setelah sekian lama melawan Roberto dari Napoli pada tanggal 8 Agustus 1313.[15] Sekutu-sekutu Italianya enggan untuk bergabung dengannya sehingga pasukannya hanya terdiri dari sekitar 4,000 orang ksatria, sementara armada disiapkan untuk menyerang langsung wilayah Roberto.[25]
Target pertamanya adalah kota Guelf Siena, yang mulai dikepungnya, tetapi dalam waktu seminggu, Heinrich terserang penyakit malaria, yang membuatnya sakit keras. Kesehatannya merosot dengan cepat, ia meninggalkan Siena pada tanggal 22 Agustus dan berlindung di kota kecil Buonconvento di dekat Siena dimana ia meninggal pada tanggal 24 Agustus 1313.[25] Jenazahnya dibawa ke Pisa. Heinrich bahkan belum mencapai usia 40 tahun ketika ia meninggal, dan harapan besar atas kekuatan imperial ikut mati bersamanya.[29]
Dante's alto Arrigo
Heinrich terkenal di dalam alto Arrigo, Paradiso Dante, dimana penyair menunjukkan kursi kehormatan yang menanti Heinrich di Surga. Heinrich di dalam Paradiso xxx.137f adalah "Ia yang datang untuk mereformasi Italia sebelum ia siap untuk itu". Dante juga menyinggungnya berulang-ulang di dalam "Purgatorio" sebagai seorang penyelamat, yang akan membawa kekuasaan kekaisaran kembali ke Italia, dan mengakhiri kendali temporal Gereja. Namun kesuksesan Heinrich VII di Italia tidak bertahan lama, dan setelah kematiannya pasukan anti-imperial kembali berkuasa.
Peninggalan
Pada kematian Heinrich, dan pada dekade-dekade berikutnya, tokoh pusat di dalam kebijakan Italia tetap adalah musuh bebuyutannya, Roberto dari Napoli.[30] Di dalam kerajaan, putranya, Jang dari Bohemia, terpilih sebagai Raja Bohemia pada tahun 1310. Setelah kematian Heinrich VII, dua saingan, Ludwig dari Bayern dari Wittelsbach dan Friedrich yang Tampan dari Wangsa Habsburg, menuntut mahkota. Perselisihan mereka memuncak di dalam Pertempuran Mühldorf pada tanggal 28 September 1322, yang dikalahkan oleh Friedrich. Ekspedisi Italia Ludwig (1327–29), yang dibuat dengan semangat untuk membenarkan perbuatan Heinrich yang salah juga gagal. Peninggalan Heinrich paling jelas di dalam karier yang sukses dari kedua penguasa lalim setempat yang dijadikannya Imperial Vikarus di kota-kota utara, Can Grande of Verona dan Matteo Visconti dari Milan[31]
Makam
Pisa adalah kota Ghibellin, yang berarti kota tersebut mendukung Kaisar Romawi Suci. Ketika Heinrich VII meninggal, rakyat Pisa membangun sebuah makam monumen di dalam katedral mereka. Makam tersebut berpusat di belakang Alat Tinggi di dalam apsis. Pemilihan tempat tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan pengabdian dari Pisa kepada Kaisar.
Makam tersebut dibangun pada tahun 1315 oleh Tino di Camaino dan dibangun di atas makam itu sendiri, patung Heinrich VII berbaring di atasnya dan banyak patung-patung lain dan malaikat-malaikat. Namun makam tersebut tidak berumur panjang: untuk alasan politik makam tersebut dibongkar dan bagian-bagiannya digunakan kembali di tempat-tempat lain di alun-alun. Pada tahun 1985, makam Kaisar telah bergeser ke transep kanan katedral, di dekat makam Santo Ranieri; sepasang patung diletakkan di atas façade dan sejumlah patung yang menggambarkan Heinrich VII sendiri dan penasihat-penasihatnya berada di dalam makam. Saat ini patung-patung tersebut ditempatkan di dalam Museo dell'Opera del Duomo di Pisa, dan makamnya tetap berada di dalam katedral.
Georgina R. Cole-Baker, The Date of the Emperor Henry VII's Birth.The English Historical Review, Vol. 35, No. 138 (Apr., 1920), pp. 224–231.
Michel Pauly (Ed.): Gouvernance européenne au bas moyen âge. Henri VII de Luxembourg et l’Europe des grandes dynasties. = Europäische Governance im Spätmittelalter Heinrich VII. von Luxemburg und die großen Dynastien Europas. Actes des 15es Journées Lotharingiennes, 14 – 17 octobre 2008, Université du Luxembourg. Linden, Luxemburg 2010, ISBN 978-2-919979-22-6
Jones, Michael, The New Cambridge Medieval History, Vol. VI: c. 1300-c. 1415, Cambridge University Press, 2000
Kleinhenz, Christopher, Medieval Italy: an encyclopedia, Volume 1, Routledge, 2004
Canduci, Alexander (2010), Triumph & Tragedy: The Rise and Fall of Rome's Immortal Emperors, Pier 9, ISBN978-1-74196-598-8
Bryce, James, The Holy Roman Empire, 1913
Sismondi, J. C. L., Boulting, William, History of the Italian Republics in the Middle Ages, 1906
Comyn, Robert. History of the Western Empire, from its Restoration by Charlemagne to the Accession of Charles V, Vol. I. 1851
Dunham, S. A., A History of the Germanic Empire, Vol. I, 1835
William M. Bowsky, Henry VII in Italy, Lincoln, 1960.
Maria Elisabeth Franke, Kaiser Heinrich VII. im Spiegel der Historiographie, Köln/Weimar/Wien, 1992.
John A. Gades, Luxemburg in the Middle Ages, Brill, 1951.
Referensi
^Although Frederick II was crowned King of the Romans, King of Sicily, King of Jerusalem and Holy Roman Emperor, he was never crowned King of Italy at Pavia, Monza or Milan - see Sismondi's History of the Italian Republics in the Middle Ages, (1906), pg. 143; 147 and Kington-Oliphant's, History of Frederick the Second, Emperor of the Romans, Vol I, (1862), pg. 195 which specifically state that the Milanese refused to crown Frederick with the Iron Crown of Lombardy. Neither is his coronation as King of Italy mentioned in any modern source, such as Abulafia's, The New Cambridge Medieval History, Vol. V: c. 1198-c. 1300, (1999)